{19} Maryam / مريم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنبياء / Al-Anbiya {21} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Thaha طه (Ta Ha) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 20 Tafsir ayat Ke 131.
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ﴿١٣١﴾
wa lā tamuddanna ‘ainaika ilā mā matta’nā bihī azwājam min-hum zahratal-ḥayātid-dun-yā linaftinahum fīh, wa rizqu rabbika khairuw wa abqā
QS. Thaha [20] : 131
Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.
Janganlah kamu melihat kesenangan yang telah Kami berikan kepada orang-orang musyrik itu dan orang-orang yang serupa dengan mereka; karena ia adalah perhiasan yang bakal lenyap dalam kehidupan dunia ini. Kami berikan kesenangan kepada mereka untuk menguji mereka dengannya. Rizki Rabb-mu dan pahalanya adalah lebih baik dan lebih kekal bagimu daripada kesenangan yang telah Kami berikan kepada mereka; karena tiada putus-putusnya dan tiada habis-habisnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Nabi-Nya, “Janganlah kamu melirikkan pandangan matamu kepada kemewahan yang ada di tangan orang-orang yang hidup senang dan mewah. Karena sesungguhnya hal itu tiada lain merupakan perhiasan yang fana dan nikmat yang pasti lenyapnya, kami mencobai mereka dengan melaluinya. Akan tetapi, amatlah sedikit orang yang banyak bersyukur di antara hamba-hamba-Ku.”
Mujahid mengatakan bahwa makna azwajan minhum ialah orang-orang kaya dan para hartawan, karena sesungguhnya kamu telah diberi apa yang lebih baik daripada apa yang diberikan kepada mereka. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung. Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu. (Al Hijr:87-88), hingga akhir ayat.
Jauh lebih baik pula apa yang telah disediakan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى buat RasulNya di akhirat, tiada terbatas dan tiada terperikan. Seperti halnya apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (Adh-Dhuha: 5)
Karena itulah dalam surat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:
Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.
Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa ketika Umar ibnul Khattab masuk menemui Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di dalam suatu peristiwa yang saat itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang mengasingkan dirinya dari istri-istrinya, sebab beliau telah bersumpah tidak akan menggauli mereka dalam waktu tertentu (sampai mereka sadar), Umar ibnul Khattab melihat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang berbaring di lantai rumahnya dengan hanya beralaskan tikar. Sedangkan di dalam rumahnya hanya ada sebuah wadah air yang sudah lapuk, tergantung di sisi rumahnya. Maka dengan serta-merta Umar mencucurkan air matanya. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Hai Umar, apakah yang membuatmu menangis?” Umar menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kisra dan Kaisar berada dalam kemewahannya, sedangkan engkau adalah makhluk pilihan Allah.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Hai Ibnul -Khattab, apakah engkau dalam keadaan ragu? Mereka adalah kaum yang disegerakan bagi mereka kebaikannya dalam kehidupan dunia ini.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah orang yang paling zuhud terhadap duniawi, padahal beliau mampu menguasainya. Apabila beliau memperoleh harta benda, maka dinafkahkan dan dibagi-bagikannya ke sana dan kemari, kepada semua hamba Allah dan beliau tidak pernah menyimpan sesuatu pun darinya untuk keperluan dirinya di esok hari.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Malik, dari Yazid ibnu Aslam, dari Ata ibnu Yasar, dari Abu Sa’id, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya hal yang paling aku khawatirkan terhadap kalian ialah bila Allah membukakan bagi kalian bunga-bunga kehidupan dunia. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan bunga-bunga kehidupan dunia?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Keberkatan bumi.”
Qatadah dan As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
bunga kehidupan dunia.
Makna yang dimaksud ialah perhiasan kehidupan dunia.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
untuk Kami fitnah mereka dengannya.
Yakni Kami coba mereka dengan perhiasan kehidupan dunia.
Tafsir Ayat:
Maka janganlah engkau membelalakkan عَيْنَيْكَ “kedua matamu,” dengan penuh keheranan dan janganlah engkau berulang-ulang memandang dengan simpatik ke pernak-pernik dunia dan orang-orang yang larut dalam kemewahan padanya, dalam makanan, minuman yang lezat, pakaian yang mewah, hunian-hunian yang sarat dengan keindahan, dan wanita-wanita yang cantik-cantik. Semua itu merupakan kembang الْحَيَاةِ الدُّنْيَا “kehidupan dunia,” maksudnya jiwa orang-orang yang terperdaya begitu riang dengannya, dan (kehidupan dunia) itu menarik kekaguman orang-orang yang berpaling (dari peringatan). Orang-orang zhalim menikmatinya tanpa menengok kondisi alam akhirat. Kemudian, kembang dunia itu pun hilang dengan begitu cepat dan berlalu semua, membunuhi para pecintanya dan perundungnya. Mereka akan menyesal di saat sesal tidak berguna lagi. Mereka mengetahui tindak-tanduk mereka ketika memasuki Hari Kiamat. Allah hanyalah menjadikannya sebagai sumber fitnah dan ujian, supaya dapat dideteksi orang-orang yang diam dan terpukau dengannya dan orang-orang yang lebih baik amalannya. Sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الأرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلا * وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan Kami benar-benar akan menjadikan sesuatu yang di atasnya sebagai tanah yang tandus lagi kering.” (QS. Al-Kahfi: 7-8).
وَرِزْقُ رَبِّكَ “Dan karunia Rabbmu,” yang segera (dapat diraih), berupa ilmu, iman, dan hakikat-hakikat amalan yang shalih. Dan karunia yang ditunda (di akhirat) berupa kenikmatan yang lestari dan kehidupan yang nyaman di sisi Rabb Yang Maha Penyayang خَيْرٌ “adalah lebih baik,” daripada sesuatu yang Kami limpahkan kepada kelompok-kelompok itu pada dzat dan sifat-sifatnya. وَأَبْقَى “dan lebih kekal,” lantaran tidak pernah terputus. Buah-buahnya dan kesejukannya langgeng. Seperti Firman Allah,
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 16-17).
Dalam ayat ini terselip sebuah isyarat bahwa seorang hamba jika menyaksikan pada dirinya terdapat kerakusan terhadap pesona dunia dan sorotan kepadanya, maka dia wajib mengingatkan dirinya dengan kenikmatan-kenikmatan yang ada di depannya (di akhirat) dari karunia Rabbnya, dan dia harus membandingkan antara ini dan itu.
131. Banyak orang kafir yang mendapat rezeki dan kenikmatan duniawi berlimpah. Allah mengingatkan kaum mukmin untuk tergiur dengan hal tersebut. Wahai orang beriman, janganlah kamu terpesona oleh apa yang orang kafir itu peroleh dan janganlah pula kamu tujukan kedua matamu dengan antusias dan penuh harap kepada apa yang telah kami berikan, berupa kenikmatan duniawi, kepada golongan-golongan dari mereka. Sungguh, semua itu tidak lain sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami uji mereka dengannya, dan ketahuilan bahwa karunia tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal dari segala sisinya
Thaha Ayat 131 Arab-Latin, Terjemah Arti Thaha Ayat 131, Makna Thaha Ayat 131, Terjemahan Tafsir Thaha Ayat 131, Thaha Ayat 131 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Thaha Ayat 131
Tafsir Surat Thaha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)