{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 44.
هُنَالِكَ الْوَلَايَةُ لِلَّهِ الْحَقِّ ۚ هُوَ خَيْرٌ ثَوَابًا وَخَيْرٌ عُقْبًا ﴿٤٤﴾
hunālikal-walāyatu lillāhil-ḥaqq, huwa khairun ṡawābaw wa khairun ‘uqbā
QS. Al-Kahfi [18] : 44
Di sana, pertolongan itu hanya dari Allah Yang Mahabenar. Dialah (pemberi) pahala terbaik dan (pemberi) balasan terbaik.
Dalam kesusahan seperti ini, pertolongan itu hanya dari Allah yang Mahabenar. Dia-lah sebaik-baik pemberi balasan, dan sebaik-baik akibat adalah bagi orang-orang yang dikasihi-Nya di antara hamba-hamba-Nya yang beriman.
Kemudian ayat selanjutnya dimulai dengan firman-Nya:
Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak
Kemudian mereka berselisih pendapat tentang bacaan lafaz al-walayah, di antara mereka ada yang mem-fat-hah-kan wawu-nya sehingga menjadi al-walayah. Maknanya ialah bahwa dalam keadaan demikian setiap orang —baik yang beriman maupun yang kafir— akan kembali kepada Allah dan mengakui-Nya serta tunduk kepada-Nya, yaitu bila azab diturunkan. Pengertiannya sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, “Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami mempersekutukan(nya) dengan Allah.” (Al-Mu’min: 84)
Juga seperti yang disebutkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya menceritakan tentang Fir’aun saat menjelang ajalnya:
hingga bila Fir’aun itu hampir tenggelam, berkatalah dia, “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus:90-91)
Di antara mereka ada yang meng-kasrah-kan huruf waw-nya hingga menjadi al-wilayah, yakni di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Kemudian ada yang me-rafa ‘-kan lafaz al-haq menjadi al-haqqu, karena dianggap sebagai na’at (sifat) dari al-walayah. Perihalnya sama dengan apa yang terdapat di dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu) satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir. (Al Furqaan:26)
Ada pula yang men-jar-kan qaf-nya sehingga menjadi al-haqqi, karena dianggap sebagai na’at dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. (Al An’am:62), hingga akhir ayat.
Karena itulah dalam surat ini disebutkan dalam firman selanjutnya:
Dia adalah sebaik-baik pemberi pahala dan sebaik-baik pemberi balasan.
Dengan kata lain, segala amal perbuatan yang ikhlas karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pahalanya lebih baik, dan akibatnya amat terpuj lagi sangat sesuai, semuanya baik belaka.
(44) هُنَالِكَ الْوَلَايَةُ لِلّٰهِ الْحَقِّۗ هُوَ خَيْرٌ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ عُقْبًا “Di sana pertolongan itu hanya dari Allah yang Haq. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.” Maksudnya, di dalam kondisi itu, yang Allah menjatuhkan hukuman pada orang yang melampaui batas dan lebih mendahulukan kehidupan dunia (sedangkan suasana kemuliaan adalah bagi orang yang beriman dan beramal shalih, mensyukuri Allah dan mengajak orang lain untuk melakukannya), (di saat itulah) menjadi jelas dan terang bahwa kepemimpinan yang haq (hanya) milik Allah semata. Barangsiapa yang beriman dan bertakwa kepada Allah, maka Allah menjadi walinya, lalu memulia-kannya dengan pelbagai macam kemuliaan, dan menjauhkan dari-nya seluruh keburukan dan siksa. Dan barangsiapa yang tidak ber-iman kepada Rabbnya dan tidak mengangkatNya sebagai walinya, niscaya dia merugi terhadap agama dan dunianya. Pahala Allah di dunia dan akhirat adalah sebaik-baik pahala yang diharapkan dan dinantikan.
Dalam kisah ini termuat (petikan) pelajaran dari kondisi orang-orang yang telah Allah beri kenikmatan duniawi yang berlimpah, hingga membuatnya melalaikan kehidupan akhiratnya dan berbuat melampaui batas, melakukan maksiat kepada Allah dengannya (beranggapan), bahwasanya kesudahan nikmat-nikmat itu adalah putus dan pudar, dan bahwa meskipun ia dapat menikmatinya sejenak, namun sikapnya itu akan menghalangi (datangnya) kenik-matan-kenikmatan dalam kurun waktu yang panjang (di akhirat), dan bahwa seorang hamba sepatutnya bila terkagum-kagum dengan sesuatu (yang dia miliki) dari harta dan anaknya, maka hendaknya dia menisbatkannya kepada Dzat yang memberikan dan mencurah-kan kenikmatan sambil mengatakan, “Sungguh atas kehendak Allah. Tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah,” supaya ia menjadi hamba yang bersyukur [kepada Allah] dan menempuh cara agar kenikmatannya lestari pada dirinya, berdasarkan Firman Allah,
وَلَوْلَآ اِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۙ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ ۚ
“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada ke-kuatan, kecuali dengan (pertolongan) Allah’.” (Al-Kahfi: 39).
– Dalam kisah ini pula terdapat petunjuk untuk menghibur diri dari (hilangnya) kenikmatan-kenikmatan dunia dan kesenangan-kesenangannya dengan (mengingat-ingat) kebaikan-kebaikan yang berada di sisi Allah, berdasarkan Firman Allah,
اِنْ تَرَنِ اَنَا۠ اَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَّوَلَدًاۚ* فَعَسٰى رَبِّيْٓ اَنْ يُّؤْتِيَنِ خَيْرًا مِّنْ جَنَّتِكَ
“Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan, maka mudah-mudahan Rabbku akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik daripada kebunmu.” (Al-Kahfi: 39-40).
– Bahwasanya harta dan anak tidak bermanfaat bila tidak membantu dalam ketaatan kepada Allah. Sebagaimana Firman Allah,
وَمَآ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ بِالَّتِيْ تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفٰىٓ اِلَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًاۙ
“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anakmu yang mendekatkanmu kepada Kami sedikit pun, tetapi orang-orang yang ber-iman dan mengerjakan amal-amal shalih.” (Saba`: 37).
– Kisah ini juga mengandung doa kehancuran harta orang-orang yang kekayaannya menjadi sebab sifat melampaui batas, kekufuran,yang mendekatkan dan kerugiannya. Apalagi bila dia mengunggulkan diri-nya di atas kaum Mukminin dan berbangga hati di hadapan mereka.
Di dalamnya mengandung (faidah) bahwa wujud wilayah perlindungan Allah (pada seseorang) atau ketiadaannya menjadi jelas dampaknya, ketika debu-debu (tabir penutup) sudah tersisih-kan dan pembalasan sudah pasti datang, dan ketika para pelaku perbuatan sudah mendapatkan balasannya, maka هُنَالِكَ الْوَلَايَةُ لِلّٰهِ الْحَقِّۗ “di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Haq. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan,” paling baik akibat dan kesudahannya.
Di sana, ia menyadari bahwa pertolongan itu hanya dari Allah yang mahabenar. Dialah sebaik-baik pemberi pahala, dan sebaik-baik pemberi balasan kepada siapa yang berbuat kebajikan. Dan berilah perumpamaan kepada mereka, semua manusia, bahwa kehidupan dunia adalah seperti air hujan yang kami turunkan dari langit, lalu menyirami tumbuh-tumbuhan maka bercampurlah dengannya tumbuhtumbuhan di muka bumi, dengan siraman air, tumbuh-tumbuhan itu menjadi subur, kemudian tidak lama sesudah itu tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah mahakuasa atas segala sesuatu. Dia mahakuasa menyuburkan tumbuh-tumbuhan dan mahakuasa pula menjadikannya layu dan kering kerontang. Demikianlah perumpamaan kehidupan dunia. Kesenangan dan kebahagiaan tidak kekal di dalamnya dan tidak berlangsung selama-lamanya.
Al-Kahfi Ayat 44 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 44, Makna Al-Kahfi Ayat 44, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 44, Al-Kahfi Ayat 44 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 44
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)