{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 96.
قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا بِهِ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِنْ أَثَرِ الرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَٰلِكَ سَوَّلَتْ لِي نَفْسِي ﴿٩٦﴾
qāla baṣurtu bimā lam yabṣurụ bihī fa qabaḍtu qabḍatam min aṡarir-rasụli fa nabażtuhā wa każālika sawwalat lī nafsī
QS. Thaha [20] : 96
Dia (Samiri) menjawab, “Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui, jadi aku ambil segenggam (tanah dari) jejak rasul lalu aku melemparkannya (ke dalam api itu), demikianlah nafsuku membujukku.”
Samiri menjawab: Aku telah melihat apa yang tidak mereka lihat, yaitu Jibril menunggang kuda, pada waktu mereka keluar dari lautan dan Fir’aun dan berikut tentaranya tenggelam, lalu aku ambil dengan tanganku tanah bekas kaki kuda Jibril, lantas aku lemparkan pada perhiasan yang aku buat menjadi patung anak sapi, sehingga menjadi patung anak sapi bertubuh yang memiliki suara; sebagai cobaan. Demikianlah nafsuku yang senantiasa menyuruh kepada keburukan menjadikan aku memandang baik perbuatan ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…maka aku ambil segenggam dari jejak rasul.
Yaitu dari bekas jejak kudanya. Demikianlah menurut pendapat yang terkenal di kalangan kebanyakan ahli tafsir atau sebagian besar dari mereka.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ammar ibnul Haris, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Israil, dari As-Saddi, dari Ubay ibnu Imarah, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Jibril a.s. ketika turun dan ketika naik lagi dengan membawa Musa ke langit, peristiwa itu terlihat oleh Samiri yang ada di antara orang banyak, maka Samiri mengambil segenggam tanah dari bekas telapak kuda utusan itu (Jibril). Ali r.a. melanjutkan kisahnya, bahwa Jibril a.s. membawa Musa di belakangnya hingga sampailah di dekat pintu langit, lalu Musa naik ke langit, dan Allah menulis luh-luh (kitab Taurat), sedangkan Musa mendengar guratan qalam pada luh-luh itu. Dan setelah Allah memberitahukan kepadanya bahwa kaumnya telah terfitnah setelah kepergiannya, Musa turun ke bumi, lalu mengambil patung anak lembu itu dan membakarnya. Asar ini berpredikat garib.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: maka aku ambil segenggam dari jejak rasul. (Thaahaa:96) Yakni dari bekas teracak kuda yang dinaiki Malaikat Jibril. Yang dimaksud dengan gabdah ialah segenggam tanah, yakni sepenuh kedua telapak tangan. Mujahid melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Samiri melemparkan apa yang digenggam tangannya itu ke dalam tumpukan perhiasan Bani Israil, maka tercetaklah dari leburannya sebuah patung anak lembu yang bertubuh dan bersuara akibat masuknya angin ke dalam rongga tubuhnya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Madini, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Zurai’, telah menceritakan kepada kami Imarah, telah menceritakan kepada kami Ikrimah, bahwa Samiri melihat utusan itu (sedangkan orang lain tidak melihatnya). Lalu ada yang membisikkan kepadanya, “Jika kamu mengambil segenggam dari jejak utusan ini, lalu kamu lemparkan pada sesuatu dan kamu katakan kepadanya, ‘Jadilah kamu anu,’ maka jadilah ia (menuruti kemauanmu).” Maka Samiri mengambil segenggam tanah dari jejak utusan itu dan jari jemarinya lengket pada tanah yang digenggamnya. Setelah Musa pergi untuk memenuhi janjinya, sedangkan di tangan kaum Bani Israil banyak terdapat perhiasan yang mereka pinjam dari keluarga Fir’aun (semasa di Mesir, dan terbawa oleh mereka), Samiri berkata kepada mereka, “Sesungguhnya yang menyebabkan kalian tertimpa musibah ini tiada lain karena perhiasan yang ada di tangan kalian, maka kumpulkanlah semuanya.” Lalu mereka mengumpulkan perhiasan-perhiasan itu dan Samiri membakarnya hingga lebur menjadi satu. Ketika melihat pemandangan itu Samiri mendapat bisikan, “Sesungguhnya jika kamu lemparkan genggaman tanah bekas utusan ini ke dalam api tersebut, lalu kamu katakan, ‘Jadilah anu,’ maka akan jadilah ia” Lalu Samiri melemparkan genggaman itu dan berkata, “Jadilah kamu anak lembu yang bertubuh dan bersuara!” Maka jadilah ia. Lalu Samiri berkata, seperti yang disebutkan firman-Nya: Inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa. (Thaahaa:88). Karena itulah disebutkan oleh kisah selanjutnya melalui firman-Nya:
…lalu aku melemparkannya.
Yakni aku melemparkannya bersama dengan orang-orang yang melemparkan perhiasannya, menjadi satu.
…dan demikianlah nafsuku membujukku.
Yaitu hawa nafsunya menganggap baik perbuatan itu dan membuatnya merasa bangga dan takjub dengan perbuatannya saat itu.
Tafsir Ayat:
Ada apa denganmu wahai Samiri hingga berbuat apa yang telah engkau lakukan? Dia menjawab, بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا بِهِ “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya,” yaitu Jibril ‘alaihissalam yang menunggang kuda. Ia sempat menyaksikan Jibril ketika mereka keluar dari laut dan tenggelamnya Fir’aun dan pasukannya, berdasarkan pada penjelasan para ulama tafsir. فَقَبَضْتُ قَبْضَةً “Maka aku ambil segenggam dari jejak,” telapak kaki kudanya. Lalu aku melemparkan genggaman itu pada anak sapi. وَكَذَلِكَ سَوَّلَتْ لِي نَفْسِي “Dan demikianlah nafsuku membujukku,” agar aku menggenggamnya dan menyebarkannya. Maka jadilah apa yang telah terjadi.
Mendapat pertanyaan dari nabi musa, dia menjawab, ‘aku melihat dan mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui. Aku melihat jibril menunggang kuda ketika bani israil keluar dari laut dan fir’aun tenggelam. Jadi, aku ambil segenggam tanah dari jejak tapal kuda rasul itu, lalu aku melemparkannya ke arah perhiasan-perhiasan yang aku jadikan bahan membuat patung anak sapi itu hingga patung itu mampu mengeluarkan suara. Aku tahu mereka pernah memintamu untuk membuat tuhan yang berjasad untuk mereka sembah, maka demikianlah nafsuku membujukku untuk menciptakan patung anak sapi ini sebagai tuhan mereka. ’97. Nabi musa semakin marah usai mendengar jawaban samiri. Dia berkata, ‘wahai samiri, pergilah kau! maka sebagai hukuman atas perbuatanmu, sesungguhnya engkau akan dikucilkan di dalam kehidupan ini sehingga engkau akan selalu mengatakan kepada orang lain, ‘janganlah menyentuh atau mendekatiku, sebagaimana aku tidak akan menyentuh atau mendekatimu. ‘ dan selain itu engkau pasti akan mendapat hukuman di akhirat yang telah dijanjikan, yang tidak akan dapat engkau hindari. Dan lihatlah tuhanmu itu yang beberapa saat lalu engkau tetap bersikeras menyembahnya. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh kami akan menghamburkannya, yaitu abu sisa pembakarannya, ke dalam laut hingga bertebaran dan berserakan. ‘.
Thaha Ayat 96 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 96, Makna Thaha Ayat 96, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 96, Thaha Ayat 96 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 96
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)