{18} Al-Kahfi / الكهف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | طه / Thaha {20} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Maryam مريم (Maryam (Maria)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 19 Tafsir ayat Ke 26.
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَـٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا ﴿٢٦﴾
fa kulī wasyrabī wa qarrī ‘ainā, fa immā tarayinna minal-basyari aḥadan fa qụlī innī nażartu lir-raḥmāni ṣauman fa lan ukallimal-yauma insiyyā
QS. Maryam [19] : 26
Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.”
Makanlah dari buah kurma, minumlah dari air itu, dan senangkanlah hatimu dengan kelahiran anak itu. Jika kamu melihat ada seorang dari manusia yang bertanya kepadamu tentang urusanmu, maka katakanlah kepadanya: Sesungguhnya aku telah mewajibkan atas diriku untuk diam karena Allah, maka aku tidak akan berbicara pada hari ini kepada seorang pun. Diam adalah ibadah dalam syariat mereka, tapi bukan dalam syariat Nabi Muhammad
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Jika kamu melihat seorang manusia.
Yakni manakala kamu melihat seseorang.
maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Bernur ah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.”
Makna yang dimaksud ialah Maryam berisyaratkan kepadanya yang pengertiannya seperti itu, bukan mengucapkannya dengan kata-kata, agar tidak bertentangan dengan firman-Nya:
…maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.
Anas ibnu Malik telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah.
Yang dimaksud dengan puasa ialah diam atau puasa tidak bicara. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak. Menurut suatu riwayat dari Anas, disebutkan puasa dan tidak bicara, hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah dan selain keduanya.
Makna yang dimaksud ialah ‘mereka apabila melakukan puasa, maka menurut syariat mereka tidak boleh makan dan berbicara’. Demikianlah menurut apa yang dinaskan oleh As-Saddi, Qatadah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid.
Ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Harisah yang mengatakan bahwa ketika ia berada di rumah Ibnu Mas’ud, datanglah dua orang lelaki kepadanya, salah seorang dari keduanya mengucapkan salam, sedangkan yang lainnya tidak mengucapkan salam. Maka Ibnu Mas’ud bertanya, “Mengapa kamu?”. Teman-temannya menjawab, “Dia telah bersumpah bahwa pada hari ini dia tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun.” Maka Abdullah ibnu Mas’ud menjawab, “Berbicaralah kepada orang dan ucapkanlah salam kepada mereka. Karena sesungguhnya wanita itu (Maryam) merasa yakin bahwa tidak akan ada seorang pun yang percaya kepadanya bahwa dirinya mengandung tanpa suami. Dimaksudkan puasanya itu sebagai alasan untuk tidak bicara dengan mereka bila ia ditanya mereka.” Asar ini telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Abdur Rahman ibnu Zaid mengatakan bahwa ketika Isa berkata kepada Maryam, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya (menurut tafsir ulama yang mengatakan bahwa orang yang menyerunya adalah Isa): Janganlah kamu bersedih hati. (Maryam:24) Maryam menjawab, “Bagaimana saya tidak sedih, sedangkan kamu ada bersama dengan saya tanpa suami, juga bukan sebagai budak wanita (yang dinikahi tuannya). Maka dengan alasan apakah saya berhujah kepada orang-orang? Aduhai, sekiranya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan.” Isa berkata kepadanya, “Sayalah yang akan menjawab mereka, kamu tidak usah bicara lagi.” Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.” (Maryam:26) Ini merupakan perkataan Isa kepada ibunya. Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Wahb.
Tafsir Ayat:
فَكُلِي “Maka makanlah,” dari kurma itu وَاشْرَبِي “dan minumlah,” dari (air) sungai itu وَقَرِّي عَيْنًا “bersenang hatilah kamu,” dengan kehadiran Nabi Isa ‘alaihissalam. Ini adalah pelipur lara baginya, dari sisi selamat (terhindar) dari rasa sakit saat melahirkan, dan memperoleh makan dan minum serta ketenangan. Sedangkan (penghibur) baginya dari masalah ejekan manusia, maka Allah memerintahkannya (jika melihat seseorang) agar mengatakan dengan bahasa isyarat, إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا “Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Dzat Yang Maha Pemurah,” maksudnya bernadzar untuk diam فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا “maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini,” maksudnya, janganlah engkau mengajak mereka berbicara agar engkau bisa selamat dari perkataan dan omongan mereka. Pada saat itu, sudah dimaklumi bahwa diam merupakan sejenis ibadah yang disyari’atkan. Maryam tidak diperintahkan untuk berbincang-bincang dengan mereka dalam rangka menepis tuduhan dari dirinya, karena masyarakat tidak mempercayainya, dan tidak ada manfaatnya, serta supaya rehabilitasi namanya melalui penjelasan Nabi Isa saat masih dalam ayunan menjadi kesaksian yang paling kuat atas kesuciannya. Karena, sesungguhnya kemunculan seorang wanita dengan membawa anak tanpa memiliki suami dan mengaku bahwa si anak bukan berasal dari seseorang (lelaki), termasuk bualan kosong yang besar, yang meskipun telah dihadirkan beberapa saksi, niscaya si wanita itu tidak akan dipercayai. Lalu, Allah menjadikan bukti kejadian luar biasa ini dengan peristiwa yang serupa (luar biasa pula), yaitu ucapan Nabi Isa pada saat masih mungil sekali.
Maka makan-lah buah kurma yang berjatuhan itu dan minum-lah air dari anak sungai tersebut. Nikmatilah dan bersenanghatilah engkau dengan kelahiran putramu. Jika engkau melihat seseorang dengan kondisimu sekarang, maka katakanlah kepadanya dengan isyarat, ‘sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa, yakni menahan diri untuk tidak berbicara, untuk tuhan yang maha pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini. ’27. Mendengar kata-kata jibril yang meneduhkan, hati maryam menjadi tenang dan kesedihannya hilang. Kemudian dia membawanya, yaitu bayi isa, kepada kaumnya dengan menggendongnya secara terang-terangan tanpa malu sedikit pun. Ketika kaumnya melihat hal itu, mereka berkata, ‘wahai maryam, sungguh engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar bagi diri dan keluargamu karena engkau telah melahirkan bayi tanpa suami. ‘.
Maryam Ayat 26 Arab-Latin, Terjemah Arti Maryam Ayat 26, Makna Maryam Ayat 26, Terjemahan Tafsir Maryam Ayat 26, Maryam Ayat 26 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Maryam Ayat 26
Tafsir Surat Maryam Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)