{18} Al-Kahfi / الكهف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | طه / Thaha {20} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Maryam مريم (Maryam (Maria)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 19 Tafsir ayat Ke 10.
قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً ۚ قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا ﴿١٠﴾
qāla rabbij’al lī āyah, qāla āyatuka allā tukalliman-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyā
QS. Maryam [19] : 10
Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.”
Zakariya berkata untuk menambah ketentramannya: Wahai Rabb-ku, berikanlah kepadaku suatu tanda atas terwujudnya apa yang telah dikabargembirakan kepadaku oleh malaikat. Dia berfirman: Tandamu ialah kamu tidak mampu bercakap-cakap dengan manusia selama tiga hari tiga malam, padahal kamu sehat walafiyat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menceritakan perihal Nabi Zakaria:
Zakaria berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.”
Yakni pertanda yang mengawali akan datangnya apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, agar jiwaku tenteram dan hatiku gembira dengan apa yang Engkau janjikan. Pertanyaan ini semakna dengan apa yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim a.s. yang disitir oleh firman-Nya:
Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati. Allah berfirman, “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab, ‘Aku telah menyakininya, tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” (Al Baqarah:260)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Tuhan berfirman, “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.
Maksudnya, hendaknya kamu menahan lisanmu jangan berbicara selama tiga malam, sedangkan kamu dalam keadaan sehat walafiat, tidak sakit dan tidak mengalami gangguan kesehatan
Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Wahb, As-Saddi, dan Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa lisannya kaku bukan karena sakit, bukan pula karena mengalami gangguan kesehatan.
Ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa Zakaria hanya dapat membaca kitab dan bertasbih, tidak dapat berbicara dengan kaumnya kecuali dengan isyarat saja.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
…selama tiga malam berturut-turut.
Yakni sawiyyan diartikan berturut-turut.
Akan tetapi, pendapat pertama yang bersumber dari Ibnu Abbas —juga yang bersumber dari jumhur ulama— adalah pendapat yang paling sahih. Pendapat ini dikuatkan apa yang disebutkan di dalam surat Ali Imran oleh firman-Nya:
Berkata Zakaria, “Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku mengandung).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.”(Ali Imran:41)
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam sehubungan dengan makna firman-Nya:
…selama tiga malam, padahal kamu sehat.
Yakni tidak bisu.
Hal ini menunjukkan bahwa Zakaria tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari tiga malam, kecuali hanya dengan isyarat seperti yang telah disebutkan di dalam surat Ali Imran ayat 41 tadi.
Tafsir Ayat:
قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً “Zakaria berkata, ‘Ya Rabbku, berilah aku suatu tanda’,” yaitu bukti yang membuat hatiku menjadi tenang. Ini bukanlah bentuk keragu-raguan (Zakaria) terhadap kabar dari Allah. Akan tetapi, perkataan ini semakna dengan ucapan yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim, kekasih Allah,
رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي
“Ya Rabbku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau meng-hidupkan orang-orang yang mati.” Allah berfirman, “Apakah kamu belum percaya.” Ibrahim menjawab, “Saya telah percaya, akan tetapi agar hatiku tenang (mantap).” (QS. Al-Baqarah: 260).
Beliau memohon tambahan ilmu dan pencapaian ke derajat ‘ainul yaqin setelah diberikan ilmul yaqin. Lalu Allah mengabulkan permintaannya sebagai wujud kasih sayang Allah kepadanya. قَالَ آيَتُكَ أَلا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا “Allah berfirman, ‘Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat’.” Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,
ثَلاثَةَ أَيَّامٍ إِلا رَمْزً
“Selama tiga hari, kecuali dengan isyarat.” (QS. Ali Imran: 41).
Keduanya bermakna sama, karena terkadang Allah mengungkapkannya dengan kata layali (malam) dan terkadang dengan kata ayyam (siang hari), tapi arah maksudnya sama. Ini termasuk bukti (kebesaran Allah) yang menakjubkan. Karena, saat dirinya terhalang untuk berbicara selama tiga hari dan tidak mampu bicara tanpa disertai penyakit bisu dan cacat, bahkan dia dalam keadaan normal, tidak ada kekurangan apa pun, ini termasuk bukti-bukti kekuasaan Allah yang menerjang bentuk kewajaran. Meskipun dalam keadaan normal, Nabi Zakaria terhalangi untuk berbicara dengan pembicaraan yang berkaitan dengan manusia dan berkomunikasi dengan mereka, sedangkan yang berkaitan dengan ucapan tasbih, [tahlil] dan dzikir serta ucapan serupa lainnya, maka beliau tidak dilarang darinya. Oleh karena itu, dalam ayat yang lain Allah berfirman,
وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالإبْكَارِ
“Dan sebutlah (nama) Rabbmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali Imran: 41).
Berita itu menggembirakan sekaligus mengejutkan nabi zakaria. Untuk memastikannya, dia berkata, ‘ya tuhanku, berilah aku suatu tanda yang menambah keyakinanku pada berita itu. Bukan aku tidak percaya akan kekuasaan-Mu, namun ini adalah hal yang luar biasa bagiku. ‘ menjawab permohonan nabi zakaria, Allah berfirman, ‘tanda yang aku berikan kepada-Mu agar kaupercaya sepenuhnya ialah bahwa engkau tidak akan dapat bercakap-cakap dengan manusia di sekelilingmu selama tiga hari tiga malam, kecuali dengan memberi isyarat, padahal sesungguhnya engkau sehat dan tidak menderita penyakit apa pun. ’11. Mendengar janji dan anugerah Allah, maka dia keluar dari mihrab tempatnya berdoa menuju kaumnya yang sudah lama menunggu, lalu dia memberi isyarat kepada mereka tanpa berbicara sepatah kata pun karena Allah telah menahan kemampuannya untuk berbicara. Dengan isyarat itu dia memberi pesan kepada kaumnya, ‘bertasbihlah kamu kepada Allah dengan ketundukan hati dan ketulusan niat pada waktu pagi dan petang. ‘.
Maryam Ayat 10 Arab-Latin, Terjemah Arti Maryam Ayat 10, Makna Maryam Ayat 10, Terjemahan Tafsir Maryam Ayat 10, Maryam Ayat 10 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Maryam Ayat 10
Tafsir Surat Maryam Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)