{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 51.
۞ وَلَقَدْ آتَيْنَا إِبْرَاهِيمَ رُشْدَهُ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا بِهِ عَالِمِينَ ﴿٥١﴾
wa laqad ātainā ibrāhīma rusydahụ ming qablu wa kunnā bihī ‘ālimīn
QS. Al-Anbiya [21] : 51
Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun) telah Kami berikan kepada Ibrahim petunjuk, dan Kami telah mengetahui dia.
Sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Ibrahim, yang telah ia dakwahkan kepada manusia sebelum Musa dan Harun. Dan Kami mengetahui bahwa ia berhak mendapatkan hal itu.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal kekasih-Nya, yaitu Nabi Ibrahim a.s., bahwa Dia telah menganugerahinya hidayah kebenaran sebelum itu. Yakni sejak ia kecil Allah telah mengilhamkan kebenaran dan hujah kepadanya untuk mendebat kaumnya, seperti yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. (Al An’am:83)
Diceritakan pula kisah-kisah lainnya yang menyangkut Nabi Ibrahim, bahwa semasa kecilnya ayahnya pernah memasukkannya ke dalam sebuah terowongan, saat itu ia masih menyusu. Sesudah beberapa hari ayahnya membawa keluar sehingga Ibrahim dapat melihat bintang-bintang di malam hari dan juga makhluk-makhluk lainnya, maka Ibrahim melihat adanya kekuasaan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pada kesemuanya itu.
Kisah-kisah yang dikemukakan oleh ulama tafsir, juga oleh selain mereka, kebanyakan bersumber dari hadis-hadis israiliyat. Maka mana pun di antaranya yang sesuai dengan keterangan yang ada pada kita bersumber dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang terpelihara, kita dapat menerimanya. Dan mana saja dari kisah-kisah itu yang tidak sesuai dengan pegangan kita, maka kita tidak dapat menerimanya. Sedangkan mengenai kisah-kisah itu yang tidak ada kesesuaian dan pertentangannya dengan sumber-sumber yang ada pada kita, kita bersikap tidak membenarkannya, tidak pula mendustakannya, melainkan kita bersikap abstain (tidak memberikan tanggapan apa pun) terhadapnya.
Kebanyakan ulama Salaf memperbolehkan mengemukakan kisah-kisah jenis terakhir ini dalam periwayatannya, tetapi kebanyakan dari kisah-kisah jenis ini tidak mengandung faedah apa pun dan tiada suatu masukan pun yang bermanfaat bagi agama kita. Seandainya kisah-kisah ini mengandung faedah yang bermanfaat bagi agama orang-orang yang mukallaf, tentulah hal tersebut dijelaskan oleh syariat agama kita yang sempurna ini.
Sikap yang kami ambil dalam tafsir ini ialah mengesampingkan banyak hadis israiliyat, mengingat dengan mengemukakannya berarti menyia-nyiakan waktu. Juga karena di dalam kisah-kisah israiliyat banyak hal dusta yang dipublikasikan oleh para empunya, Karena sesungguhnya menurut mereka tidak ada bedanya antara berita yang benar dan berita yang dusta, seperti yang telah dibuktikan oleh para Imam ahli huffaz yang mendalam dari kalangan umat ini (umat Islam).
Secara garis besarnya dapat disimpulkan, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan bahwa Dia telah memberikan hidayah kebenaran kepada Ibrahim a.s. sebelum Musa dan Harun.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya.
Yakni Ibrahim a.s. memang berhak untuk memperolehnya.
Tatkala Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan kisah tentang Musa dan Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ serta kitab mereka berdua, maka Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَلَقَدْ آتَيْنَا إِبْرَاهِيمَ رُشْدَهُ مِنْ قَبْلُ “Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun),” maksudnya, sebelum pendelegasian Musa dan Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebagai rasul dan (sebelum) turunnya kitab mereka berdua, maka Allah جَلَّ جَلالُهُ mempertontonkan kerajaan langit dan bumi kepada ibrahim, dan menganugerahkan kesempurnaan hidayah kepadanya sehingga dia dapat menyempurnakan dirinya, serta menyeru umat manusia kepadanya, sebuah anugerah yang tidak diberikan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada siapa pun dari umat manusia selain kepada Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Allah جَلَّ جَلالُهُ menisbatkan kesempurnaan hidayah kepada Ibrahim, karena hidayah tersebut berkait erat dengan kondisi dan ketinggian martabatnya. Kalau tidak diarahkan ke makna demikian ini, maka setiap insan Mukmin memiliki bagian hidayah sesuai dengan kadar keimanan yang ada pada dirinya. وَكُنَّا بِهِ عَالِمِينَ “Dan Kami mengetahui (keadaan)nya,” maksudnya, Kami memberinya kesempurnaan hidayah, dan Kami perlakukan dia dengan istimewa sebagai rasul dan kekasih, serta Kami menjadikannya sebagai hamba pilihan di dunia dan akhirat, karena Kami mengetahui bahwa dia pantas dan patut untuk mengembannya, mengingat kesucian jiwa dan kecerdasan akalnya.
Karena itu, Allah جَلَّ جَلالُهُ memaparkan adu argumentasinya di hadapan kaumnya, langkah larangan beliau dari praktik syirik kepada mereka, penghancuran berhala-berhala yang dia lakukan dan pembungkaman mereka dengan hujjahnya. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
Pada surah al-anbiy’ ayat 48 dijelaskan bahwa Allah telah memberikan furq’n, yang membedakan hak dan batil, sebagai penerangan, dan pelajaran kepada musa dan harun. Sementara pada ayat ini, Allah menjelaskan ketokohan ibrahim, pejuang tauhid dan ayahanda para nabi dan rasul. Dan sungguh, sebelum dia, musa dan harun yang diutus menghadapi fir’aun guna membebaskan bani israil, telah kami berikan kepada ibrahim petunjuk, sejak remaja; dan kami telah mengetahui sifat, karakter, dan kegigihan dia, ibrahim, dalam menghapuskan penyem-bahan kepada patung dan berhala guna menegakkan ajaran tauhid. 52. Perjuangan nabi ibrahim dalam menegakkan ajaran tauhid dimulai sejak remaja, ketika dia berkata kepada ayahnya yang bernama azar, dan kaumnya, di kota ur, kaldea, mesopotamia timur. Wahai ayahku dan kaumku, ‘patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya, padahal patung-patung itu benda mati yang tidak bergerak dan tidak mendengar doa kamu”.
Al-Anbiya Ayat 51 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 51, Makna Al-Anbiya Ayat 51, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 51, Al-Anbiya Ayat 51 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 51
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)