{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 52.
قَالَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي فِي كِتَابٍ ۖ لَا يَضِلُّ رَبِّي وَلَا يَنْسَى ﴿٥٢﴾
qāla ‘ilmuhā ‘inda rabbī fī kitāb, lā yaḍillu rabbī wa lā yansā
QS. Thaha [20] : 52
Dia (Musa) menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada pada Tuhanku, di dalam sebuah Kitab (Lauh Mahfuzh), Tuhanku tidak akan salah ataupun lupa;
Musa berkata kepada Fir’aun: Apa yang kamu tanyakan itu bukan menjadi urusan kami, tetapi pengetahuan tentang apa yang telah diperbuat generasi-generasi itu ada di sisi Rabb-ku di dalam al-Lauh al-Mahfuzh. Aku tidak memiliki pengetahuan mengenai hal itu. Rabb-ku tidak akan sesat (menyimpang) dalam perbuatan-perbuatan dan hukum-hukum-Nya. Dia tidak lupa sedikit pun dari apa yang telah diajarkan-Nya.
Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa.
Yakni tiada sesuatu pun yang menyimpang dari ketetapan-Nya, dan tiada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, baik yang kecil maupun yang besar, dan Dia tidak pernah lupa kepada sesuatu pun Dengan kata lain, Musa menggambarkan tentang pengetahuan Allah, bahwa sesungguhnya pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, dan bahwa Dia tidak pernah lupa terhadap sesuatu pun, Mahasuci dan Mahatinggi Allah. Sesungguhnya pengetahuan makhluk itu masih ada kekurangannya, dua hal yang terpenting di antaranya yaitu pengetahuannya terhadap sesuatu tidak meliputi, dan yang lain ialah lupa sesudah mengetahuinya. Maka Allah menyucikan diri-Nya dari kekurangan ini.
Musa menjawab, عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي فِي كِتَابٍ لا يَضِلُّ رَبِّي وَلا يَنْسَى “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Rabbku, di dalam sebuah kitab. Rabb kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa,” maksudnya Allah telah menghitung amalan mereka, baik atau buruk dan membukukannya dalam KitabNya, Lauhul Mahfuzh. Ilmu dan pengetahuan Allah meliputi isinya. Dia tidak akan salah tentangnya dan (juga) tidak lupa atas perkara yang telah diketahuiNya.
Inti dari itu semua, bahwa mereka melakukan sesuatu yang dahulu dilakukan oleh (nenek moyang) mereka dan menjumpai amalan-amalan mereka serta menerima balasan atas dasar itu. Tidak ada artinya pertanyaan dan keingintahuanmu tentang mereka, wahai Fir’aun. Mereka merupakan umat yang sudah berlalu. Bagi mereka apa yang mereka perbuat dan bagi kalian amalan-amalan yang kalian lakukan. Jika dalil yang sudah kami kemukakan di hadapanmu, dan ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran Allah) yang sudah kami pertontonkan kepada dirimu, telah membuktikan kebenaran dan kepastiannya, dan itulah faktanya, maka tunduk patuhlah kepada al-haq. Singkirkanlah kekufuran, tindak kezhaliman, perdebatan dengan dasar kebatilan dari dirimu. Apabila engkau masih meragukannya atau engkau menyaksikannya tidak lurus, maka pintu tetap terbuka, dan kesempatan untuk menelitinya belum ditutup. Maka, bantahlah dalil dengan dalil pula, petunjuk dengan petunjuk juga. Engkau tidak akan menemukan cara untuk itu, selama siang dan malam (masih silih berganti). Bagaimana bisa (dia tetap kufur), padahal Allah telah memberitahukan ten-tangnya, dia mengingkarinya meski hati meyakini kebenarannya. Seperti Firman Allah,
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا
“Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya.” (QS. An-Naml: 14).
Musa berkata,
لَقَدْ عَلِمْتَ مَا أَنزلَ هَؤُلاءِ إِلا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ بَصَائِرَ
“Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tidak ada yang me-nurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Rabb Yang Memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata.” (QS. Al-Isra`: 102).
Maka dapat diketahui bahwa dia telah berbuat zhalim saat mengajak berdebat. Niatannya hanyalah untuk meraih ketinggian derajat di dunia.
Nabi musa menjawab pertanyaan fir’aun, ‘pengetahuan tentang itu secara rinci hanya ada pada tuhanku. Hanya dia yang mengetahuinya. Semua hal yang berkaitan dengan makhluk tercatat di dalam sebuah kitab, yaitu lauh mahfuz. Tuhanku tidak akan pernah salah ataupun lupa pada apa pun yang terjadi di alam semesta ini. 53. Wahai fir’aun, Allah adalah tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, juga bagi seluruh manusia, dan menjadikan jalanjalan yang rata dan lebar di atasnya bagimu agar kamu mudah bepergian, dan dia pula yang menurunkan air hujan dari langit untuk menyuburkan tanah di sekitarmu. ‘ Allah beralih menggunakan kalimat langsung dari- nya, ‘kemudian, kami tumbuhkan dengannya, yakni dengan air hujan itu, berjenis-jenis tumbuh-tumbuhan dengan beragam bentuk, rasa, dan kegunaan.
Thaha Ayat 52 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 52, Makna Thaha Ayat 52, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 52, Thaha Ayat 52 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 52
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)