{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 78.
فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِ فَغَشِيَهُمْ مِنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ ﴿٧٨﴾
fa atba’ahum fir’aunu bijunụdihī fa gasyiyahum minal-yammi mā gasyiyahum
QS. Thaha [20] : 78
Kemudian Fir‘aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, tetapi mereka digulung ombak laut yang menenggelamkan mereka.
Musa pun membawa pergi Bani Israil pada malam hari, dan membawa mereka menyeberangi jalan di lautan. Maka Fir’aun dan pasukannya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh air yang kadarnya hanya diketahui oleh Allah. Akibatnya, mereka semua tenggelam, sementara Musa dan kaumnya selamat.
Kemudian disebutkan dalam ayat selanjutnya:
Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.
Al-yamm artinya laut. Lafaz ma Ghasyiyahum diucapkan terhadap apa yang sudah terkenal dan diketahui, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan negeri-negeri kaum Lut yang telah dihancurkan Allah, lalu Allah menimpakan atas negeri itu azab besar yang menimpanya. (An Najm:53-54)
Yakni sesuatu yang telah dikenal dan termasyhur. Dan sebagaimana Fir’aun berada di depan tentaranya, lalu membawa mereka ke dalam laut, sehingga mereka sesat, dia tidak memberi mereka petunjuk ke jalan yang benar. Maka demikian pula kelak keadaannya di hari kiamat, Fir’aun berada di depan mereka dan membimbing mereka ke dalam neraka. Sesungguhnya neraka itu adalah seburuk-buruk tempat yang didatangi.
77-79. Setelah Musa unggul dengan bukti-bukti kebenarannya atas Fir’aun dan kaumnya, maka beliau menetap di MEsir guna menyeru mereka ke pangkuan Islam, mengusahakan penyelamatan Bani Israil dan Fir’aun dan siksanya. Sementara itu, Fir’aun masih dalam penentangan dan antipatinya. Sepak terjangnya memberatkan Bani Israil. Allah telah memperlihatkan kepada Musa tanda-tanda kebesaranNya dan pelajaran-pelajaran penting yang telah Allah ceritakan kepada kita sekalian dalam al-Quran.
Adapun Bani Israil tidak berdaya untuk memperlihatkan keimanan mereka dan memproklamirkannya. Mereka menjadikan rumah-rumah mereka sebagai tempat ibadah, menahan kesabaran dari bahaya Fir’aun dan gangguannya. Maka, Allah berkehendak menyelamatkan mereka dari musuh mereka dan menempatkan mereka di dunia ini sebagai penguasa. Tujuannya, supaya mereka menyembahNya dengan terang-terangan dan menegakkan perintahNya. Maka Allah mewahyukan kepada nabiNya, Musa agar membuat janji kepada Bani Israil secara rahasia dan berjalan di awal malam hingga mereka dapat menempuh jarak yang jauh di bumi. Allah (juga) mengabarkan bahwa Fir’aun dan kaumnya akan mengejarnya. Maka mereka pun keluar di permulaan malam, semua orang dari kalangan Bani Israil (kaum lelaki), [mereka] dan wanita-wanita serta keturunan-keturunan mereka.
Pada pagi harinya, para penduduk Mesir tidak menjumpai di tenga mereka ada orang yang menyeru dan orang yang menjawab dari kalangan Bani Israil. Geramlah musuh mereka, Fir’aun. Maka dia mengutus utusan di Mada’in untuk mengumpulkan orang-orang dan memprovokasi mereka untuk mau mengejar Bani Israil, [untuk menimpakan (hukuman) pada Bani Israil dan melampiaskan kemurkaannya. Namun, Allah mengalahkan ambisinya. Terkumpullah pasuikan Fir’aun. Maka Fir’aun merangsek berjalan bersama mereka untuk membuntuti Bani Israil]. “Mereka berhasil menyusul Bani Israil di waktu matahari terbit. Ketika dua kelompok sudah dapat saling menyaksikan kelompok lainnya, para pengikut Musa berkata, “SEsungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” Mereka pun dilanda kegelisahan dan ketakutan. Sementara itu, lautanlah yang ada di hadapan mereka, sedangkan Fir’aun (bersama pasukannya) berada di belakang mereka, dengan penuh marah dan murka kepada mereka. Adapun Musa, maka beliau dalam keadaan hati yang tenang, pikiran yang tentram, percaya dengan janji Rabbnya. Beliau berkata, “”Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. (ASy-Syuara:62).
Kemudian Allah mewahyukan kepada beliau untuk memukulkan tongkatnya ke lautan. Beliaupun melakukannya. Maka terbelahlah dua belas jalan, air terlihat bagaikan gunung-gunung yang tinggi di sisi kanan dan kiri jalan. Allah mengeringkan jalan-jalan mereka yang mana air laut menyingkir darinya. Allah memerintahkan mereka agar tidak merasa khawatir akan kejaran Fir’aun dan agar tidak takut tenggelam di laut.
Kemudian mereka melintasi jalan-jalan itu. Fir’aun dan pasukannya tiba lalu mengikuti di belakang mereka. Sampai akhirnya, seluruh kaum Musa telah berhasil keluar dari laut, sedangkan para pengikut Fir’aun masih berada di dalamnya. (Saat itulah) Allah memerintahkan lautan untuk menyatu hingga melumat mereka. Lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. Semuanya tenggelam. Tidak ada seorang pun yang selamat. Bani Israil menyaksikan (kehancuran) musuh mereka.
Allah telah menyejukan pandangan mereka dengan (melihat) kehancuran musuh. Inilah kesudahan kekufuran, kesesatan, dan keengganan memegangi hidayah Allah.
Karena itu, Allah berfirman, “Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya,” dengan cara mempercantik gambaran kekufuran pada mereka dan mencoreng syariat yang dibawa oleh Musa serta pelecehannya terhadap mereka. Fir’aun tidak memberikan hidayah kepada mereka dalam kesempatan apapun. Akibatnya, dia menjerumuskan mereka di lembah-lembah kekeliruan dan kesesatan, lantas menjebloskan mereka ke tempat siksa dan hukumannya.
Mengetahui nabi musa dan bani israil meninggalkan mesir, kemudian fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka melalui jalan kering di laut itu, tetapi sebelum berhasil menyusul nabi musa dan bani israil, mereka digulung ombak laut yang datang tiba-tiba dan kemudian menenggelamkan mereka. Itulah balasan bagi orang yang sesat dan durhaka kepada tuhan. 79. Dan sejak dulu sampai meninggalnya fir’aun memang telah menyesatkan kaumnya dan tidak pernah memberi petunjuk ke jalan yang benar.
Thaha Ayat 78 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 78, Makna Thaha Ayat 78, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 78, Thaha Ayat 78 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 78
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)