{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 58.
فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ ﴿٥٨﴾
fa ja’alahum jużāżan illā kabīral lahum la’allahum ilaihi yarji’ụn
QS. Al-Anbiya [21] : 58
Maka dia (Ibrahim) menghancurkan (berhala-berhala itu) berkeping-keping, kecuali yang terbesar (induknya); agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
Lalu Ibrahim menghancurkan berhala-berhala itu, dan menjadikannya hancur berkeping-keping, dan membiarkan yang terbesar dari berhala-berhala itu. Agar kaum tersebut kembali dan bertanya kepadanya, sehingga akan tampak jelas kelemahan dan kesesatan mereka, serta hujjah tegak di hadapan mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong.
Yakni hancur berkeping-keping dipecahkan oleh Nabi Ibrahim, kecuali berhala yang paling besar. Di dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:
Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulinya dengan tangan kanannya (dengan kuat). (Ash Shaaffat:93)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
Menurut suatu kisah, Ibrahim a.s. meletakkan kapak di tangan berhala yang terbesar, untuk memberikan gambaran kepada mereka bahwa berhala yang terbesarlah yang memecahkan berhala-berhala lainnya. Karena mereka tidak mau menyembahnya, maka ia memecahkan semua berhala kecil yang membangkang kepadanya.
Ketika orang-orang meninggalkannya, Ibrahim berjalan dengan sembunyi-sembunyi ke tempat patung-patung itu. فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا “Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong,” yaitu pecahan-pecahan dan potongan-potongan. Patung-patung itu berada dalam sebuah rumah. Beliau merusaknya secara keseluruhan إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ “kecuali yang terbesar,” kecuali patung yang paling besar untuk sebuah tujuan yang akan beliau jelaskan.
Renungkanlah bentuk pengecualian yang mengagumkan ini. Sesungguhnya segala sesuatu yang dimurkai di sisi Allah, tidak disematkan ungkapan-ungkapan pengagungan kepadanya melain-kan dengan cara menisbatkannya kepada orang-orang yang merasa memilikinya. Sebagaimana yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketika menulis surat kepada para raja musyrikin. Beliau berkata, Kepada Pembesar Persia… Kepada Pembesar Romawi… dan lain-lain. )Sebagaimana dalam Shahih al-Bukhari, no. 7 dan 4424; Muslim, no. 1773( Beliau tidak mengatakan, Kepada Orang yang Agung! Di sini Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ “kecuali yang terbesar bagi mereka,” tidak berfirman كَبِيْرًا مِنْ أَصْنَامِهِمْ (yang terbesar dari patung-patung mereka). Dengan ini, sepatutnya diperhatikan dan berhati-hati dari sikap mengagungkan sesuatu yang telah Allah جَلَّ جَلالُهُ hinakan kecuali dengan menisbatkannya kepada orang-orang yang mengagungkannya. لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ “Agar mereka kembali (untuk) bertanya kepadanya,” maksudnya Ibrahim membiarkan patung besar tidak dipecahkan agar mereka nanti merujuk kepada Ibrahim dan meminta pemaparan hujjahnya. Dan mereka akan menghadap kepada patung itu, tidak berpaling darinya. Karena itu, beliau berkata di akhir ucapannya فَرَجَعُوا إِلَى أَنْفُسِهِمْ “maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka.” (Al-Anbiya`: 64).
Sumpah ibrahim tidak hanya dalam hati, tetapi benar-benar dilaksanakannya. Maka dia menghancurkan berhala-berhala itu berkeping-keping hingga patung-patung itu tidak berbentuk lagi, kecuali yang terbesar, induknya, agar mereka kembali mempertanyakan argumentasi me-reka mempertahankan penyembahan benda-benda mati itu kepadanya, yakni patung-patung itu. 59. Melihat patung-patung mereka hancur berkeping-keping, maka mereka pun berkata dengan mengajukan pertanyaan, ‘siapakah yang berani melakukan penghancuran terhadap tuhan-tuhan kami ini’ sungguh, dia termasuk orang yang zalim, karena telah menghancurkan simbol kesucian agama. ‘.
Al-Anbiya Ayat 58 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 58, Makna Al-Anbiya Ayat 58, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 58, Al-Anbiya Ayat 58 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 58
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)