{18} Al-Kahfi / الكهف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | طه / Thaha {20} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Maryam مريم (Maryam (Maria)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 19 Tafsir ayat Ke 67.
أَوَلَا يَذْكُرُ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئًا ﴿٦٧﴾
a wa lā yażkurul-insānu annā khalaqnāhu ming qablu wa lam yaku syai`ā
QS. Maryam [19] : 67
Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, padahal (sebelumnya) dia belum berwujud sama sekali?
Bagaimana manusia yang kafir ini melalaikan dirinya? Apakah ia tidak ingat bahwa Kami menciptakannya pada permulaannya, sedang ia belum ada sama sekali?
Dlam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:
Dan berkata manusia, “Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?” Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedangkan ia tidak ada sama sekali?
Untuk menunjukkan kekuasaan-Nya yang mampu menghidupkan kembali orang yang mati, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengambil contoh dari permulaan penciptaan yang dilakukan-Nya. Dengan kata lain, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menciptakan manusia, sedangkan manusia tidak ada sama sekali, maka mudahlah bagiNya mengembalikan manusia hidup kembali, bahkan mengembalikannya jauh lebih mudah karena telah ada. Sama halnya dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkannya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah jauh lebih mudah bagi-Nya. (Ar Ruum:27)
Di dalam kitab sahih disebutkan sebuah hadis yang mengatakan:
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Anak Adam mendustakan-Ku, padahal tidaklah pantas baginya mendustakan-Ku, anak Adam menyakitiKu, padahal tidaklah pantas baginya menyakiti-Ku.” Dia mendustakan Aku melalui ucapannya, ‘Bahwa Aku tidak akan menghidupkannya kembali sebagaimana Aku menciptakannya pada yang pertama kali.’ Padahal penciptaan yang pertama tidaklah lebih mudah daripada penciptaan yang terakhir. Dia menyakiti Aku melalui ucapannya, “Sesungguhnya Aku beranak, padahal Aku adalah Tuhan Yang Maha Esa, bergantung kepada-Ku segala sesuatu, Aku adalah Tuhan yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tiada seorang pun yang setara dengan-Ku.”
Oleh karena itu, Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan bukti yang kuat dan dalil yang jelas yang dapat dicerna oleh setiap orang mengenai kemungkinan terjadinya kebangkitan. Allah berfirman, أَوَلا يَذْكُرُ الإنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئًا “Tidakkah manusia itu memikirkan bahwa Kami telah menciptakannya dahulu, padahal dia tidak ada sama sekali,” maksudnya tidakkah dia mengalihkan pandangan dan mengingat-ingat kondisi awal dirinya, Allah telah menciptakannya pertama kali padahal sebelumnya dia tidak berwujud sama sekali. Maka Dzat yang mampu menciptakannya dari ketiadaan, dan belum menjadi sesuatu yang dapat disebut, bukankah Dzat ini mampu juga menyusunnya kembali setelah terkoyak-koyak daan merangkainya lagi setelah tercerai-berai? Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah,
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ
“Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkannya kembali itu adalah lebih mudah bagiNya.” (QS. Ar-Rum: 27).
Dalam Firman Allah, أَوَلا يَذْكُرُ الإنْسَانُ “Tidakkah manusia itu berpikir.” Sebuah seruan untuk merenungi dengan penalaran dengan ajakan yang paling lembut. Dan bahwasanya pengingkaran orang-orang yang mengingkari adalah berdasarkan pada kelalaiannya terhadap kondisi awalnya. Apabila tidak demikian, seandainya dia ingat dan menyadarinya, tentu dia tidak akan mengingkarinya.
Demikianlah keingkaran orang-orang kafir. Tidakkah manusia yang ingkar itu memikirkan bahwa sesungguhnya kami telah menciptakannya dahulu sebelum dilahirkan, padahal sebelumnya dia belum berwujud sama sekali’ bila dia menyadari hal itu, niscaya dia mengetahui bahwa dia telah diciptakan dan pencipta itu adalah Allah. 68. Wahai nabi Muhammad, bila mereka tetap mengingkari kebangkitan di akhirat, maka demi tuhanmu yang menciptakan dan membangkitkan, sungguh mereka kelak akan kami bangkitkan dan pasti akan kami kumpulkan mereka bersama setan yang telah memperdaya mereka di dunia, kemudian pasti akan kami datangkan mereka dengan paksa ke sekeliling jahanam yang menjadi tempat siksa mengerikan, dan mereka akan melihatnya dengan berlutut karena ketakutan dan kengerian yang meliputi hati mereka.
Maryam Ayat 67 Arab-Latin, Terjemah Arti Maryam Ayat 67, Makna Maryam Ayat 67, Terjemahan Tafsir Maryam Ayat 67, Maryam Ayat 67 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Maryam Ayat 67
Tafsir Surat Maryam Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)