{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 17.
لَوْ أَرَدْنَا أَنْ نَتَّخِذَ لَهْوًا لَاتَّخَذْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا إِنْ كُنَّا فَاعِلِينَ ﴿١٧﴾
lau aradnā an nattakhiża lahwal lattakhażnāhu mil ladunnā ing kunnā fā’ilīn
QS. Al-Anbiya [21] : 17
Seandainya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian.
Seandainya Kami membuat permainan berupa anak atau istri, niscaya Kami telah menjadikannya dari sisi Kami, bukan dari sisi kalian. Namun Kami tidak melakukan hal itu; karena mustahil bila Kami memiliki anak atau istri.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian (tentulah Kami telah melakukannya).
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami.
Makna lafaz ladunna sama dengan ‘indina yang artinya dari sisi Kami. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa ‘jika demikian keadaannya, maka Kami tidak perlu menciptakan surga, neraka, kematian, kebangkitan, dan hisab amal perbuatan’.
Al-Hasan dan Qatadah serta selain keduanya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan.
Bahwa al-lahwu artinya wanita menurut bahasa orang-orang Yaman,
Ibrahim An-Nakha’i mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…tentulah Kami membuatnya. (Al Anbiyaa:17) Yakni dari kalangan bidadari yang bermata jelita.
Ikrimah dan As-Saddi mengatakan, yang dimaksud dengan al-lahwu dalam ayat ini ialah anak. Pendapat yang sebelumnya berkaitan erat dengan pendapat ini.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya, Mahasuci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Az Zumar:4)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyucikan diri-Nya dari memungut anak secara mutlak, terlebih lagi dari tuduhan dusta lagi batil yang dilancarkan oleh mereka, bahwa Dia mengambil Isa, atau Uzair, atau malaikat sebagai anak-Nya.
Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. (Al Israa’:43)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah Kami telah melakukannya).
Qatadah, As-Saddi, Ibrahim An-Nakha’i, dan Mugirah ibnu Miqsam mengatakan bahwa makna ayat ini ialah ‘Kami tidak akan melakukan hal itu’.
Mujahid mengatakan bahwa semua lafaz in yang ada di dalam Al-Qur’an mengandung makna ingkar atau bantahan.
لَوْ أَرَدْنَا أَنْ نَتَّخِذَ لَهْوًا “Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan (istri dan anak),” sebagai anggapan dan perkiraan yang mustahil saja لَاتَّخَذْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا “tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami,” maksudnya berasal dari sisi Kami. إِنْ كُنَّا فَاعِلِينَ “Jika Kami menghendaki berbuat demikian (tentulah Kami telah melakukannya).” Dan Kami pun tidak pernah memperlihatkan kepada kalian hal-hal yang mengandung kesia-siaan dan permainan. Sebab, hal itu merupakan bentuk kekurangan dan perumpamaan yang buruk, Kami tidak ingin mempertontonkannya kepada kalian. Langit-langit dan bumi yang sudah terbiasa dalam jangkauan pandangan kalian, tidak mungkin tujuan penciptaan keduanya hanyalah sia-sia dan main-main (tanpa ada hikmah yang luhur). Semua (keterangan) ini semata-mata ingin mengakomodasi akal-akal yang dangkal dan ingin memenuhi kepuasannya dari segala aspek yang dapat memuaskan. Mahasuci Dzat Yang Mahalembut, Penyayang lagi Bijaksana dalam menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
Seandainya kami, hendak membuat suatu permainan dalam kehidupan ini dengan mengambil istri dan anak, sebagaimana tuduhan orang-orang kafir, tentulah kami membuatnya dari sisi kami, dari segi cara, pilihan dan jumlah yang kami kehendaki, jika kami benar-benar menghendaki berbuat demikian, namun tindakan ini mustahil bagi Allah. 18. Sebenarnya kami, dengan mengutus nabi dan rasul, serta menurunkan wahyu, Al-Qur’an, hendak melemparkan dan melenyapkan ajaran yang batil dengan menampilkan ajaran yang hak, kebenaran di tengah-tengah manusia; lalu yang hak itu menghancurkannya, ajaran yang batil. Jika manusia beriman kepada Allah, nabi dan rasul, serta memegang teguh ajaran Allah dan mengamalkannya secara murni dan konsekuen, maka seketika itu ajaran yang batil itu akan lenyap. Dan celaka kamu, wahai orang-orang kafir, karena kamu menyifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya, terutama dengan menuduh Allah memiliki istri dan anak.
Al-Anbiya Ayat 17 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 17, Makna Al-Anbiya Ayat 17, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 17, Al-Anbiya Ayat 17 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 17
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)