{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 72.
قَالُوا لَنْ نُؤْثِرَكَ عَلَىٰ مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا ۖ فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ ۖ إِنَّمَا تَقْضِي هَـٰذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿٧٢﴾
qālụ lan nu`ṡiraka ‘alā mā jā`anā minal-bayyināti wallażī faṭaranā faqḍi mā anta qāḍ, innamā taqḍī hāżihil-ḥayātad-dun-yā
QS. Thaha [20] : 72
Mereka (para pesihir) berkata, “Kami tidak akan memilih (tunduk) kepadamu atas bukti-bukti nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan atas (Allah) yang telah menciptakan kami. Maka putuskanlah yang hendak engkau putuskan. Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini.
Para penyihir berkata kepada Fir’aun: Kami tidak akan mengutamakanmu, lalu menaatimu dan mengikuti agamamu, daripada bukti-bukti nyata yang dibawa Musa yang menunjukkan atas kebenarannya, kewajiban mengikutinya, dan menaati Rabb-nya. Kami tidak akan mengutamakan ketuhanan (Rububiyyah) palsumu dibandingkan rububiyyah Allah yang telah menciptakan kami. Maka lakukanlah apa yang hendak kamu lakukan terhadap kami. Sesungguhnya kekuasaanmu hanyalah dalam kehidupan dunia ini saja. Apa yang kamu lakukan terhadap kami hanyalah azab yang akan berakhir dengan berakhirnya kehidupan dunia.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat)
Artinya, kami tidak akan memilihmu atas petunjuk dan keyakinan yang telah kami peroleh.
dan dari Tuhan yang telah menciptakan kami.
Wawu yang ada dalam ayat ini dapat diartikan sebagai sumpah, dapat pula diartikan sebagai huruf ‘ataf, yang dikaitkan dengan lafaz al-bayyinat. Mereka bermaksud bahwa kami tidak akan memilihmu atas Pencipta dan Khalik kami yang telah menciptakan kami dari tiada. Dia menciptakan kami dari tanah liat, maka Dialah yang berhak disembah dan ditaati, bukan engkau (Fir’aun).
Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.
Yakni lakukanlah apa yang kamu kehendaki dan apa yang dapat dicapai oleh tangan (kekuasaan)mu.
Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.
Yaitu sesungguhnya kamu hanya berkuasa di dunia ini saja, negeri yang pasti lenyap, sedangkan kami menginginkan dunia yang kekal.
Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami.
Yakni mengampuni semua dosa kami, khususnya dosa menjalankan sihir yang kamu paksakan kepada kami agar melakukannya untuk menentang tanda kekuasaan Allah dan mukjizat nabi-Nya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Na’im ibnu Hammad, telali menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, dari Abu Sa’id, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. (Thaahaa:73) Bahwa Fir’aun pernah mengambil empat puluh orang budak dari kalangan kaum Bani Israil, lalu mereka diperintahkan untuk belajar ilmu sihir di Al-Farma, dan Fir’aun berkata (kepada guru ilmu sihir), “Ajarkanlah kepada mereka ilmu sihir yang tiada seorang pun di muka bumi yang mengetahui mereka belajar ilmu sihir.” Ibnu Abbas mengatakan bahwa mereka adalah termasuk di antara ahli sihir yang beriman kepada Musa, dan merekalah yang mengatakan: Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. (Thaahaa:73)
Oleh sebab itu, tatkala para tukang sihir itu mengetahui kebenaran yang nyata, dan Allah telah mencurahkan kemampuan berpikir pada mereka untuk dapat melacak fakta-fakta sesungguhnya, mereka pun merespon (ancaman Fir’aun) dengan berkata, لَنْ نُؤْثِرَكَ عَلَى مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ “Kami sekali-kali tidak mengutamakan kamu dari-pada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami,” [maksudnya kami tidak akan mengutamakan engkau dan apa yang engkau janjikan kepada kami berupa upah dan kedekatan posisi denganmu daripada apa yang telah Allah perlihatkan kepada kami yang berupa ayat-ayat yang jelas]: yang menunjukkan bahwa Allahlah Rabb yang patut disembah, satu-satunya, yang diagungkan dan dihormati, dan bahwa selain Allah merupakan kebatilan, dan kami (tidak akan) mengutamakan dirimu daripada Dzat yang telah menciptakan kami dan mengadakan kami, ini tidak akan terjadi.
فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ “Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan,” dari sesuatu yang telah engkau ancamkan kepada kami, berupa potong tangan dan kaki, penyaliban jasad kami dan siksaan. إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا “Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja,” maksudnya apa yang kamu ancamkan kepada kami, paling maksimal hanya terjadi di kehidupan dunia ini saja, nanti akan selesai, hilang, dan tidak membahayakan kami (di akhirat kelak). Berbeda halnya dengan azab Allah bagi orang yang tetap berada di atas kekufuran, azab itu kontinyu, lagi dahsyat. Sepertinya inilah jawaban dari mereka terhadap perkataan Fir’aun, وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى “Dan sungguh kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” (QS. Thaha: 71). Dalam pembicaraan para tukang sihir ini terdapat petunjuk bahwa seorang yang berakal hendaklah menimbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat dengan azab dunia dan akhirat.
Para penyihir tidak takut pada ancaman fir’aun. Mereka berkata, ‘wahai fir’aun, kami tidak akan memilih untuk lebih tunduk kepadamu daripada sebagian bukti-bukti nyata atau mukjizat yang telah datang kepada kami melalui nabi musa. Dan kami juga tidak akan mengutamakanmu sebagai sesembahan atas Allah yang telah menciptakan kami. Maka, putuskanlah yang hendak engkau putuskan dan lakukanlah apa saja yang ingin kaulakukan terhadap kami. Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini. Kekuasaanmu tidak akan berlanjut hingga akhirat nanti. 73. Wahai fir’aun, kami benar-benar telah beriman dan akan memegang teguh kepercayaan kami kepada tuhan pencipta kami yang selama ini kami durhakai dan ingkari. Kami beriman dengan harapan agar dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami yang telah mempersekutukan-Nya dan mengampuni dosa kami karena telah mempelajari dan mempraktikkan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami. Dan Allah lebih baik pahala-Nya kepada orang yang taat daripada balasanmu kepada kami, dan dia lebih kekal kekuasaan serta azab-Nya bagi pendurhaka dibanding siksamu.
Thaha Ayat 72 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 72, Makna Thaha Ayat 72, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 72, Thaha Ayat 72 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 72
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)