{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 71.
قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ ۖ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ ۖ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَىٰ ﴿٧١﴾
qāla āmantum lahụ qabla an āżana lakum, innahụ lakabīrukumullażī ‘allamakumus-siḥr, fa la`uqaṭṭi’anna aidiyakum wa arjulakum min khilāfiw wa la`uṣallibannakum fī jużụ’in-nakhli wa lata’lamunna ayyunā asyaddu ‘ażābaw wa abqā
QS. Thaha [20] : 71
Dia (Fir‘aun) berkata, “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia itu pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Maka sungguh, akan kupotong tangan dan kakimu secara bersilang, dan sungguh, akan aku salib kamu pada pangkal pohon kurma dan sungguh, kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya.”
Fir’aun berkata kepada para penyihir: Apakah kalian akan percaya kepada Musa, mengikutinya, dan mengakuinya, sebelum aku mengizinkan hal itu kepada kalian? Sesungguhnya Musa adalah pemimpin kalian yang telah mengajarkan sihir kepada kalian; karena itu kalian mengikutinya. Sungguh aku akan memotong-motong tangan dan kaki kalian secara bersilang, tangan dari satu arah dan kaki dari arah yang lain. Dan sungguh aku akan menyalib kalian dengan mengikat tubuh kalian pada pangkal pohon kurma. Sungguh kalian akan mengetahui, wahai para penyihir, siapakah di antara kita: aku atau Rabb Musa yang lebih keras dan lebih kekal siksanya daripada yang lain?
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang kekufuran Fir’aun, keingkaran, kelewatbatasannya, dan kesombongannya terhadap perkara yang hak dengan kebatilan yang dipegangnya, setelah ia melihat mukjizat besar yang menakjubkannya dan melihat orang-orang yang tadinya membantunya kini berbalik menjadi orang-orang yang beriman kepada Tuhannya Musa. Hal itu terjadi di hadapan mata orang banyak, bahkan seluruh rakyat negeri Mesir, Fir’aun mengalami kekalahan yang fatal. Tetapi peristiwa itu tidaklah memudarkan kesombongan dan keingkarannya, bahkan ia menggunakan kekuasaan dan kedudukan serta pengaruhnya terhadap para ahli sihir, lalu ia mengancam dan memperingatkan mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Apakah kalian telah beriman.
Maksudnya, apakah kalian mempercayai Musa sekarang.
sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian.
Yakni aku tidak memerintahkan kepada kalian untuk itu yang berarti kalian membangkang terhadapku. Fir’aun mengucapkan kata-kata yang ia sendiri, para ahli sihir, dan semua orang mengetahui bahwa ia dusta karena dikalahkan.
Sesungguhnya dia adalah pemimpin kalian yang mengajarkan sihir kepada kamu sekalian.
Yaitu kalian telah belajar ilmu sihir dari Musa dan kalian telah sepakat dengannya untuk melawanku —juga rakyatku— agar kalian menampakkan kemenangan kalian terhadapku. Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
sesungguhnya perbuatan ini adalah suatu muslihat yang telah kalian rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya darinya, maka kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian ini). (Al A’raf:123)
Kemudian Fir’aun mulai mengancam mereka melalui ucapannya yang disitir oleh firman-Nya:
Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma
Yakni sungguh aku benar-benar akan mencincang kalian, membunuh kalian, dan memamerkan tubuh kalian.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Fir’aun adalah orang yang mula-mula melakukan hukuman seperti itu. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.
Yakni kalian telah mengatakan bahwa aku dan kaumku berada dalam kesesatan, sedangkan kalian dan Musa beserta kaumnya berada pada jalan petunjuk. Maka kelak kalian akan mengetahui siapa yang akan mendapat siksa dan siapa yang kekal dalam siksanya. Setelah Fir’aun menyerang para ahli sihir dengan ancamannya itu, maka mereka dengan suka rela bersedia mengurbankan dirinya demi membela Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Fir’aun berkata kepada para tukang sihir, آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian,” maksudnya, bagaimana bisa kalian lancang beriman tanpa konsultasi dan izin denganku. Fir’aun begitu terheran-heran mengapa sikap ini muncul dari mereka lantaran tata krama mereka kepada dirinya, sikap menghinakan diri dan ketundukan mereka kepadanya pada setiap urusan mereka. Dia ingin agar masalah keimanan para tukang sihir ini termasuk dari bagian perilaku mereka sebelumnya (untuk selalu taat kepadanya). Kemudian Fir’aun semakin membabi-buta dalam kekufuran dan sikapnya melampaui batas setelah adanya petunjuk kebenaran ini. Dia mengolok-olok kaumnya melalui perkataannya dan menampakkan kepada mereka bahwa keunggulan Musa atas para tukang sihir itu, bukan karena syariat yang dibawanya merupakan kebenaran. Justru (yang terjadi) dia telah menjalin kerja sama dengan para tukang sihir, menyusun tipu daya dan mengatur skenario untuk mengusir Fir’aun dan kaumnya dari negeri mereka. Kaumnya pun mengiyakan rekayasa jahat ini darinya dan menyangkanya sebagai kebenaran.
فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ
“Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang fasik.” (QS. Az-Zukhruf: 54),
padahal pernyataan yang dilontarkan oleh Fir’aun ini tidak bisa menembus akal orang yang mempunyai kecerdasan dan pengetahuan tentang fakta dalam level terendah sekalipun. Karena Musa datang dari Madyan seorang diri. Saat tiba, dia tidak berinteraksi dengan salah satu dari para tukang sihir atau siapapun selain mereka. Bahkan yang beliau tempuh, langsung menyerukan dakwah kepada Fir’aun dan kaumnya. Beliau memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah kepada mereka. Kemudian Fir’aun ingin melawan misi yang dibawa oleh Musa. Dia pun berusaha semaksimal mungkin. Mengutus seseorang di seluruh pelosok negeri untuk mendatangkan setiap tukang sihir yang piawai. Mereka pun berdatangan kepadanya. Fir’aun menjanjikan upah dan kedudukan manakala kemenangan berhasil direngkuh. Para tukang sihir itu begitu antusias dan menyusun tipu daya yang jitu untuk menang atas Musa. Setelah itu, terjadilah pada mereka, peristiwa keimanan kepada Musa. Apakah (dengan fakta-fakta ini semua), mungkin dibayangkan bahwa para tukang sihir itu dan Musa telah mengatur kondisi dan menjalin kesepakatan atas peristiwa yang muncul? Ini termasuk kejadian yang paling mustahil.
Selanjutnya, Fir’aun menebar ancaman kepada para tukang sihir dengan berkata, فلأقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلافٍ “Maka sungguh aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik.” Sebagaimana hukuman yang diperlakukan bagi pemberontak yang selalu menimbulkan kerusakan, tangan kanan dan kaki kirinya dipotong. وَلأصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ “Dan sungguh aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma,” agar kalian dapat disaksikan orang banyak dan merasakan kehinaan. وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى “Dan sungguh kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya,” tentu atas dasar persangkaannya dan persangkaan pengikutnya bahwa dia adalah orang yang paling dahsyat siksanya daripada Allah dan lebih kekal, untuk memutarbalikkan fakta dan mengintimidasi orang yang mudah dibodohi.
Fir’aun murka melihat kekalahan dan keimanan para penyihirnya. Dia berkata, ‘wahai para penyihir, apakah kamu telah beriman kepadanya, yaitu kepada nabi musa, sebelum aku memberi izin kepadamu’ sesungguhnya dia itu pemimpinmu. Dia tidak lebih dari sekadar penyihir pandai yang mengajarkan sihir kepadamu. Dengan beriman, kamu telah melakukan makar dan melanggar janji setiamu kepadaku, maka sungguh, aku akan memotong tangan kanan dan kaki kiri kamu secara bersilang, dan sungguh akan aku salib kamu pada pangkal pohon kurma. Akan aku gantung tubuh-tubuhmu dan aku ikat kaki dan tanganmu di sana agar orang-orang tahu hukuman bagi orang yang melanggar perintahku. Dan sungguh, kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita, di antara aku dan tuhan nabi musa, yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya. ‘ 72. Para penyihir tidak takut pada ancaman fir’aun. Mereka berkata, ‘wahai fir’aun, kami tidak akan memilih untuk lebih tunduk kepadamu daripada sebagian bukti-bukti nyata atau mukjizat yang telah datang kepada kami melalui nabi musa. Dan kami juga tidak akan mengutamakanmu sebagai sesembahan atas Allah yang telah menciptakan kami. Maka, putuskanlah yang hendak engkau putuskan dan lakukanlah apa saja yang ingin kaulakukan terhadap kami. Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini. Kekuasaanmu tidak akan berlanjut hingga akhirat nanti.
Thaha Ayat 71 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 71, Makna Thaha Ayat 71, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 71, Thaha Ayat 71 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 71
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)