{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 49.
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَـٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا ﴿٤٩﴾
wa wuḍi’al kitābu fa taral-mujrimīna musyfiqīna mimmā fīhi wa yaqụlụna yā wailatanā māli hāżal-kitābi lā yugādiru ṣagīrataw wa lā kabīratan illā aḥṣāhā, wa wajadụ mā ‘amilụ ḥāḍirā, wa lā yaẓlimu rabbuka aḥadā
QS. Al-Kahfi [18] : 49
Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.
Buku catatan amal masing-masing orang diberikan pada tangan kanannya atau tangan kirinya, lalu kamu melihat orang-orang yang bermaksiat dalam keadaan ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, disebabkan dosa-dosa yang mereka lakukan, dan mereka berkata ketika mereka melihatnya: Duhai celaka kami! Mengapa buku catatan ini tidak membiarkan yang kecil dan yang besar dari perbuatan kami, melainkan mencatat semuanya?! Mereka mendapati semua yang telah mereka kerjakan semasa di dunia ada dan tertulis. Dan Rabb-mu tidak menzalimi seorang pun walau seberat zarrah. Dia tidak mengurangi pahala orang yang taat, dan tidak menambah siksa orang yang bermaksiat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan diletakkanlah kitab.
Maksudnya, buku catatan amal perbuatan yang di dalamnya tercatat semua amal baik yang besar maupun yang kecil, tiada amal sekecil apa pun yang terlewatkan, terlebih lagi amal yang besar.
…lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya.
Yakni takut terhadap amal-amal perbuatan mereka yang buruk lagi jahat yang tertulis di dalamnya.
…dan mereka berkata, “Aduhai celaka kami.”
Artinya, betapa kecewa dan celakanya kami atas apa yang kami sia-siakan dalam usia kami (di dunia).
…kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.
Yaitu tiada suatu dosa kecil maupun dosa besar yang tertinggal, dan tiada suatu amal perbuatan sekecil apa pun yang tidak tercatat.
…melainkan ia mencatat semuanya.
Yakni menulisnya dengan cermat dan memeliharanya.
Imam Tabrani telah meriwayatkan dengan sanad seperti yang telah disebutkan di atas sehubungan dengan ayat ini melalui Sa’d ibnu Junadah yang menceritakan:
“Setelah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ selesai dari Perang Hunain, kami turun istirahat di sebuah tempat yang kosong, tiada sesuatu pun yang berarti padanya. Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, ‘Kumpulkanlah oleh kalian, barang siapa yang menjumpai batang kayu, hendaklah ia mengumpulkannya di tempat ini, dan barang siapa yang menjumpai kayu bakar, hendaklah ia mengumpulkannya di tempat ini, atau (bila menemukan) sesuatu lainnya, hendaklah ia mendatangkannya ke tempat ini.’ Tidak lama kemudian dan dalam waktu yang singkat semua kayu itu telah terkumpulkan menjadi setumpuk kayu yang cukup banyak. Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Tidakkah kalian lihat tumpukan kayu ini? Demikian pula dosa-dosa terkumpulkan dalam diri seseorang di antara kalian, sebagaimana kalian mengumpulkan kayu-kayuan ini. Karena itu, hendaklah seseorang bertakwa kepada Allah, janganlah ia membuat suatu dosa, yang kecil maupun yang besar, karena sesungguhnya dosa-dosa itu dikumpulkan dalam catatan amalnya ‘.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis).
Yaitu baik berupa kebaikan maupun keburukan.
Sama halnya dengan yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebaikan yang dilakukannya) dihadapkan (kehadapannya). (Ali Imran:30), hingga akhir ayat.
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakan dan apa yang dilalaikannya. (Al Qiyaamah:13)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Pada hari ditampakkan segala rahasia. (Ath-Thariq: 9)
Yakni ditampakkan semua yang tersembunyi di dalam damir (hati).
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Sabit, dari Anas, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Setiap orang yang berkhianat mempunyai panjinya tersendiri di hari kiamat kelak, yang dengan panjinya itu ia dikenal.
Hadis ini diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab Sahihain.
Menurut lafaz yang lain disebutkan seperti berikut:
Dipancangkan sebuah panji bagi setiap orang yang berkhianat pada hari kiamat di pantatnya, sesuai dengan jenis pengkhianatannya, maka disebutkan bahwa ini adalah panji pengkhianatan si Fulan bin Anu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun.
Artinya, Dia kelak akan memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Nya terhadap semua amal perbuatan mereka. Dia tidak akan menganiaya seorang pun dari makhluk-Nya, bahkan Dia pemaaf, mengampuni, dan merahmatinya. Dia hanya mengazab orang yang dikehendaki-Nya dengan kekuasaan-Nya, kebijaksanaan, dan keadilan-Nya. Dan Dia memenuhi neraka dengan orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka. Kemudian orang-orang yang durhaka diselamatkan sesudah itu, tetapi orang-orang kafir kekal di dalam neraka. Dia adalah Hakim yang tidak kelewat batas, tidak pula berbuat aniaya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman dalam ayat lainnya:
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya. (An Nisaa:40), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kami akan memasang neraca yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. (Al Anbiyaa:47)
Sampai dengan firman-Nya:
Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (Al Anbiyaa:47)
Masih banyak lagi ayat-ayat yang semakna.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Hamman ibnu Yahya, dari Al-Qasim ibnu Abdul Wahid Al-Makki, dari Abdullah ibnu Muhammad ibnu Uqail, ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan, “Telah sampai sebuah hadis kepada saya dari seorang lelaki yang mendengarnya langsung dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka saya membeli seekor unta kendaraan, dan saya mempersiapkannya dengan memberinya pelana, lalu berangkat dengan mengendarinya selama satu bulan menuju ke tempat lelaki tersebut. Ketika sampai padanya di negeri Syam, ternyata dia adalah Abdullah ibnu Unais. Maka saya berkata kepada penjaga pintu, ‘Beri tahukanlah kepadanya bahwa ada Jabir di pintu.’ Abdullah ibnu Unais bertanya, ‘Engkau putra Abdullah?’ Saya menjawab, ‘Ya.’ Maka Ibnu Unais keluar seraya menginjak kainnya (saking gembira dan terburu-burunya), lalu ia memeluk saya dan saya pun memeluknya. Saya berkata, ‘Ada sebuah hadis yang saya dengar bahwa eng-kau mendengar langsung dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sehubungan dengan masalah qisas, maka saya khawatir bila engkau meninggal dunia atau saya meninggal dunia sebelum saya mendengar hadis tersebut darimu.’ Ibnu Unais berkata, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menggiring manusia —atau hamba-hamba-Nya— kelak di hari kiamat (sedangkan mereka dalam keadaan) telanjang lagi tidak bersunat hanya dengan membawa kedua hal. Saya bertanya, ‘Apakah yang dimaksud dengan kedua hal? Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Mereka tidak memakai pakaian apa pun. Kemudian mereka diseru oleh suara yang terdengar oleh orang yang jauh sebagaimana apa yang didengar oleh orang yang dekat, ‘Akulah Raja, Akulah Pemberi Balasan, tidaklah layak bagi seseorang dari kalangan penghuni neraka masuk neraka, sedangkan dia mempunyai hak atas seseorang dari kalangan ahli surga, sebelum Aku lunaskan hak itu darinya buat penghuni neraka itu. Dan tidaklah layak bagi seseorang dari kalangan penghuni surga masuk surga, sedangkan dia mempunyai hak atas seseorang dari kalangan penghuni neraka, sebelum Aku lunaskan hak itu darinya buat si penghuni surga itu, sehingga dalam masalah tamparan.’ Kami (para sahabat) bertanya, ‘Mana mungkin, sedangkan kita menghadap kepada Allah hanya dalam keadaan telanjang lagi tidak bersunat hanya dengan membawa kedua hal?’ Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: ‘Membawa amal-amal kebaikan dan amal-amal keburukan’.”
Telah diriwayatkan pula dari Syu’bah, dari Al-Awwam ibnu Muzahim, dari Abu Usman, dari Usman ibnu Affan r.a., bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda:
Sesungguhnya hewan yang tidak bertanduk benar-benar akan dapat membalas hewan-hewan yang bertanduk kelak di hari kiamat.
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Abdullah putra Imam Ahmad. Hadis ini banyak mempunyai syawahid yang mendukungnya diriwayatkan melalui berbagai jalur yang akan kami ketengahkan dalam pembahasan tafsir firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. (Al Anbiyaa:47)
Dan dalam tafsir firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang telah lalu, yaitu:
melainkan umat-umat (juga) seperti kalian. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An’am:38)
(49) Pada waktu itulah, buku-buku catatan amal perbuatan yang telah ditulis oleh para malaikat yang berbakti dihadirkan. Maka hati manusia melayang-layang (kosong) dan kesulitan-kesulitan semakin berat saja lantaran kejadian itu. Hampir-hampir gunung-gunung yang kokoh terkikis habis karenanya. Orang-orang jahat pun merasa ketakutan. Bila mereka menyaksikan amal perbuatan mereka terbukukan, ucapan-ucapan dan tindak-tanduk mereka di-perhitungkan, maka mereka berkata, وَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak me-ninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia (pasti) mencatat semuanya,” maksudnya kitab ini tidak meninggalkan per-buatan kecil dan besar melainkan ia pasti tercatat lagi terpelihara di dalamnya, tidak terlewatkan amalan yang sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, di malam dan siang hari وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ”dan mereka mendapati amal yang telah mereka kerjakan ada (tertulis).” Mereka tidak berdaya untuk mengingkarinya, وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا”dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun.” Saat itu, mereka diberi balasan atas amalannya dan dimintai pengakuan atasnya, ditimpa kehinaan serta jatuhlah siksaan pada mereka.
ذٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْكُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِۚ
“(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tangan kalian sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambaNya.” (Ali Imran: 182).
Bahkan mereka tidak akan keluar dari keadilan dan kemurah-anNya.
Dan diletakkanlah, yakni diberikan kepada semua manusia kitab yang merinci amal perbuatan mereka di dunia baik yang besar maupun yang kecil, lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya. Mereka menyesal atas kejahatan perbuatannya ketika di dunia, dan mereka berkata, betapa celaka kami, kitab apakah ini, betapa menakjubkan, karena tidak ada yang tertinggal di dalamnya, yang kecil dan yang besar dari amal perbuatan manusia melainkan tercatat semuanya, dan mereka mendapati semua apa yang telah mereka kerjakan di dunia tertulis di dalamnya. Dan tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. Amal perbuatan mereka semuanya tercatat secara sempurna dan mendapatkan pembalasan yang sesuai. Dan ingatlah wahai nabi Muhammad, ketika kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada adam! maka mereka pun sujud memberi penghormatan kepada adam, kecuali iblis yang enggan bersujud walaupun diperintah oleh Allah. Dia, yakni iblis, adalah dari golongan jin, yang diciptakan Allah dari api oleh karenanya merasa lebih mulia dari adam yang diciptakan Allah dari tanah. Dengan keengganannya bersujud kepada adam maka dia mendurhakai perintah tuhannya. Demikianlah iblis telah menjadi musuh manusia sejak dahulu, maka pantaskah kamu, wahai manusia, menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain aku, padahal engkau mengetahui mereka adalah musuhmu’ sangat buruklah iblis itu sebagai pengganti Allah, yang dijadikannya panutan dan sesembahan, bagi orang yang zalim.
Al-Kahfi Ayat 49 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 49, Makna Al-Kahfi Ayat 49, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 49, Al-Kahfi Ayat 49 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 49
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)