{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 97.
فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا ﴿٩٧﴾
fa masṭā’ū ay yaẓ-harụhu wa mastaṭā’ụ lahụ naqbā
QS. Al-Kahfi [18] : 97
Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya.
Maka Ya’juj dan Ma’juj tidak bisa mendaki ke atas dinding itu, karena tinggi dan licinnya, dan tidak pula mereka bisa melobanginya dari bawahnya karena lebar dan kuatnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang Ya-juj dan Ma-juj, bahwa sesungguhnya mereka tidak mampu naik ke atas bendungan (dinding) itu, tidak mampu pula melubangi bawahnya, maka masing-masing diungkapkan dengan bahasa yang sesuai dengan maknanya. Lalu disebutkanlah oleh firman-Nya:
Maka mereka tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat (pula) melubanginya.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu melubangi dan tidak dapat berbuat sesuatu pun terhadap dinding itu.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa:
telah menceritakan kepada kami Ruh, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah, telah menceritakan kepada kami Abu Rafi’, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang mengatakan: bahwa sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj benar-benar menggali bendungan itu setiap malam, manakala mereka hampir menembusnya, terbitlahlah sinar matahari, pemimpin mereka berkata, “Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan lagi galian ini.” Akan tetapi, pada malam berikutnya bendungan itu utuh kembali dan lebih kuat daripada semula. Mereka terus melakukan hal itu, dan apabila Allah berkehendak mengeluarkan mereka ke masyarakat manusia, dan mereka melihat sinar matahari, maka pemimpin mereka berkata.”Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan galian ini. Insya Allah.” Ternyata mereka mengucapkan kalimat ‘Insya Allah. Maka pada malam berikutnya saat mereka kembali, ternyata mereka menjumpai hasil galiannya tetap ada seperti saat mereka meninggalkannya. Lalu mereka menggalinya dan berhasil menjebol bendungan itu, kemudian mereka menuju ke khalayak ramai manusia. Mereka menghirup air sehingga kering, dan manusia berlindung dari serangan mereka di benteng-bentengnya. Kemudian Ya-juj dan Ma-juj membidikkan anak-anak panah mereka ke arah langit, lalu anak-anak panah mereka jatuh kembali dengan membawa cairan seperti darah. Maka mereka berkata, “Kita berhasil mengalahkan bumi dan menang atas penduduk langit.” Maka Allah menimpakan penyakit di leher-leher mereka berupa ulat, sehingga ulat-ulat itu membunuh mereka semua. Selanjutnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya hewan-hewan di bumi benar-benar menjadi gemuk-gemuk dan hidup senang karena daging dan darah bangkai Ya-uij dan Ma-juj.
Imam Turmuzi mengetengahkannya melalui hadis Abu Uwwanah, dari Qatadah. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini garib, tidak dikenal melainkan hanya dari jalur ini, sanadnya jayyid lagi kuat. Akan tetapi, matan (teks) hadis mengandung keganjilan dalam predikat marfu’-nya, karena makna lahiriah ayat menunjukkan bahwa Ya-juj dan Ma-juj tidak mampu menaikinya dan tidak mampu pula melubanginya, mengingat kerasnya bendungan itu serta kekuatan dan kekokohannya.
Akan tetapi, hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Ka’bul Ahbar, bahwa Ya-juj dan Ma-juj sebelum keluarnya mendatangi bendungan itu lalu menggerogotinya hingga tiada yang tersisa dari tembok bendungan itu kecuali hanya sedikit. Kemudian mereka berkata, “Besok kita buka bendungan ini.” Pada keesokan harinya mereka datang ke bendungan itu yang ternyata telah kembali seperti sediakala dalam keadaan utuh. Kemudian mereka menggerogotinya lagi, hingga tiada yang tersisa kecuali hanya sedikit, lalu mereka mengatakan hal yang sama. Dan pada keesokan harinya mereka menjumpai bendungan itu seperti sediakala. Maka mereka kembali menggerogotinya dan mengatakan, “Besok kita lanjutkan lagi pekerjaan ini.” Hanya kali ini mereka sadar dan akhirnya mereka mengucapkan kalimat ‘Insya Allah’. Ternyata pada keesokan harinya mereka menjumpai bendungan itu dalam keadaan seperti yang mereka tinggalkan. Akhirnya mereka berhasil membukanya.
Ini merupakan suatu bukti dan barangkali Abu Hurairah menerima kisah ini dari Ka’b karena dia sering duduk bersamanya dan mendengarkan kisah-kisahnya. Lalu Abu Hurairah mengetengahkan kisah ini, sehingga sebagian perawi menduga bahwa hadis ini berpredikat marfu’. Hanya Allah-lah yang lebih mengetahui kebenarannya.
Bukti yang memperkuat pendapat kita yang menyatakan bahwa Ya-juj dan Ma-juj tidak dapat menjebol bendungan itu dan tidak dapat pula melubangi suatu bagian pun darinya, dan bahwa hadis tadi diragukan predikat marfu’-nya, adalah adanya ucapan Imam Ahmad dalam hadis lainnya.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Zainab binti Abu Salamah, dari Habibah binti Ummu Habibah binti Abu Sufyan dari ibunya (Ummu Habibah), dari Zainab binti Jahsy (istri Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). Sufyan mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh empat orang wanita. Zainab binti Jahsy menceritakan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bangun dari tidurnya dalam keadaan berwajah merah, lalu bersabda:
“Tidakada Tuhan selain Allah, celakalah orang-orang Arab, karena keburukan yang sudah dekat. Pada hari ini telah terbuka sebagian dari bendungan (yang menyekap) Ya-juj dan Ma-juj selebar ini, “seraya memperagakannya. Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita binasa, sedangkan di kalangan kita terdapat orang-orang yang saleh?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya, bila telah banyak kekacauan.”
Hadis ini sahih, Imam Bukhari dan Imam Muslim telah sepakat dengan hadis ini dalam pengetengahannya melalui riwayat Az-Zuhri. Akan tetapi, di dalam riwayat Imam Bukhari tidak disebutkan Habibah, dan hanya di dalam riwayat Imam Muslim yang disebutkan. Di dalam hadis ini terdapat banyak hal yang jarang terjadi dalam isnad-nya. Antara lain ialah riwayat Az-Zuhri dari Urwah, padahal kedua-duanya adalah Tabi’in. Hal yang jarang lainnya ialah di dalam sanad hadis ini terdapat empat orang wanita yang sebagian darinya meriwayatkan hadis ini dari sebagian yang lainnya, kemudian mereka semua adalah sahabat. Dua orang wanita di antaranya adalah anak tiri Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, sedangkan dua wanita lainnya adalah istri-istri Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Marzuq, telah menceritakan kepada kami Muammal ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Wahb, dari Ibnu Tawus, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Pada hari ini telah dibuka sebagian dari bendungan Ya-juj dan Ma-juj selebar ini. Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengisyaratkan dengan (jari-jari) tangannya menunjukkan bilangan sembilan puluh sembilan.’
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui Wahb dengan sanad yang sama.
Tafsir ayat:
فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا “Maka mereka tidak bisa mendakinya, dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya,” maksudnya tidak ada kemampuan bagi mereka untuk mendakinya lantaran sangat tinggi, dan tidak mampu melubanginya karena sangat kokoh lagi kuat.
Seiring selesainya pembangunan dinding yang kuat dan tinggi itu, maka mereka, yaitu yakjuj dan makjuj dan bangsa lain, tidak akan dapat mendakinya karena bentuk dinding itu yang tinggi dan tegak, dan merek tidak akan dapat pula melubanginya karena dinding itu begitu tebal dan kuat. 98. Setelah pembangunan dinding itu selesai, dia bersyukur kepada Allah dan berkata, ‘sesungguhnya dinding ini dan kemampuan untuk membuatnya adalah rahmat dari tuhanku bagi hamba-Nya yang saleh. Dinding ini akan menjadi penghalang dari orang atau bangsa lain yang akan menyerang. Bangunan ini akan terus berdiri tegak sampai waktu yang Allah janjikan. Maka apabila janji tuhanku tentang keruntuhannya sudah datang, dia akan menghancurluluhkannya sampai berkeping-keping; dan ketahuilah bahwa janji tuhanku itu pasti benar dan akan terjadi, karena tidak ada satu pun benda yang tidak hancur pada akhirnya. ‘.
Al-Kahfi Ayat 97 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 97, Makna Al-Kahfi Ayat 97, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 97, Al-Kahfi Ayat 97 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 97
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)