{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 3.
إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَىٰ ﴿٣﴾
illā tażkiratal limay yakhsyā
QS. Thaha [20] : 3
melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),
Tetapi Kami menurunkannya sebagai pelajaran, agar dijadikan sebagai peringatan oleh orang yang takut azab Allah, lalu ia bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan.
(2-3) Abu Saleh mengatakan bahwa Thaha adalah kalimat yang telah diarahkan dari bahasa lain.
Al-Qadi Iyad di dalam kitabnya Asy-Syifa telah meriwayatkan melalui jalur Abdu ibnu Humaid di dalam kitab tafsirnya, bahwa telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim. Dari Ibnu Ja’far, dari Ar-Rabi’ ibnu Anas yang mengatakan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ apabila hendak salat beliau berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki lainnya diangkat. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Thaha. (Thaahaa:1) Yakni hai Muhammad, jejakkanlah kedua kakimu ke bumi. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah. (Thaahaa:2) Kemudian Al-Qadi Iyad mengatakan, “Tidak samar lagi bahwa sikap tersebut mengandung pengertian yang menunjukkan penghormatan dan etika yang baik.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.
Juwaibir telah meriwayatkan dari Ad-Dahhak, bahwa ketika Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul-Nya, dan Rasul beserta para sahabatnya mengamalkannya, maka orang-orang musyrik berkata bahwa tidak sekali-kali Allah menurunkan Al-Qur’an ini kepada Muhammad melainkan agar dia menjadi susah. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut (kepada Allah).
Padahal duduk perkara yang sebenarnya tidaklah seperti apa yang didugakan oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Al-Qur’an, bahkan barang siapa yang di beri ilmu oleh Allah, maka sesungguhnya Allah menghendaki baginya kebaikan yang banyak, dan ilmu itu adalah wahyu Al-Qur’an. Seperti yang telah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui Mu’awiyah, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda.
Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah menjadikannya pandai dalam agama.
Alangkah baiknya hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani sehubungan dengan hal ini. Ia mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Zuhair, telah menceritakan kepada kami Al-Ala ibnu Salim, telah menceritakan kepada kami Ibrahim At-Taliqani, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, dari Sufyan, dari Sammak ibnu Harb, dari Sa’labah ibnul Hakam yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada para ulama kelak di hari kiamat, yaitu bilamana Dia telah duduk di atas Kursi-Nya untuk menjalankan peradilan terhadap hamba-hamba-Nya, “Sesungguhnya Aku tidak sekali-kali menganugerahkan ilmu dan hikmah-Ku kepada kalian, melainkan dengan maksud Aku hendak memberikan ampunan kepada kalian terhadap semua (dosa) yang kalian lakukan tanpa peduli.”
Sanad hadis berpredikat jayyid (baik), dan Sa’labah ibnul Hakam yang disebutkan dalam sanad hadis adalah Al-Laisi, disebutkan dengan sebutan yang baik oleh Abu Amr di dalam kitab Isti’ab-nya. Ia mengatakan bahwa ia tinggal di Basrah, kemudian pindah ke Kufah, dan telah mengambil riwayat darinya Sammak ibnu Harb.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.
Ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an. (Al Muzammil:20)
Tersebutlah bahwa sebelumnya mereka menggantungkan tali pada dada mereka dalam salatnya (agar jangan mengantuk).
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah. (Thaahaa:2) Tidak, demi Allah, Allah tidak menjadikan Al-Qur’an baginya sebagai kesusahan. Tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat, cahaya, dan petunjuk ke surga.
…tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).
Sesungguhnya Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an)-Nya dan mengutus Rasul-Nya sebagai rahmat buat hamba-hamba-Nya, agar orang ingat kepada-Nya, dan mengambil manfaat dari apa yang ia dengar dari Kitabullah. Al-Qur’an adalah peringatan yang diturunkan oleh Allah, di dalamnya disebutkan halal dan haram.
Oleh karenanya, Allah berfirman, إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى “Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),” melainkan supaya orang-orang yang takut kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ mengingat-ingat (hakikat kehidupan) sedangkan dia pun mengerti kandungannya berupa himbauan untuk menggapai kebaikan-kebaikan lalu mengamalkannya, dan mengetahui peringatan dari kecelakaan dan kerugian sehingga dia pun menjauhkan diri darinya. Dengan al-Qur`an dia bisa mengenal hukum-hukum yang baik, yang ditetapkan oleh syariat secara detail yang sisi keindahannya sudah mapan di akalnya secara global. Maka, penjabaran hukum-hukum sejalan dengan apa yang dijumpainya dalam fitrah dan akal sehatnya. Oleh sebab itu, Allah menamakan al-Qur`an sebagai tadzkirah (pengingat). Sebagai pengingat sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Hanya saja pemiliknya melalaikannya, atau tidak mengingat-ingat penjelasannya.
Allah mengkhususkan peringatan ini bagi orang-orang yang takut (khasyyah) kepadaNya, pasalnya selain mereka tidak mau memanfaatkannya. Bagaimana mungkin orang yang tidak beriman kepada surga dan neraka, serta tidak ada unsur ketakutan kepada Allah di hatinya sekecil biji sawi pun dapat memperoleh manfaat dengannya?! Ini tidak mungkin terjadi.
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى * وَيَتَجَنَّبُهَا الأشْقَى * الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى
“Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran. Orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).” (QS. Al-A’la: 10-12).
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an kepadamu melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah dan ikhlas menaati ajaran dan perintah-Nya. 4. Wahai nabi, Al-Qur’an ini diturunkan kepadamu dari Allah yang mahaagung yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Kandungannya merupakan petunjuk bagi mereka yang mau meyakini.
Thaha Ayat 3 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 3, Makna Thaha Ayat 3, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 3, Thaha Ayat 3 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 3
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)