{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 73.
إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَانَا وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ ۗ وَاللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ﴿٧٣﴾
innā āmannā birabbinā liyagfira lanā khaṭāyānā wa mā akrahtanā ‘alaihi minas-siḥr, wallāhu khairuw wa abqā
QS. Thaha [20] : 73
Kami benar-benar telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).”
Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, dan kami telah membenarkan Rasul-Nya serta mengamalkan ajaran yang dibawanya, agar Rabb kami mengampuni dosa-dosa kami, dan aktifitas sihir yang telah kamu paksakan kepada kami untuk melakukannya guna menghadapi Musa. Dan Allah adalah lebih baik balasan-Nya daripada kamu, wahai Fir’aun, bagi siapa yang menaati-Nya, dan lebih kekal azab-Nya terhadap siapa saja yang durhaka dan menyelisihi perintah-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).
Yakni lebih baik bagi kami daripada kamu, karena pahala-Nya lebih kekal daripada apa yang engkau janjikan kepada kami. Pendapat ini berdasarkan riwayat Ibnu Ishaq.
Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan Allah lebih baik (pahala-Nya).
Yaitu bagi kami daripada kamu jika perintah-Nya ditaati. Dan lebih kekal (azab-Nya). (Thaahaa:73) daripada kamu jika perintah-Nya dilanggar.
Telah diriwayatkan pula hal yang semisal, juga dari Ibnu Ishaq.
Makna lahiriahnya menunjukkan bahwa Fir’aun la’natullah telah bertekad untuk menghukum para ahli sihirnya dan dia menjatuhkan hukumannya kepada mereka, padahal kenyataannya hal itu merupakan rahmat dari Allah untuk mereka. Karena itulah Ibnu Abbas dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf mengatakan, “Jadilah kalian di pagi hari sebagai tukang sihir, dan jadilah kalian di petang harinya sebagai syuhada.”
Tafsir Ayat:
إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَان “Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami,” yaitu kekufuran dan maksiat-maksiat kami. Sesungguhnya keimanan menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan taubat menutup dosa silam. Perkataan mereka, وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ “Dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami untuk melakukannya,” yang kami gunakan untuk melawan kebenaran. Ini merupakan dalil bahwa mereka tidak berkehendak sendiri dalam perbuatan mereka tadi. Fir’aun-lah yang memaksa mereka dengan sekuat tenaga. Secara eksplisit nampak -wallahu a’lam– bahwasanya ketika Musa menyampaikan nasihat kepada mereka sebagaimana tertuang pada Firman Allah, وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍ “Celakalah kamu, janganlah kamu mengadakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa.” (QS. Thaha: 61), ternyata telah mempengaruhi mereka dan membekas pada diri mereka dengan kuat. Oleh karena itu, mereka saling berbantahan usai mendengarkan perkataan dan nasihat Musa. Kemudian Fir’aun menuntut dan memaksa mereka untuk melakukan makar yang telah mereka perbuat. Karena itu, para tukang sihir itu mengemukakan pernyataan Fir’aun tadi sebe-lum dia mendatangi mereka, di mana mereka mengatakan, إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ يُرِيدَانِ أَنْ يُخْرِجَاكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِمَا “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya,” (QS. Thaha: 63), jadi mereka berbuat sesuai dengan cara yang sudah digariskan Fir’aun dan dipaksakannya. Boleh jadi goresan yang mengendap di hati-hati mereka ini adalah disebabkan kebencian mereka untuk melawan kebenaran dengan kebatilan, dan tindakan-tindakan yang telah mereka kerjakan dengan menutup mata. Itulah yang berpengaruh positif pada mereka, dan Allah merahmati mereka dengan itu dan mencurahkan taufik kepada mereka untuk beriman dan bertaubat.
وَاللَّهُ خَيْرٌ “Dan Allah lebih baik (pahalaNya),” dari apa yang engkau janjikan berupa upah, kedudukan, dan jabatan وَأَبْقَى “dan lebih kekal,” ganjaran dan kebaikanNya, tidak seperti yang diomongkan oleh Fir’aun, وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى “dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” (QS. Thaha: 71), dia bermaksud bahwa dirinya lebih pedih dan kekal siksaannya.
Seluruh yang dikemukakan tentang kisah Musa dan Fir’aun telah disebutkan oleh Allah di dalamnya, yaitu apabila datang berdasarkan kisah para tukang sihir bahwasanya Fir’aun telah mengancam mereka dengan hukuman potong anggota badan dan penyaliban. Namun Allah tidak menyebutkan tentang pelaksanaannya. Begitu pula tidak ada hadits shahih yang menyinggungnya. Kepastian terjadi atau tidaknya tergantung pada keberadaan dalil. Allahlah Yang Mahatahu tentang kejadian itu dan kejadian lainnya. [Akan tetapi, ancaman Fir’aun kepada para tukang sihir dengan hukuman itu bersamaan dengan kemampuannya untuk melakukannya adalah menjadi bukti peristiwa itu terjadi. Pasalnya, bila tidak berlangsung, sudah pasti Allah menyebutkannya dan para ulama yang menyampaikan ilmu pun tentu akan menyepakatinya].
Wahai fir’aun, kami benar-benar telah beriman dan akan memegang teguh kepercayaan kami kepada tuhan pencipta kami yang selama ini kami durhakai dan ingkari. Kami beriman dengan harapan agar dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami yang telah mempersekutukan-Nya dan mengampuni dosa kami karena telah mempelajari dan mempraktikkan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami. Dan Allah lebih baik pahala-Nya kepada orang yang taat daripada balasanmu kepada kami, dan dia lebih kekal kekuasaan serta azab-Nya bagi pendurhaka dibanding siksamu. 74. Sesungguhnya barang siapa meninggal dunia dan datang kepada tuhannya dalam keadaan berdosa dan tidak bertobat, maka sungguh, baginya adalah neraka jahanam. Dia tidak mati di dalamnya sehingga akan terus merasakan azab, dan tidak pula hidup dengan nyaman. ‘ demikianlah kondisi orang yang durhaka dan kafir.
Thaha Ayat 73 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 73, Makna Thaha Ayat 73, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 73, Thaha Ayat 73 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 73
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135