{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 77.
فَانْطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ ۖ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا ﴿٧٧﴾
fanṭalaqā, ḥattā iżā atayā ahla qaryatinistaṭ’amā ahlahā fa abau ay yuḍayyifụhumā fa wajadā fīhā jidāray yurīdu ay yangqaḍḍa fa aqāmah, qāla lau syi`ta lattakhażta ‘alaihi ajrā
QS. Al-Kahfi [18] : 77
Maka keduanya berjalan; hingga ketika keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka (penduduk negeri itu) tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh (di negeri itu), lalu dia menegakkannya. Dia (Musa) berkata, “Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu.”
Musa dan Khidhir berjalan hingga sampai kepada penduduk suatu negeri, lalu keduanya minta makanan dari mereka sebagai tamu, tetapi penduduknya menolak menjamu keduanya. Kemudian keduanya mendapati di negeri itu dinding yang condong yang hampir roboh, maka Khidhir meluruskan kemiringannya hingga menjadi tegak. Musa berkata: Sekiranya kamu mau, niscaya kamu bisa mengambil upah dari pekerjaan ini yang dapat kamu belanjakan untuk memperoleh makanan kita, karena mereka tidak mau menjamu kita.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman menceritakan keduanya:
…Maka keduanya berjalan.
Yaitu melanjutkan perjalanannya, sesudah kedua peristiwa itu.
…hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri.
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ibnu Sirin, bahwa kota tersebut adalah Al-Ailah. Di dalam sebuah hadis disebutkan:
hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri yang kikir.
Yakni penduduk negeri itu orangnya kikir-kikir.
…tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh,
Iradah atau kehendak disandarkan kepada dinding dalam ayat ini merupakan ungkapan isti’arah (kata pinjaman), karena sesungguhnya pengertian kehendak hanyalah disandarkan kepada makhluk yang bernyawa berarti kecenderungan. Inqidad artinya runtuh (roboh)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…maka Khidir menegakkan dinding itu.
Yakni mengembalikannya ke posisi tegak kembali. Dalam hadis yang terdahulu telah disebutkan bahwa Khidir menegakkan dinding itu dengan kedua tangannya, yaitu dengan mendorongnya hingga tidak miring lagi, hal ini merupakan peristiwa yang menakjubkan. Pada saat itu juga Musa berkata kepadanya:
Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.
Karena mereka tidak mau menjamu kita, maka selayaknyalah kamu tidak bekerja untuk mereka secara cuma-cuma tanpa imbalan.
Tafsir Ayat:
فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا “Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu,” maksudnya mereka berdua minta perjamuan kepada penduduknya, namun mereka tidak mau menyuguhi mereka berdua, فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ “kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh,” maksudnya [sungguh] telah rusak dan berantakan فَأَقَامَهُ “maka dia menegakkan dinding itu,” yaitu Khidhir, maksudnya, membangun dan memperbaruinya lagi. Kemudian قَالَ “dia berkata,” yaitu Musa, لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا “Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu,” yaitu kepada penduduk negeri itu. Mereka tidak mau menjamu kita, padahal harus mereka lakukan, sementara itu, justru engkau membangun rumah itu tanpa upah sama sekali, padahal engkau mampu memintanya?
Permohonan nabi musa dikabulkan oleh hamba yang saleh itu, maka keduanya berjalan meneruskan pengembaraan hingga suatu ketika keduanya sampai di suatu negeri. Mereka datang kepada penduduk setempat dan bertanya tentang negeri itu. Rasa lapar yang mendera memaksa mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka tidak mau menjamu mereka. Karena tidak dijamu, kemudian keduanya melanjutkan perjalanan. Tidak lama sesudah itu mereka mendapatkan dinding sebuah rumah yang hampir roboh di negeri itu. Tanpa disuruh, lalu dia, hamba yang saleh itu, menegakkannya. Dengan terheran, dia, yaitu musa, berkata kepadanya, ‘jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk pekerjaan yang telah kaulakukan itu. ’78. Mendengar komentar nabi musa, dia, hamba yang saleh itu, berkata, ‘inilah saat perpisahan antara aku dengan engkau sebagaimana janjimu sebelumnya. Sebelum kita berpisah, aku akan memberikan penjelasan secara rinci kepadamu atas semua perbuatan yang telah aku lakukan dan membuat engkau tidak mampu bersikap sabar terhadapnya. Kesabaran dalam menuntut ilmu harus dimiliki oleh semua penuntut ilmu. Tanpa kesabaran niscaya muncul ketergesa-gesaan yang pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan.
Al-Kahfi Ayat 77 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 77, Makna Al-Kahfi Ayat 77, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 77, Al-Kahfi Ayat 77 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 77
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)