{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 62.
قَالُوا أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَـٰذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ ﴿٦٢﴾
qālū a anta fa’alta hāżā bi`ālihatinā yā ibrāhīm
QS. Al-Anbiya [21] : 62
Mereka bertanya, “Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?”
Ibrahim pun didatangkan, dan mereka bertanya kepadanya dengan penuh pengingkaran: Apakah benar kamu yang telah menghancurkan sembahan-sembahan kami? Maksudnya berhala-berhala mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka bertanya, “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?” Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya.
Yakni berhala yang dibiarkannya dan tidak dipecahkannya itu.
maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara. (Al Anbiyaa:63)
Sesungguhnya Ibrahim a.s. melontarkan jawaban ini tiada lain agar mereka menyadari bahwa berhala itu tidak dapat bicara karena berhala itu berupa patung yang terbuat dari benda mati (lalu mengapa mereka menyembahnya).
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui Hisyam ibnu Hissan, dari Muhammad ibnu Sirin, dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya Ibrahim عَلَيْهِ السَلاَمُ tidak berdusta selain dalam tiga hal. Dua di antaranya terhadap Zat Allah, yaitu yang disebutkan di dalam firman-Nya, “Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya” (Al Anbiyaa:63). Dan apa yang disebutkan oleh firman-Nya, “Sesungguhnya aku sakit” (Ash Shaaffat:89). Dan ketika Ibrahim sedang berjalan di suatu negeri yang berada di bawah kekuasaan seorang raja yang angkara murka, saat itu ia membawa Sarah —istrinya—lalu ia turun istirahat di suatu tempat. Maka ada seseorang melaporkan kepada raja yang angkara murka itu, bahwa sesungguhnya telah singgah di negerimu ini seorang lelaki dengan membawa seorang wanita yang sangat cantik. Maka si raja lalim itu mengirimkan utusannya memanggil Ibrahim, kemudian Ibrahim datang menghadap, dan si raja lalim bertanya, “Siapakah wanita yang kamu bawa itu?” Ibrahim Menjawab, “Saudara perempuanku.” Si raja berkata, “Pergilah kamu dan bawalah dia menghadap kepadaku.” Maka Ibrahim pergi menuju ke tempat Sarah, lalu ia berkata kepadanya, “Sesungguhnya si raja lalim ini telah bertanya kepadaku tentang kamu, saya jawab bahwa engkau adalah saudara perempuanku, maka janganlah kamu mendustakan aku di hadapannya. Karena sesungguhnya engkau adalah saudara perempuanku menurut Kitabullah. Dan sesungguhnya di muka bumi ini tiada seorang muslim pun selain aku dan kamu.” Ibrahim membawa Sarah pergi, lalu Ibrahim melakukan salat. Setelah Sarah masuk ke dalam istana raja dan si raja melihatnya. Maka si raja menubruknya dengan maksud akan memeluknya, tetapi si raja mendadak menjadi sangat kaku sekujur tubuhnya. Lalu ia berkata, “Doakanlah kepada Allah untuk kesembuhanku, maka aku tidak akan mengganggumu.” Sarah berdoa untuk kesembuhan si raja. Akhirnya si raja sembuh, tetapi si raja kembali menubruknya dengan maksud memeluknya. Tiba-tiba ia mendadak mengalami peristiwa yang pertama tadi, bahkan kali ini lebih parah. Raja melakukan hal itu sebanyak tiga kali, setiap kali ia melakukannya, ia ditimpa musibah itu seperti kejadian yang pertama dan yang kedua. Akhirnya si raja berkata, “Doakanlah kepada Allah, maka aku tidak akan mengganggumu lagi.” Sarah berdoa untuk kesembuhan si raja, dan si raja sembuh seketika itu juga. Sesudah itu si raja memanggil penjaga (pengawal)nya yang terdekat dan berkata, “Sesungguhnya yang kamu datangkan kepadaku bukanlah manusia melainkan setan. Keluarkanlah dia dan berikanlah Hajar kepadanya.” Maka Sarah dikeluarkan (dibebaskan) dan diberi hadiah seorang budak wanita bernama Hajar, lalu pulang (ke tempat suaminya). Setelah Ibrahim merasakan kedatangan istrinya, ia berhenti dari salatnya, lalu bertanya, “Bagaimanakah beritanya?” Sarah menjawab, “Allah telah melindungiku dari tipu daya si kafir yang durhaka itu dan memberiku seorang pelayan bernama Hajar.”
Muhammad ibnu Sirin mengatakan bahwa Abu Hurairah apabila usai menceritakan kisah ini mengatakan, “Itulah cerita ibu kalian, hai orang-orang nomaden.”
Ketika orang-orang telah hadir dan Ibrahim dihadapkan, mereka berkata kepadanya, أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَذَا “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini,” yaitu penghancuran بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ “terhadap tuhan-tuhan kami wahai Ibrahim,” ini merupakan bentuk tanya taqriri (penetapan pelaku). Maksudnya, apa yang membuatmu nekat melakukannya? Dan apa yang memaksamu lancang mengerjakannya?
Dalam pengadilan terbuka, penegak hukum mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada ibrahim. Mereka bertanya, ‘apakah engkau, wahai anak muda, yang melakukan penghancuran ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai ibrahim”63. Ibrahim menjawab dengan jawaban yang mengejutkan untuk memberi pelajaran kepada mereka. Beliau berpura-pura tidak mengaku dirinya yang merusak patung-patung itu. Dia menjawab, ‘sebenarnya patung besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara. ‘ melalui jawaban ini pemuda ibrahim menyadarkan mereka bahwa patung itu tidak patut disembah.
Al-Anbiya Ayat 62 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 62, Makna Al-Anbiya Ayat 62, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 62, Al-Anbiya Ayat 62 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 62
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)