{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 5.
بَلْ قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ بَلِ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ فَلْيَأْتِنَا بِآيَةٍ كَمَا أُرْسِلَ الْأَوَّلُونَ ﴿٥﴾
bal qālū aḍgāṡu aḥlām, baliftarāhu bal huwa syā’ir, falya`tinā bi`āyating kamā ursilal-awwalụn
QS. Al-Anbiya [21] : 5
Bahkan mereka mengatakan, “(Al-Qur’an itu buah) mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda (bukti), seperti halnya rasul-rasul yang diutus terdahulu.”
Bahkan orang-orang kafir mengingkari Al Qur’an. Di antara mereka ada yang mengatakan: Al-Qur’an itu adalah mimpi-mimpi yang tidak mengandung arti, tidak ada kenyataannya. Ada yang mengatakan: Al-Qur’an itu hanya diada-adakan dan dusta, bukan wahyu. Ada pula yang mengatakan: Sesungguhnya Muhammad itu penyair, dan Al Qur’an yang dibawanya itu adalah syair. Jika ia ingin supaya kami membenarkannya, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kami suatu mukjizat yang nyata, seperti unta nabi Shalih, mukjizat-mukjizat Musa dan Isa, serta mukjizat-mukjizat yang dibawa oleh Rasul-rasul sebelumnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Bahkan mereka berkata (pula), “(Al-Qur’an itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya”
Ayat ini menceritakan tentang pembangkangan orang-orang kafir, keingkaran dan penentangan mereka terhadap materi yang dikandung oleh Al-Qur’an, juga tentang kebimbangan dan kesesatan mereka terhadapnya. Kadang kala mereka menganggap Al-Qur’an sebagai perbuatan sihir, adakalanya mereka mengatakannya sebagai syair gubahan, adakala menganggapnya sebagai mimpi-mimpi yang kalut, adakalanya pula menganggapnya sebagai buat-buatan. Perihalnya sama dengan yang disebutkan oleh ayat lain, yaitu:
Lihatlah, bagaimana mereka membuatperumpamaan-perumpamaan terhadapmu, karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar). (Al Israa’:48)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus.
Mereka bermaksud bahwa mukjizat itu seperti unta Nabi Saleh, mukjizatnya Musa dan Isa. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman sehubungan dengan hal ini:
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. (Al Israa’:59), hingga akhir ayat.
Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan kebohongan orang-orang yang mendustakan Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan al-Qur`an yang dibawanya. Mereka telah berbuat dusta tentangnya dan melontarkan komentar-komentar batil lagi bermacam-macam. Terkadang mengatakan, ‘(Al-Qur`an adalah) mimpi-mimpi kalut ibarat ocehan orang tidur yang sedang mengigau, tidak menyadari apa yang dikatakannya!’ Kadang-kadang mereka menyatakan, ‘Ia telah membual, membuat-buat dan memalsukannya dari dirinya sendiri.’ Suatu waktu mereka mengatakan, ‘Ia adalah seorang penyair. Dan yang dibawanya adalah syair semata!’ Padahal, orang yang mengetahui fakta walau sedikit saja tentang seluk-beluk Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan memperhatikan al-Qur`an yang diembannya, niscaya akan yakin seyakin-yakinnya dengan keyakinan yang tidak bisa dirasuki oleh keragu-raguan, bahwa ia (al-Qur`an) merupakan perkataan yang paling agung dan paling tinggi, berasal dari Allah, tidak ada seorang pun dari kalangan manusia yang mampu mendatangkan semisalnya, walau sebagian saja. Sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُtelah menantang para musuhNya dengan tantangan tersebut, agar mereka menghadapinya. Kendatipun banyak motivasi untuk melawan dan memusuhinya, namun mereka tidak kuasa untuk melawannya, dan mereka menyadari tentang hal itu.
Kalau mereka tidak demikian, maka tidaklah yang menyebabkan mereka berdiri dan duduk, bangun dari pembaringan-pembaringan mereka serta mengusik mulut-mulut mereka melainkan kebenaran yang tidak ada penghadangnya. Mereka melontarkan komentar-komentar tersebut tentang al-Qur`an dengan tidak mengimaninya, adalah untuk tujuan menjauhkan orang yang belum mengenalnya darinya. Padahal, ia (al-Qur`an) merupakan bukti yang lestari yang menandakan kebenaran dan kelurusan risalah yang diemban oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Ia sudah mencukupi dan memadai. Siapa saja yang menuntut bukti lain selainnya, atau meminta diturunkan bukti selainnya, maka dia adalah orang bodoh lagi zhalim, persis seperti para penentang yang mendustakannya.
Mereka malah meminta bukti-bukti lain yang justru akan menjelma sebagai bahaya bagi mereka, tanpa ada kebaikan pun bagi mereka dalam permintaan tersebut. Pasalnya, bila niatan mereka adalah ingin mengetahui kebenaran, jika telah jelas dalilnya, maka sungguh telah terlihat jelas apa yang mereka inginkan tanpa memerlukan pembuktian lagi. Apabila tujuan mereka berupaya menggagalkan dan menegakkan dalil bagi diri mereka (untuk tidak beriman) bila Rasul tidak mendatangkan apa yang mereka minta, maka sesungguhnya dengan kondisi seperti ini, (walaupun mereka telah dihadirkan apa yang mereka minta), pasti tidak akan mengimaninya. Kendatipun telah datang setiap bukti kebenaran, niscaya mereka tidak akan beriman sampai menyaksikan siksaan yang pedih.
Oleh sebab itu, Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman tentang mereka,فَلْيَأْتِنَا بِآيَةٍ كَمَا أُرْسِلَ الأوَّلُونَ “Maka hendaknya dia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus,” seperti unta Nabi Shalih, tongkat Nabi Musa, dan lain-lain.
Bahkan, mereka orang-orang kafir itu, menolak kebenaran Al-Qur’an, dengan berkata, bahwa ‘Al-Qur’an itu buah mimpi-mimpi Muhammad yang kacau, atau hasil rekayasanya, atau bahkan dia bukan nabi dan rasul, melainkan hanya seorang penyair yang pandai menggubah puisi yang kacau. Jika dia ingin kita membenarkannya, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda, bukti fisik yang meyakinkan, seperti halnya mukjizat rasul-rasul yang diutus terdahulu seperti unta betina nabi saleh atau mukjizat nabi musa dan isa. ” 6. Penduduk suatu negeri, seperti kaum ‘ad dan samud, sebelum mereka, yakni orang-orang kafir mekah, yang telah kami binasakan, meminta mukjizat fisik kepada para nabi. Mereka itu tetap tidak beriman, padahal telah kami kirimkan bukti itu kepada mereka. Apakah mereka, kafir mekah, akan beriman jika mukjizat fisik yang diminta itu dipenuhi’.
Al-Anbiya Ayat 5 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 5, Makna Al-Anbiya Ayat 5, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 5, Al-Anbiya Ayat 5 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 5
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)