{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 88.
فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَـٰذَا إِلَـٰهُكُمْ وَإِلَـٰهُ مُوسَىٰ فَنَسِيَ ﴿٨٨﴾
fa akhraja lahum ‘ijlan jasadal lahụ khuwārun fa qālụ hāżā ilāhukum wa ilāhu mụsā fa nasiy
QS. Thaha [20] : 88
kemudian (dari lubang api itu) dia (Samiri) mengeluarkan (patung) anak sapi yang bertubuh dan bersuara untuk mereka, maka mereka berkata, “Inilah Tuhanmu dan Tuhannya Musa, tetapi dia (Musa) telah lupa.”
Kemudian Samiri membuatkan untuk Bani Israil dari emas itu anak lembu bertubuh yang memiliki suara lembu. Maka orang-orang yang tergoda dengannya di antara mereka berkata kepada yang lain: Inilah sembahan kalian dan sembahan Musa, tetapi Musa telah melupakannya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ubadah ibnul Buhturi, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Hammad dari Sammak, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Harun bersua dengan Samiri yang saat itu Samiri sedang memahat membuat patung anak lembu. Harun bertanya kepadanya, “Apakah yang sedang kamu buat?” Samiri menjawab, “Saya sedang membuat sesuatu yang mudarat dan tidak memberi manfaat.” Harun berkata, “Ya Allah, berikanlah kepadanya apa yang dimintanya di dalam hatinya,” lalu harun berlalu meninggalkannya. Samiri berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar patung ini bersuara,” maka patung itu dapat bersuara. Apabila ia bersuara, mereka bersujud kepadanya, dan bila bersuara lagi, mereka mengangkat kepalanya dari sujudnya.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula melalui jalur lain, dari Hammad yang menyebutkan bahwa Samiri menjawab, “Saya sedang membuat sesuatu yang bermanfaat dan tidak mudarat.”
As-Saddi mengatakan bahwa patung anak lembu itu dapat bersuara dan berjalan. Lalu orang-orang yang sesat dari kalangan mereka —karena teperdaya oleh patung anak lembu itu sehingga mereka menyembahnya—mengatakan:
Inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa.
Yaitu Musa lupa bahwa tuhannya ada di sini. lalu dia pergi mencarinya.
Sammak telah meriwayatkan dari Ikrimah. dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: tetapi Musa telah lupa.
Maksudnya, lupa mengingatkan kalian, bahwa ini adalah tuhan kalian.
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Hakim ibnu Jubair, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa mereka mengatakan: Inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa. (Thaahaa:88) Lalu mereka tetap menyembahnya dan menyukainya dengan kesukaan yang sangat. Mereka belum pernah mencintai sesuatu seperti kecintaan mereka terhadap penyembahan anak lembu itu.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
…tetapi Musa telah lupa.
Bahwa damir yang ada dalam lafaz nasiya kembali kepada Samiri, yakni Samiri meninggalkan keislamannya. Lalu Allah berfirman, menjawab mereka dengan nada kecaman dan mengandung penjelasan tentang kepicikan akal mereka dan pendapat mereka yang memalukan:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan?
Yakni apakah mereka tidak melihat bahwa patung anak lembu itu tidak menjawab mereka bila mereka bertanya, tidak pula dapat berbicara dengan mereka bila mereka mengajaknya bicara. Patung anak lembu itu sama sekali tidak dapat membahayakan mereka dan tidak dapat memberikan manfaat kepada mereka, baik di dunia maupun di akhirat.
Ibnu Abbas mengatakan, “Demi Allah tiada lain suara patung anak lembu itu melainkan bila ada angin yang masuk ke duburnya, lalu keluar dari mulutnya, maka saat itulah terdengar suaranya.”
Dalam hadis futun (fitnah-fitnah yang melanda Bani Israil) yang diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri, disebutkan bahwa patung anak lembu itu bernama Bahmut.
Kesimpulan dari alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang bodoh itu (kaum Bani Israil penyembah anak lembu) ialah bahwa mereka pada mulanya enggan untuk memiliki perhiasan orang-orang Qibti (bangsa Egypt) yang masih ada di tangan mereka. Karena itu, maka mereka melemparkannya (ke dalam parit), lalu mereka menyembah patung anak lembu. Mereka melucuti dirinya dari perkara yang kecil, dan akhirnya terjerumus ke dalam perkara yang besar (dosanya, yaitu menyembah anak lembu).
Di dalam sebuah hadis sahih dari Abdullah ibnu Umar disebutkan bahwa pernah ada seorang lelaki dari kalangan penduduk Irak bertanya kepadanya tentang darah nyamuk bilamana darah nyamuk itu mengenai pakaian. Pertanyaannya ialah, “Bolehkah baju itu dipakai untuk salat?” Maka Ibnu Umar r.a menjawab: Lihatlah oleh kalian penduduk Irak, mereka membunuh putra dari putri Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (yakni Al-Husain), sedangkan mereka menanyakan tentang masalah darah nyamuk!
Sementara itu, Samiri telah mengetahui peristiwa tenggelamnya (Fir’aun dan para pengikutnya) melalui jejak Rasul. Maka jiwanya memandang baik untuk mengambil satu genggam dari bekas jejak Rasul. Dan bila dia lemparkan pada suatu obyek, niscaya akan menjadi hidup, sebagai bahan fitnah dan ujian. Ia pun melemparkannya pada (patung anak sapi itu yang telah dia buat dalam bentuk patung) anak sapi. Anak sapi itu pun bergerak-gerak dan memiliki suara dan bunyi. Mereka berkata, “Sesungguhnya Musa sedang mencari Rabbnya, padahal Dia di sini. Tetapi Musa telah melupakannya.”
Kemudian dia, yaitu samiri, mengeluarkan dan menciptakan patung anak sapi yang bertubuh dan bersuara dari perhiasan itu untuk mereka, maka mereka berkata sambil menunjuk ke arah patung anak sapi itu, ‘inilah tuhanmu dan tuhan musa, tetapi dia pergi dan telah lupa bila tuhannya ada di sini. ’89. Sikap mereka itu sungguh sangat buruk. Maka tidakkah mereka memperhatikan bahwa patung anak sapi itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka atas pertanyaan yang mereka ajukan dan tidak pula kuasa menolak mudarat yang menimpa mereka maupun mendatangkan manfaat yang diinginkan kepada mereka’.
Thaha Ayat 88 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 88, Makna Thaha Ayat 88, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 88, Thaha Ayat 88 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 88
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)