{18} Al-Kahfi / الكهف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | طه / Thaha {20} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Maryam مريم (Maryam (Maria)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 19 Tafsir ayat Ke 78.
أَطَّلَعَ الْغَيْبَ أَمِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَـٰنِ عَهْدًا ﴿٧٨﴾
aṭṭala’al-gaiba amittakhaża ‘indar-raḥmāni ‘ahdā
QS. Maryam [19] : 78
Adakah dia melihat yang gaib atau dia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih?
Apakah ia bisa melihat perkara ghaib, sehingga ia bisa melihat bahwa ia akan mendapatkan harta dan anak, ataukah ia telah mendapatkan janji mengenai hal itu di sisi Allah?
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Adakah ia melihat yang gaib.
Kalimat ayat ini merupakan bantahan terhadap orang yang mengatakan apa yang disitir oleh firman-Nya:
Pasti aku akan diberi harta dan anak.
Yakni kelak di hari kiamat. Dia memberitahukan apa yang bakal diperolehnya di hari akhirat nanti, menurut dakwaan sendiri, sehingga ia berani bersumpah menyatakan hal tersebut dan menganggapnya sebagai suatu kepastian.
…atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?
Yaitu apakah dia telah membuat suatu janji dengan Allah, bahwa Allah pasti akan memberinya hal tersebut?
Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan melalui hadis Imam Bukhari, bahwa yang dimaksud dengan ahdan ialah janji.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Adakah ia melihat yang gaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah? (Maryam:78) Bahwa yang dimaksud ialah kalimat, “Tidak ada Tuhan selain Allah,” yang karenanya maka ia berharap akan mendapat hal tersebut.
Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam:87) Bahwa yang dimaksud ialah persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, lalu Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi membacakan firman-Nya: kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam:87)
Maka Allah berfirman untuk mencelanya dan menyatakan kedustaannya, أَطَّلَعَ الْغَيْبَ “Adakah dia telah melihat yang ghaib,” maksudnya apakah ilmunya melingkupi hal-hal yang ghaib, sehingga dia dapat mengetahui peristiwa yang akan terjadi, dan bahwa termasuk dalam lingkup yang akan terjadi yaitu dia akan diberikan kekayaan dan anak pada Hari Kiamat. أَمِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا “Atau dia telah membuat perjanjian di sisi Rabb Yang Maha Pemurah,” bahwasanya dia akan memperoleh sesuatu yang diucapkan itu. Pengertiannya, tidak ada sedikit pun yang nyata. Maka dapat diketahui bahwa dia telah mengada-adakan kebohongan, berbicara tentang sesuatu yang tidak dia ketahui. Klasifikasi dan pengulangan ini merupakan bentuk konsekuensi logis dan penegakan hujjah yang benar-benar tegas. Sesungguhnya orang yang mengaku bahwa dia akan mendapatkan kebaikan di akhirat di sisi Allah, maka dia tidak lepas dari dua keadaan:
Pertama, perkataannya itu bersumber dari pengetahuan tentang hal-hal ghaib di masa yang akan datang. Dan perkara ini sudah diketahui, bahwa ini hanya milik Allah semata, tidak ada seorang pun yang mengetahui perkara ghaib di masa yang akan datang, kecuali peristiwa yang diperlihatkan oleh Allah kepada para rasulNya.
Kedua, sang pengucap adalah orang yang sudah membuat perjanjian dengan Allah, dengan beriman kepadaNya dan mengikuti para rasulNya, yang sudah dijanjikan oleh Allah bagi para pelakunya, dan Dia menetapkan bahwa mereka adalah para penduduk akhirat, yang selamat dan beruntung.
Jika kedua hal ini tidak ada (pada orang-orang kafir itu), maka dapat diketahui kepalsuan pengakuan tersebut.
Keangkuhan mereka direspons dengan pertanyaan berikut. Adakah dia, yaitu orang kafir, melihat yang gaib sehingga dapat berkata demikian atau dia telah membuat perjanjian di sisi tuhan yang maha pengasih sehingga dia dapat memastikan kebenaran perkataannya’79-80. Sama sekali tidak! dia tidak mengetahui hal gaib, apalagi membuat perjanjian dengan Allah. Jika dia tidak menghentikan kebohongannya, kami akan menulis dan meminta pertanggungjawaban atas apa yang dia katakan dan kami akan memperpanjang azab untuknya secara sempurna sampai batas tertentu, dan kami akan mewarisi serta membinasakan apa yang dia katakan dan banggakan itu, berupa harta dan keturunan, dan dia akan datang kepada kami seorang diri setelah kematiannya tanpa ditemani harta atau anaknya.
Maryam Ayat 78 Arab-Latin, Terjemah Arti Maryam Ayat 78, Makna Maryam Ayat 78, Terjemahan Tafsir Maryam Ayat 78, Maryam Ayat 78 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Maryam Ayat 78
Tafsir Surat Maryam Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)