{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 97.
قَالَ فَاذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَنْ تَقُولَ لَا مِسَاسَ ۖ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَنْ تُخْلَفَهُ ۖ وَانْظُرْ إِلَىٰ إِلَـٰهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا ۖ لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا ﴿٩٧﴾
qāla faż-hab fa inna laka fil-ḥayāti an taqụla lā misāsa wa inna laka mau’idal lan tukhlafah, wanẓur ilā ilāhikallażī ẓalta ‘alaihi ‘ākifā, lanuḥarriqannahụ ṡumma lanansifannahụ fil-yammi nasfā
QS. Thaha [20] : 97
Dia (Musa) berkata, “Pergilah kau! Maka sesungguhnya di dalam kehidupan (di dunia) engkau (hanya dapat) mengatakan, ‘Janganlah menyentuh (aku),’. Dan engkau pasti mendapat (hukuman) yang telah dijanjikan (di akhirat) yang tidak akan dapat engkau hindari, dan lihatlah tuhanmu itu yang engkau tetap menyembahnya. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh kami akan menghamburkannya (abunya) ke dalam laut (berserakan).
Musa berkata kepada as-Samiri: Pergilah, karena hukumanmu dalam kehidupan dunia ini ialah kamu hidup dalam keadaan terbuang seraya berkata kepada setiap orang: Aku tidak boleh menyentuh dan tidak boleh disentuh. Dan bagimu terdapat waktu yang ditentukandi akhirat bagi azab dan siksamu, yang sekali-kali Allah tidak menyelisihi janji-Nya terhadapmu, dan kamu akan menghadapinya. Lihatlah sembahanmu yang tetap kamu sembah. Sungguh kami akan membakarnya dengan api, kemudian kami benar-benar akan menaburkannya di laut dalam bentuk abu yang berserakan agar ditiup angin, hingga tidak tersisa sedikit pun.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Musa berkata, “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan, ‘Janganlah menyentuh(ku)’.”
Yakni sebagaimana kamu telah mengambil dan memegang sesuatu yang seharusnya kamu tidak boleh mengambil dan memegangnya, yaitu bekas jejak utusan itu, maka hukumanmu di dunia ini ialah hendaknya kamu mengatakan, “Janganlah kamu menyentuhku,” yakni orang-orang tidak boleh menyentuhmu.
Dan sesungguhnya bagimu hukuman.
Yaitu kelak di hari kiamat.
yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya.
Artinya tiada jalan lain bagimu kecuali mengalaminya, atau tiada jalan selamat bagimu darinya.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (hanya dapat) mengatakan, “Janganlah menyentuh(ku).” (Thaahaa:97) Hal tersebut sebagai hukuman terhadap mereka (yang menyembah anak lembu), dan sisa-sisa mereka di masa sekarang mengatakan hal yang sama.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya.
Al-Hasan Al-Basri, Qatadah dan Abu Nuhaik mengatakan bahwa kamu tidak dapat menghindari siksaan itu.
dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya.
Yakni kamu tetap menyembah patung anak lembu.
Sesungguhnya kami akan membakarnya.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, juga As-Saddi, bahwa Musa mengikis habis patung itu dengan kikir, lalu melemparnya dalam api.
Qatadah mengatakan bahwa patung anak lembu itu berubah menjadi anak lembu sungguhan yang berdarah dan berdaging, lalu Musa membakarnya dan melemparkan abunya ke laut. Karena itulah disebutkan oleh firman selanjutnya:
kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Raja, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Imarah ibnu Abdullah dan Abu Abdur Rahman, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Musa setelah bersegera menuju ke tempat yang dijanjikan oleh Tuhannya, Samiri dengan sengaja mengumpulkan semua perhiasan wanita Bani Israil yang dapat dihimpunkannya, lalu dijadikannya sebuah patung anak lembu.
Ali melanjutkan kisahnya, bahwa setelah pulang Musa segera pergi ke tempat patung anak lembu itu dan mengambil kikir, lalu ia mengikir habis patung anak lembu itu di pinggir sungai. Maka tiada seorang pun dari kalangan mereka yang menyembah patung anak lembu itu meminum air sungai tersebut, melainkan wajahnya berubah menjadi kuning seperti warna emas. Lalu mereka berkata kepada Musa, “Bagaimanakah cara tobat kami?” Musa menjawab, “Sebagian dari kalian membunuh sebagian yang lainnya.”
Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Saddi. Dalam tafsir surat Al-Baqarah telah disebutkan kisah ini. kemudian diulangi lagi dalam hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas. keterangannya lebih rinci lagi.
Musa berkata, “Pergilah kamu.” Maksudnya, menjauhlah dariku dan menghindarlah dariku, فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَنْ تَقُولَ لا مِسَاسَ “maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan, ‘Janganlah menyentuh(ku),” maksudnya, engkau dikenai hukuman di dunia, berupa tidak boleh ada seorang pun yang mendekatimu atau menyentuhmu, bahkan (jika ada) orang yang ingin mendekatimu, niscaya kami mengatakan kepadanya, “Janganlah menyentuh dan mendekat kepadaku.” Sebagai sanksi atas tindakannya, di mana dia menyentuh sesuatu yang tidak disentuh oleh selainnya dan mengadakan sesuatu yang tidak diadakan oleh orang lain.
وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَنْ تُخْلَفَهُ “Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya.” Engkau diberi balasan atas amalanmu, yang baik dan yang buruk. وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا “Dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya,” yaitu anak sapi, لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا “sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan).” Musa pun melakukannya. Sekiranya ia benar-benar tuhan, ia pasti dapat membela diri dari orang yang akan berniat mengganggunya dan berusaha menghancurkannya. Sungguh (kecintaan menyembah) anak sapi telah meresap pada hati Bani Isra`il. Maka Musa ingin memusnahkannya dalam keadaan mereka menyaksikannya dengan cara yang membuatnya tidak mungkin lagi dikembalikan ke wujudnya semula, yaitu dengan membakar dan menumbuknya serta menyebarkannya ke dalam laut dan menghamburkannya. Supaya cinta yang melekat pada hati mereka lenyap, sebagaimana wujud aslinya pun hilang. Sebab, membiarkannya tetap utuh akan menimbulkan fitnah. Pasalnya, di dalam jiwa terdapat bisikan kuat yang menyeru kepada kebatilan.
Manakala sudah menjadi jelas kebatilannya bagi mereka, maka Musa memberitahukan kepada mereka tentang Dzat yang berhak disembah satu-satunya, tiada sekutu bagiNya. Musa berkata,
إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. PengetahuanNya meliputi segala sesuatu.” (QS. Thaha: 98).
Nabi musa semakin marah usai mendengar jawaban samiri. Dia berkata, ‘wahai samiri, pergilah kau! maka sebagai hukuman atas perbuatanmu, sesungguhnya engkau akan dikucilkan di dalam kehidupan ini sehingga engkau akan selalu mengatakan kepada orang lain, ‘janganlah menyentuh atau mendekatiku, sebagaimana aku tidak akan menyentuh atau mendekatimu. ‘ dan selain itu engkau pasti akan mendapat hukuman di akhirat yang telah dijanjikan, yang tidak akan dapat engkau hindari. Dan lihatlah tuhanmu itu yang beberapa saat lalu engkau tetap bersikeras menyembahnya. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh kami akan menghamburkannya, yaitu abu sisa pembakarannya, ke dalam laut hingga bertebaran dan berserakan. ’98. Setelah memutuskan untuk membakar patung anak sapi itu, nabi musa berpidato di depan kaumnya, ‘sungguh, tuhanmu yang layak disembah itu hanyalah Allah yang esa. Tidak ada tuhan pencipta dan pengatur alam semesta selain dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu yang ada di alam ini. ‘.
Thaha Ayat 97 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 97, Makna Thaha Ayat 97, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 97, Thaha Ayat 97 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 97
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)