{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 1.
اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ ۚ ﴿١﴾
iqtaraba lin-nāsi ḥisābuhum wa hum fī gaflatim mu’riḍụn
QS. Al-Anbiya [21] : 1
Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).
Sudah dekat waktu perhitungan manusia atas perbuatan yang telah mereka lakukan. Kendati demikian, orang-orang kafir hidup dalam keadaan lalai dari hakikat ini, lagi berpaling dari peringatan tersebut.
Hal ini merupakan suatu peringatan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyatakan dekatnya hari kiamat dan bahwa manusia dalam keadaan lalai terhadap keberadaannya, yakni mereka tidak mau beramal dan tidak mau membuat bekal untuk menyambutnya.
Imam Nasai mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Nasr, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Abdul Malik Abul Walid At-Tayalisi, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Abu Saleh, dari Abu Sa’id, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sehubungan dengan makna firman-Nya:
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya).
Bahwa mereka di dunia lalai terhadap hari kiamat.
Makna ayat ini sama dengan apa yang disebut di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kalian meminta agar disegerakan (datang). (An Nahl:1)
Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan Dan jika mereka (orang-orang musyrik) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling. (Al Qamar:1-2), hingga akhir ayat.
Ketika ditanyakan kepadanya, “Dari manakah engkau menyimpulkan kalimat ini?” Abul Atahiyah menjawab bahwa ia menyimpulkannya dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya).
Ibnu Asakir meriwayatkan pula di dalam biografi Amir ibnu Rabi’ah melalui jalur Musa ibnu Ubaid Al-Amadi, dari Abdur Rahman ibnu Za’d bin Aslam, dari ayahnya, dari Amir ibnu Rabi’ah, bahwa ia kedatangan seorang tamu dari kalangan orang Badui. Amir memuliakan kedatangannya dan menghormatinya. Sebelumnya Rasulullah SAW telah berbincang-bincang di rumah Amir, tidak lama kemudian lelaki Badui, itu datang. Ia berkata, “Sesungguhnya aku telah memperoleh sebuah lembah di daerah pedalaman dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Aku bermaksud memberikan sebagian darinya kepadamu. Kelak lahan itu buat kamu dan keturunanmu sesudah kamu tiada.” Maka Amir menjawab, “Saya tidak memerlukan bagian tanahmu itu, karena pada hari ini telah diturunkan sebuah surat yang membuat kami merasa ngeri terhadap duniawi,” yaitu firman-Nya:
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya).
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan bahwa mereka tidak mau mendengarkan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya.
Khitab atau pembicaraan ayat ini ditujukan kepada orang-orang Quraisy dan orang-orang yang kafirnya sama dengan mereka.
Ini adalah bentuk keheranan terhadap kondisi manusia. Mereka itu, tidak mempan dengan peringatan, dan tidak mau mendekat kepada pemberi peringatan. Padahal sebenarnya sudah dekat masa perhitungan amalan dan pembalasan bagi mereka atas amalan mereka yang baik ataupun buruk. Ternyata mereka berada dalam keadaan, غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ “kelalaian lagi berpaling (dari padanya),” maksudnya lalai dari tujuan penciptaannya, dan berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka. Seolah-olah mereka tercipta (semata-mata) untuk dunia saja, dan dilahirkan hanya untuk bersenang-senang saja. Sementara itu, Allah جَلَّ جَلالُهُ masih senantiasa memperbarui peringatan dan nasihat terhadap mereka, namun mereka masih saja dalam kondisi lalai dan berpaling.
Telah semakin dekat kepada manusia, yang kafir dan yang menyekutukan Allah, perhitungan amal mereka, pada hari kiamat tentang semua yang mereka kerjakan di dunia, sedang mereka dalam keadaan lalai tentang dahsyatnya hari kiamat, karena kesibukan mereka tentang dunia, mereka berpaling dari iman terhadap akhirat. 2. Ingatlah wahai manusia, pada hari ketika kamu melihatnya, goncangan dahsyat pada hari kiamat itu, semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, karena terkejut dan panik; dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, karena goncangan dahsyat itu; dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, seperti orang yang tidak sadar, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk tetapi azab Allah yang terjadi pada hari kiamat itu sangat keras dirasakan oleh orang-orang kafir.
Al-Anbiya Ayat 1 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 1, Makna Al-Anbiya Ayat 1, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 1, Al-Anbiya Ayat 1 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 1
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)