{18} Al-Kahfi / الكهف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | طه / Thaha {20} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Maryam مريم (Maryam (Maria)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 19 Tafsir ayat Ke 71.
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ﴿٧١﴾
wa im mingkum illā wāriduhā, kāna ‘alā rabbika ḥatmam maqḍiyyā
QS. Maryam [19] : 71
Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan.
Tidak ada seorang pun di antara kalian, wahai manusia, melainkan mendatangi neraka dengan melewati Shirath yang diletakkan di atas permukaan Jahanam, masing-masing sesuai dengan perbuatannya. Hal itu adalah suatu kemestian, yang telah Allah tetapkan dan putuskan bahwa itu pasti terjadi.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami Khalid Ibnu Sulaiman, dari Kasir ibnu Ziyad Al-Bursuni, dari Abu Sumayyah yang mengatakan, “Kami berselisih pendapat tentang makna al-wurud (mendatangi) yang ada dalam ayat ini. Sebagian dari kami mengatakan bahwa neraka Jahanam tidak dimasuki oleh orang-orang mukmin. Sebagian lainnya mengatakan bahwa semua manusia memasukinya, kemudian Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa. Kemudian saya bersua dengan Jabir ibnu Abdullah dan kutanyakan kepadanya masalah tersebut, “Sesungguhnya kami berselisih pendapat tentang makna al-wurud, apakah maknanya?’ Jabir menjawab, ‘semuanya mendatangi neraka’.”
Sulaiman ibnu Murrah mengatakan bahwa mereka semua memasukinya. Lalu ia mengisyaratkan kedua jari telunjuknya ke arah kedua telinganya dan mengatakan bahwa ia akan diam seandainya belum pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Tiada seorang pun yang bertakwa dan tiada pula seorang pun yang durhaka melainkan memasuki neraka. Maka neraka Jahanam bagi orang mukmin terasa sejuk dan menjadi keselamatan sebagaimana yang pernah dialami oleh Nabi Ibrahim, sehingga neraka terdengar bersuara gemuruh karena sejuknya mereka. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى selamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.
Hadis berpredikat garib, para ahli hadis tidak ada yang mengetengahkannya selain dari Sulaiman ibnu Murrah.
Al-Hasan ibnu Arafah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Marwan ibnu Mu’awiyah, dari Bakkar ibnu Abu Marwan, dari Khalid ibnu Ma’dan yang mengatakan bahwa ahli surga setelah memasuki surga berkata, “Bukankah Tuhan kita telah menjanjikan kepada kita akan mendatangi neraka?” Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “kalian telah mendatanginya sedang neraka dalam keadaan padam.”
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ibnu Uyaynah, dari Ismail ibnu Abu Khalid, dari Qais ibnu Abu Hazim yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Rawwahah di suatu hari sedang meletakkan kepalanya di pangkuan istrinya. Lalu ia menangis, dan istrinya ikut menangis. Maka Abdullah bertanya, “Mengapa kamu ikut menangis?” Istrinya menjawab, “Saya melihat kanda menangis, maka saya ikut menangis.” Abdullah ibnu Rawwahah berkata bahwa ia teringat akan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu.
(Abdullah ibnu Rawwahah berkata), “Saya tidak mengetahui apakah diri saya dapat selamat dari neraka ataukah tidak.” Menurut riwayat yang lain, saat itu Abdullah ibnu Rawwahah sedang dalam keadaan sakit.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ibnu Yaman, dari Malik ibnu Magul, dari Abu Ishaq, bahwa Abu Maisarah apabila berbaring di tempat peraduannya selalu mengatakan, “Aduhai, sekiranya ibuku tidak melahirkan diriku.” Kemudian ia menangis. Maka ketika ditanyakan kepadanya, “Hai Abu Maisarah, mengapa engkau menangis?” Abu Maisarah menjawab, “Kita diberi tahu bahwa kita akan mendatangi neraka itu dan tidak diberi tahu bahwa kita akan keluar darinya.”
Abdullah ibnul Mubarak telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri yang mengatakan bahwa seorang lelaki berkata kepada saudaranya, “Apakah engkau pernah mendapat berita bahwa engkau akan mendatangi neraka?” Ia menjawab, “Ya.” Ditanyakan lagi, “Dan apakah engkau mendapat berita bahwa engkau akan keluar darinya?” Ia menjawab, “Tidak.” Dikatakan lagi, “Lalu mengapa engkau masih dapat tertawa?” Al-Hasan Al-Basri selanjutnya menceritakan bahwa sejak saat itu lelaki tersebut tidak kelihatan pernah tertawa hingga meninggal dunia.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan pula, telah menceritakan kepada kami Ibnu Uyaynah, dari Amr, telah menceritakan kepadaku seseorang yang pernah mendengar Ibnu Abbas berdebat dengan Nafi’ Al-Azraq. Ibnu Abbas mengatakan bahwa al-wurud artinya memasuki. Sedangkan Nafi’ berkata, “Bukan.” Lalu Ibnu Abbas membacakan firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al Anbiyaa:98) Ibnu Abbas mengatakan, “Apakah mereka memasukinya ataukah tidak?” Ibnu Abbas membacakan lagi firman-Nya: Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. (Huud:98) Ibnu Abbas mengatakan, “Bukankah Fir’aun memasuki neraka? Adapun aku dan kamu, maka kita sama-sama akan memasukinya, lalu kita tunggu apakah kita bakal dikeluarkan darinya ataukah tidak. Menurut hematku, Allah tidak akan mengeluarkan kamu dari neraka, bila kamu tidak percaya.” Maka Nafi’ tertawa.
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ata, bahwa Abu Rasyid Al-Haruri (yaituNafi’ Al-Azraq) membacakan firman-Nya: mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. (Al Anbiyaa:102) Maka Ibnu Abbas berkata, “Celakalah kamu, apakah kamu ini gila? Lalu bagaimanakah dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyebutkan: Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka’ (Huud:98) ‘dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga’ (Maryam:86) ‘Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu’ (Maryam:71) Demi Allah, sesungguhnya doa orang yang terdahulu mengatakan, “Ya Allah, keluarkanlah daku dari neraka dalam keadaan selamat, dan masukkanlah aku ke dalam surga dalam keadaan beruntung’.”
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ubaid Al-Muharibi, telah menceritakan kepada kami Asbat, dari Abdul Malik, dari Ubaidillah, dari Mujahid yang mengatakan bahwa ketika ia berada di rumah Ibnu Abbas, datanglah kepadanya seorang lelaki yang dikenal dengan panggilan Abu Rasyid, yaitu Nafi’ ibnul Azraq. Maka Nafi’ berkata kepada Ibnu Abbas, “Hai Ibnu Abbas, bagaimanakah menurutmu makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: ‘Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan’ (Maryam:71) Ibnu Abbas menjawab, “Adapun saya dan kamu, hai Abu Rasyid, pasti akan mendatanginya. Maka tunggulah apakah kita dapat keluar darinya ataukah tidak.”
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, Syu’bah pernah mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnus Sa-ib, dari seseorang yang mendengar Ibnu Abbas membacakan firman-Nya ini dengan bacaan berikut: Wa-in minhum illa wariduha, artinya: Dan tidak ada seorang pun dari mereka melainkan memasuki neraka itu. Lalu Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang kafir.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Umar ibnul Walid Al-Busti, bahwa ia pernah mendengar Ikrimah membacanya dengan bacaan berikut: Wa-in minhum illa wariduha, artinya: Dan tidak ada seorang pun dari mereka melainkan memasuki neraka itu. Bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang yang zalim. Ikrimah mengatakan, “Kami biasa membacanya dengan bacaan demikian (yakni minhum, bukan minkum).” Semuanya diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatanginya
Yaitu orang yang baik dan orang yang jahat semuanya masuk neraka, Tidakkah Anda mendengar firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tentang Fir’aun: Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. (Huud:98), hingga akhir ayat. Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan: dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga. (Maryam:86) Al-wurud dalam ayat ini berarti masuk, bukannya keluar.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, dari Israil, dari As-Saddi, dari Murrah, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu.
Bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Seluruh umat manusia mendatangi neraka, kemudian mereka dikeluarkan darinya menurut amal perbuatannya masing-masing.
Demikianlah menurut riwayat ini hadis dikemukakan secara marfu’.
Asbat telah meriwayatkannya dari As-Saddi, dari Murrah, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa manusia semuanya melewati sirat (jembatan yang menghubungkan antara mauqif dan surga, sedangkan di tengah-tengahnya adalah neraka). Pengertian wurud ialah berdirinya mereka di pinggir neraka, kemudian mereka keluar dari sirat sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing. Di antara mereka ada orang yang lewat seperti kilat, ada orang yang lewat seperti angin yang cepat, ada orang yang melaluinya seperti cepatnya burung terbang ada orang yang melaluinya secepat kuda balap yang sangat kencang, ada orang yang melaluinya seperti larinya unta yang cepat, ada pula yang melewatinya dengan berlari kencang, sehingga orang yang terakhir dari mereka (kaum muslim) melewatinya adalah seseorang yang cahayanya hanya sampai pada bagian kedua jempol jari kakinya. Ia melewati sirat sedangkan sirat menjadi goyang karenanya. Sirat adalah jembatan yang sangat licin, padanya terdapat duri-duri yang sangat tajam, sedangkan di kedua tepi sirat terdapat malaikat-malaikat yang membawa kaitan dari api yang digunakan mereka untuk menyambar orang-orang yang melewati sirat (dan ditakdirkan untuk masuk neraka), hingga akhir hadis. Hadis yang sama telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khallad ibnu Aslam, telah menceritakan kepada kami An-Nadr, telah menceritakan kepada kami Israil, telah menceritakan kepada kami Abu lshaq, dari Abul Ahwas, dari Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu.
Bahwa sirat berada di atas neraka, tajamnya sama seperti pedang yang paling tajam. Maka golongan orang yang pertama melaluinya seperti kilat yang menyambar, golongan kedua cepatnya seperti angin yang kencang, golongan ketiga cepatnya seperti kuda balap, dan golongan keempat cepatnya seperti ternak yang larat. Kemudian lewatlah para malaikat seraya berkata, “Ya Allah, selamatkanlah kami, selamatkanlah kami.”
Hadis ini mempunyai banyak bukti yang menguatkannya terdapat di dalam kitab Sahihain dan kitab hadis lainnya melalui riwayat Anas, Abu Sa’id, Abu Hurairah, Jabir, dan lain-lainnya dari kalangan para sahabat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya’qub, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ulayyah, dari Al-Jariri, dari Abus Salil, dari Ganim ibnu Qais yang mengatakan bahwa mereka membicarakan tentang makna wurud. Ka’b berkata, “Api neraka menyekap manusia seakan-akan seperti penjara yang maha besar, hingga semua manusia berada di atas neraka, baik yang bertakwa maupun yang durhaka. Kemudian terdengarlah suara yang menyeru neraka, ‘Tahanlah orang-orang yang harus masuk neraka, dan lepaskanlah teman-temanku!” Maka setiap ahli neraka dibenamkan ke dalamnya oleh penjaga neraka, sedangkan penjaga neraka itu lebih mengenal ahlinya daripada seseorang terhadap anaknya. Dan orang-orang yang beriman dikeluarkan dari neraka dalam keadaan pakaian mereka basah. Ka’b melanjutkan kisahnya, “Di antara malaikat penjaga mereka ada malaikat yang panjang di antara kedua pundaknya sama dengan perjalanan satu tahun. Tiap-tiap malaikat dari mereka membawa gada besar yang bercabang dua untuk mendorong ahli neraka masuk ke dalam neraka. Bila malaikat itu menggunakan gadanya, maka masuklah ke dalam neraka sebanyak tujuh ratus ribu orang.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, dari Ummu Mubasysyir, dari Hafsah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya aku benar-benar berharap semoga tidak ada seorang pun dari kalangan ahli Badar dan Hudaibiyyah yang masuk neraka, insya Allah. Hafsah bertanya, “Bukankah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman di dalam Al-Qur’an:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu’
Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan firman-Nya:
Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui Az-Zuhri, dari Sa’id, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Tidak ada seorang pun dari kaum muslim yang ditinggal mati oleh ketiga anaknya (yang belum berusia balig, lalu ia bersabar) masuk ke dalam neraka melainkan hanya sekejap saja.
Abdur Razzaq mengatakan, Ma’mar pernah mengatakan bahwa telah menceritakan kepadanya Az-Zuhri, dari Ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Barang siapa yang kematian tiga orang anaknya, tidak akan disentuh api neraka kecuali hanya sekejap saja.
Makna yang dimaksud ia hanya mendatanginya saja, kemudian keluar darinya.
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zam’ah, dari Az-Zuhri, dari Sa’id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang kematian tiga orang anaknya disentuh oleh api neraka kecuali hanya sebentar saja.
Az-Zuhri mengatakan seakan-akan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bermaksud dengan apa yang disebutkan oleh ayat ini, yaitu firman-Nya:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Telah menceritakan pula kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, dari Usman ibnul Aswad, dari Mujahid yang mengatakan bahwa sakit demam merupakan bagian tiap orang mukmin dari neraka. Kemudian ia membacakan firman-Nya:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Luhai’ah, telah menceritakan kepada kami Zaban ibnu Fa-id, dari Sahl ibnu Mu’az ibnu Anas Al-Juhani, dari ayahnya, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Barang siapa membaca surat Ikhlas sebanyak sepuluh kali, maka Allah membangunkan baginya sebuah gedung di dalam surga. Maka Umar berkata, “Kalau demikian, kami akan memperbanyak bacaannya, hai Rasulullah.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Allah akan membalasnya dengan pahala yang lebih banyak dan lebih baik.”
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda pula:
Barang siapa yang membaca seribu ayat di jalan Allah, maka kelak di hari kiamat ia akan dikumpulkan bersama para nabi, para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh, mereka adalah sebaik-baik teman, insya Allah. Dan barang siapa yang menjaga tapal batas untuk melindungi kaum muslim (dari serangan musuh) di jalan allah secara suka rela, bukan karena mendapat upah dari sultan, niscaya ia tidak akan melihat neraka kecuali hanya dalam waktu yang sebentar. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu.
Dan sesungguhnya berzikir di jalan Allah, pahalanya dilipatgandakan tujuh ratus kali membelanjakan harta di jalan Allah. Menurut riwayat yang lain adalah tujuh ratus ribu kali lipatnya.
Abu Daud telah meriwayatkan dari Abut Tahir, dari Ibnu Wahb dan Yahya ibnu Ayyub, keduanya dari Zaban, dari Sahl, dari ayahnya, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Sesungguhnya membaca salawat untukku, puasa, dan berzikir, pahalanya dilipatgandakan lebih dari membelanjakan harta di jalan Allah dengan tujuh ratus kali lipat.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma’mar, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu. Bahwa yang dimaksud dengan wurud ialah melaluinya.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu.
Yang dimaksud dengan mendatangi neraka bagi kaum muslim ialah melewati jembatan yang terpancang di antara kedua tepinya, sedangkan yang dimaksud dengan mendatangi bagi kaum musyrik ialah memasukinya. Dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda:
Laki-laki dan wanita yang terpeleset pada hari itu banyak sekali, pada hari itu jembatan tersebut dikepung oleh dua barisan malaikat yang dalam doanya mengatakan, “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.”
As-Saddi telah meriwayatkan dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud sehubungan dengan makna firman-Nya:
Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Makna yang dimaksud ialah sumpah yang wajib dilaksanakan.
Menurut Mujahid, kemestian yang sudah ditetapkan. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Juraij.
Tafsir Ayat:
Arah pembicaraan ini ditujukan kepada semua makhluk, yang baik dan yang buruk, yang Mukmin dan yang kafir, bahwasanya tiada seorang pun dari mereka melainkan pasti akan memasuki neraka, sebagai suatu ketetapan yang sudah Allah tetapkan atas diriNya, dan telah Dia janjikan kepada semua hambaNya. Maka, janji ini pasti terlaksana, tidak ada yang memalingkan kejadiannya.
Makna kata al-Wurud (mendatangi) masih diperselisihkan (oleh para ulama). Ada yang mengatakan, maknanya adalah kehadiran wujud neraka di hadapan seluruh makhluk sehingga menimbulkan rasa takut pada setiap orang. Kemudian Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa.
Sebagian berpendapat, maksud “mendatanginya” adalah memasukinya. Namun neraka menjadi dingin dan keselamatan bagi orang-orang Mukmin.
Sebagian ulama lain mengartikan lafazh “mendatangi” dengan makna melewati di atas Shirath (jembatan) yang berada di atas permukaan Neraka Jahanam. Maka masing-masing orang melewatinya sesuai dengan amalnya. Di antara mereka ada yang melewatinya secepat kedipan mata, seperti angin, bagai pacuan kuda terbaik, bak lari unta terbaik. Ada orang yang berlari, berjalan, ada (pula) yang merangkak. Sebagian dari mereka terkena sambaran lalu terlempar ke neraka. Masing-masing sesuai dengan kadar ketakwaannya.
Sesudah memperingatkan orang-orang kafir, Allah lantas mengarahkan peringatannya kepada semua manusia. Wahai manusia, ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak menyaksikan neraka itu dan mendatanginya. Hal itu, yakni membuatmu datang dan menyaksikan neraka, bagi tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan dan tidak akan diubah. 72. Setelah peristiwa itu kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membuktikan ketakwaannya dengan menaati syariat, dan kami akan membiarkan orang-orang yang zalim dan ingkar tetap di dalam neraka dalam keadaan berlutut karena pedihnya hukuman yang mereka rasakan.
Maryam Ayat 71 Arab-Latin, Terjemah Arti Maryam Ayat 71, Makna Maryam Ayat 71, Terjemahan Tafsir Maryam Ayat 71, Maryam Ayat 71 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Maryam Ayat 71
Tafsir Surat Maryam Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)