{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 34.
وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا ﴿٣٤﴾
wa kāna lahụ ṡamar, fa qāla liṣāḥibihī wa huwa yuḥāwiruhū ana akṡaru mingka mālaw wa a’azzu nafarā
QS. Al-Kahfi [18] : 34
dan dia memiliki kekayaan besar, maka dia berkata kepada kawannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap dengan dia, “Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat.”
Pemilik kedua kebun itu memiliki buah dan harta lainnya, maka ia berkata kepada kawannya yang Mukmin, saat bercakap-cakap dengannya (dan keterperdayaan memenuhi dirinya): Aku lebih banyak harta daripada kamu, dan pengikut-pengikutku lebih kuat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan dia mempunyai kekayaan besar.
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan samar yang makna asalnya adalah buah-buahan adalah harta benda.
Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah.
Menurut pendapat yang lainnya, makna yang dimaksud ialah buah-buahan. Makna inilah yang lebih sesuai dengan pengertian lahiriah lafaznya, dan diperkuat oleh qiraat lainnya yang membacanya sumrun, bentuk jamaknya dari samratun, seperti halnya lafaz khasyabatun (kayu) yang bentuk jamaknya adalah khasybun. Qiraat lainnya membacanya samarun.
…maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakap dengan dia.
Salah seorang dari pemilik kedua kebun itu berkata kepada temannya dengan nada sombong dan membanggakan dirinya.
Hartaku lebih banyak daripada hartamu, dan pengikut-pengikutku lebih kuat.
Yakni pembantu, pelayan dan anakku lebih banyak daripadamu.
Qatadah mengatakan, “Demi Allah, hal seperti itulah yang dicita-citakan oleh orang yang durhaka, yaitu memiliki harta yang banyak dan pengikut-pengikut yang kuat.”
(34) وَّكَانَ لَه “Dan dia mempunyai,” laki-laki itu mempunyai ثَمَرٌۚ “kekayaan besar,” (kekayaan) yang sangat besar, sebagaimana makna yang dikandung oleh bentuk nakirah (indefinite noun). Mak-sudnya: Kedua kebun tersebut benar-benar sempurna buahnya, sangat kuat pohon-pohonnya dan belum pernah terserang penyakit atau hal yang mencacatinya. Ini merupakan titik klimaks perhias-an dunia dalam masalah tanaman. Oleh karena itu, laki-laki ini tertipu, berbangga diri dan bermegah-megah, tapi melupakan akhi-ratnya.
Maka berkatalah pemilik kedua kebun itu kepada temannya yang Mukmin saat mereka berdua berbincang-bincang. Yakni, se-dang berdiskusi tentang sebagian kejadian hidup yang biasa ber-laku dengan nada membanggakan diri di hadapan temannya (yang beriman), اَنَا۠ اَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَّاَعَزُّ نَفَرًا “Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat.” Dia bangga karena harta-nya banyak dan penolong-penolongnya yang kuat dari kalangan budak, pembantu, dan kerabat-kerabatnya.
Ini merupakan sudut kejahilan darinya. Kalau bukan demikian, kebanggaan apa pun dengan hal-hal yang berada di luar fisiknya, yang tidak memiliki keutamaan psikologis dan sifat maknawi, maka kebanggaannya itu ibarat kebanggaan seorang anak dengan angan-angan (kosong) yang tidak ada kepastian hakikatnya!
Dan selain kebun-kebun itu yang dimilikinya, dia juga memiliki kekayaan besar, seperti emas, perak dan kekayaan lainnya yang berlimpahlimpah sehingga membuat dirinya angkuh, maka dia berkata kepada temannya yang beriman ketika bercakap-cakap dengan dia, hartaku lebih banyak daripada hartamu yang terdiri dari kebun-kebun dan kekayaan lainnya sebagaimana engkau lihat, dan pengikutku, yakni anak-anakku, keluargaku dan pembantuku lebih kuat daripada pengikutmu, mereka pasti akan membantu dan menolongku kapan saja. Dan dia memasuki salah satu dari dua kebunnya mengajak temannya yang mukmin untuk melihat sambil membanggakan kekayaannya sedang ia zalim terhadap dirinya sendiri karena keangkuhan dan kekufurannya atas nikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya; ia berkata kepada temannya dengan penuh keangkuhan, aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, ia terus membuahkan hasilnya sepanjang masa tidak putus-putusnya, .
Al-Kahfi Ayat 34 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 34, Makna Al-Kahfi Ayat 34, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 34, Al-Kahfi Ayat 34 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 34
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)