{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 37.
قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا ﴿٣٧﴾
qāla lahụ ṣāḥibuhụ wa huwa yuḥāwiruhū a kafarta billażī khalaqaka min turābin ṡumma min nuṭfatin ṡumma sawwāka rajulā
QS. Al-Kahfi [18] : 37
Kawannya (yang beriman) berkata kepadanya sambil bercakap-cakap dengannya, “Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna?
Kawannya yang Mukmin itu berkata kepadanya, saat ia bercakap-cakap dengannya untuk menasihatinya: Bagaimana mungkin kamu kafir kepada Allah yang telah menciptakanmu dari tanah, kemudian dari sperma ayah ibu, kemudian Dia menjadikanmu sebagai maunusia sempurna, seimbang postur dan tubuhnya? Dalam perbincangan ini terdapat dalil bahwa Dzat yang kuasa menciptakan makhluk pada permulaannya, kuasa pula untuk mengembalikan mereka.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى rnenceritakan tentang jawaban teman orang kafir yang mukmin itu seraya menasihati dan memperingatkannya agar janganlah ia bersikap kafir kepada Allah dan teperdaya oleh kegemerlapannya duniawi. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah., hingga akhir ayat.
Ungkapan ini mengandung protes keras terhadap dosa besar yang dilakukan oleh temannya karena kafir kepada Tuhannya, padahal Dia-lah yang menciptakannya. Allah memulai penciptaan manusia dari tanah, yaitu Adam, kemudian menjadikan keturunannya dari air mani yang lemah. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Mengapa kalian kafir kepada Allah, padahal kalian tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kalian. (Al Baqarah:28), hingga akhir ayat.
Yakni mengapa kalian ingkar terhadap Tuhan kalian, padahal dalil-dalil yang menunjukkan keberadaan-Nya pada kalian jelas dan gamblang, setiap orang mengetahuinya dalam dirinya. Karena sesungguhnya tiada seorang manusia pun melainkan mengetahui bahwa dirinya pada asal mulanya tidak ada, kemudian ada, dan keberadaannya itu bukanlah ada dengan sendirinya. Dan keberadaannya itu tidaklah bersandar kepada suatu makhluk pun, karena mereka sama kedudukannya dengan dia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keberadaannya itu karena diciptakan oleh Penciptanya, yaitu Dia-lah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu. Karena itulah temannya yang mukmin itu berkata:
Tetapi aku (percaya bahwa), Dia-lah Allah, Tuhanku.
Yakni tetapi aku tidak sependapat denganmu, bahkan aku mengakui Allah sebagai Tuhanku Yang Maha Esa.
…dan aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku.
Artinya, tetapi aku percaya bahwa Dialah Allah yang wajib disembah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Selanjutnya temannya yang mukmin itu berkata, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu ‘Masya Allah”, tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah? Jika kamu anggap aku lebih kurang daripada kamu dalam hal harta dan anak.
Kalimat ini mengandung makna anjuran dan perintah, bahwa mengapa saat kamu memasuki kebunmu dan kamu merasa takjub dengannya ketika melihatnya kamu tidak memuji kepada Allah atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepadamu dan harta serta anak yang dikaruniakan-Nya kepadamu dalam jumlah yang belum pernah diberikan kepada orang lain. Lalu tidak kamu ucapkan bahwa semua ini atas kehendak Allah, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Karena itulah sebagian ulama Salaf (terdahulu) ada yang mengatakan bahwa barang siapa yang merasa kagum terhadap sesuatu dari keadaannya atau hartanya atau anaknya, hendaklah ia mengucapkan, “Ini adalah apa yang dikehendaki oleh Allah, tiada kekuatan bagiku untuk melakukannya kecuali dengan pertolongan Allah.” Hal ini tersimpulkan dari makna yang terkandung di dalam ayat ini.
Sehubungan dengan hal ini ada sebuah hadis marfu’ yang diketengahkan oleh Abu Ya’la Al-Mausuli di dalam kitab Musnad-nya, disebutkan bahwa:
telah menceritakan kepada kami Jarrah ibnu Mukhallad, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Zurarah, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Tiada suatu nikmat pun yang diberikan oleh Allah kepada seseorang hamba dalam harta atau anaknya, lalu si hamba mengucapkan, “Ini adalah apa yang dikehendaki Allah, tiada kekuatan (bagiku untuk mengadakannya) melainkan dengan pertolongan Allah, ” maka tiada suatu malapetaka pun yang akan menimpanya selain dari kematian. Sahabat Anas r.a. mengatakan bahwa yang dimaksud oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah kesimpulan dari makna ayat ini, yaitu firman-Nya:
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu ‘Masya Allah’ tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah?
Al-Hafiz Abul Fat-h Al-Azdi mengatakan bahwa Isa ibnu Aun dari Abdul Malik ibnu Zurarah, dari Anas, sanad ini hadisnya tidak sahih.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dan Hajjaj, telah menceritakan kepadaku Syu’bah, dari Asim ibnu Ubaidillah, dari Ubaid maula Abu Rahm, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu perbendaharaan dari surga? Yaitu bacaan ‘La Quwwata lila Billah’ (Tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.
Di dalam kitab Sahih telah disebutkan dari Abu Musa, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda kepadanya:
Maukah aku tunjukkan kamu kepada sesuatu dari perbendaharaan surga? Yaitu ‘La Haula Wala Quwwata lila Billah’ (Tidak ada upaya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bukair ibnu Isa, telah menceritakan kepada kami Abu Uwwanah, dari Abu Balkh, dari Amr ibnu Maimun yang mengatakan, “Abu Hurairah pernah mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda kepadanya, ‘Hai Abu Hurairah, maukah aku tunjukkan kamu kepada sesuatu dari perbendaharaan surga di bawah ‘Arasy?’.” Abu Hurairah mengatakan bahwa ia menjawab, “Semoga ayah dan ibuku menjadi tebusanmu.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Hendaklah kamu ucapkan, “Tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” Abu Balkh mengatakan, ia menduga bahwa Amr ibnu Maimun mengatakan, “Maka sesungguhnya Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah Islam dan berserah diri’.” Abu Balkh menceritakan apa yang dikatakan oleh Amr kepada Abu Hurairah seraya bertanya kepadanya, bahwa apakah ucapan yang dimaksud adalah kalimah ‘La Haula Wala Quwwata lila Billah’ (Tidak ada upaya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)? Abu Hurairah menjawab bahwa bukan itu kalimat yang dimaksud, melainkan yang terdapat di dalam surat Al-Kahfi, yaitu firman-Nya:
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu ‘Masya Allah’ tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah?
(37) Temannya yang Mukmin berkata untuk menasihati dan mengingatkan keadaan pertamanya ketika Allah menjadikan diri-nya di dunia dalam bentuk tersebut yaitu, مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ سَوّٰىكَ رَجُلًاۗ “dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna,” Dia-lah Allah yang mengarunia-kan kepadamu nikmat penciptaan dan bantuan, dan senantiasa mencurahkan kenikmatan kepadamu secara silih-berganti serta mengalihkanmu dari satu fase ke fase berikutnya sampai Allah menjadikanmu sebagai seorang laki-laki dengan anggota fisik yang sempurna, anggota tubuh yang teraba maupun yang abstrak.
Dengan itu, Allah memudahkan bagimu segala sebab-sebab kemudahan, menyiapkan untukmu kenikmatan-kenikmatan dunia. Engkau tidak mendapatkan dunia dengan upaya dan kekuatanmu sendiri. Tetapi, karena karunia Allah kepadamu. Maka, apakah patut engkau mengingkari Allah yang telah menciptakanmu dari tanah kemudian dari setetes air mani, lalu menjadikanmu sebagai seorang laki-laki yang sempurna, sementara engkau tidak peduli dengan nikmatNya dan menyangka bahwa Dia tidak akan mampu membangkitkanmu, (dan menyangka) kalau Dia membangkitkan-mu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu karunia yang lebih baik dari kebunmu?! Ini merupakan hal yang tidak pantas dan tidak layak.
Temannya yang beriman berkata kepadanya sambil bercakap-cakap dengannya untuk menanggapi perkataanya yang sombong dan tidak percaya kepada tuhan, ia berkata, apakah engkau kafir kepada tuhan yang menciptakan engkau dari tanah, yakni engkau berasal dari adam yang diciptakan dari tanah, kemudian dari setetes air mani, yakni engkau sendiri sebagaimana keturunan adam berasal dari setetes air mani yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan dan makanan yang tumbuh di tanah, lalu dia menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna’ adalah aneh jika engkau tetap ingkar kepada tuhan dan hari kebangkitan, serta tidak mensyukuri nikmat yang dianugerahkan tuhanmu. Tetapi akuberbeda dengan engkau, aku percaya kepada tuhan, dialah Allah, tuhanku, yang menciptakan, memelihara dan menganugerahkan kepadaku berbagai macam kebaikan. Hanya dia yang aku sembah, dan aku tidak mempersekutukan tuhanku dengan sesuatu pun.
Al-Kahfi Ayat 37 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 37, Makna Al-Kahfi Ayat 37, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 37, Al-Kahfi Ayat 37 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 37
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)