{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 84.
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ ﴿٨٤﴾
fastajabnā lahụ fa kasyafnā mā bihī min ḍurriw wa ātaināhu ahlahụ wa miṡlahum ma’ahum raḥmatam min ‘indinā wa żikrā lil-‘ābidīn
QS. Al-Anbiya [21] : 84
Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.
Maka Kami mengabulkan doanya, lalu Kami cabut ujian darinya, dan Kami kembalikan kepadanya apa yang telah hilang darinya, yaitu keluarga, anak dan harta dengan berlipat ganda. Kami melakukan hal itu sebagai rahmat dari Kami, dan agar ia menjadi teladan bagi setiap orang yang bersabar menghadapi ujian, berharap rahmat Rabb-nya, lagi beribadah kepada-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka.
Telah disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas yang menyebutkan bahwa Allah berfirman (kepada para malaikat-Nya), “Kembalikanlah kepadanya semua miliknya dalam keadaan utuh.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas. Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Mas’ud, juga dari Mujahid. Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan dan Qatadah.
Sebagian orang mengatakan bahwa istri Ayub bernama Rahmah. Jika pendapat ini bersumber dari konteks ayat, sesungguhnya pendapat ini jauh dari kebenaran. Jika bersumber dari berita Ahli Kitab dan memang terbukti berasal dari mereka, maka termasuk ke dalam Bab “Tidak Boleh Dipercayai dan Tidak Boleh pula Didustakan.” Akan tetapi, Ibnu Asakir telah menyebutnya di dalam kitab Tarikh-nya dengan sebutan Rahmatullah.
Ibnu Asakir mengatakan bahwa menurut suatu pendapat, nama istri Ayub ialah Layya binti Minsya ibnu Yusuf ibnu Ya’qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim. Ibnu Asakir mengatakan pula bahwa menurut pendapat lainnya, nama istri Ayub ialah Layya binti Ya’qub a.s, ia hidup bersamanya di negeri Sanyah.
Mujahid mengatakan bahwa dikatakan kepada Ayub, “Hai Ayub, sesungguhnya keluargamu Kami masukkan ke dalam surga. Jika kamu suka, Kami dapat mendatangkan mereka kepadamu. Dan jika kamu menghendaki, Kami dapat membiarkan mereka di dalam surga, lalu menggantikan buatmu orang-orang sejumlah mereka menjadi keluargamu.” Ayub menjawab, “Tidak, biarkanlah mereka di dalam surga.”Maka mereka dibiarkan di dalam surga dan diberikan kepada Ayub orang-orang sejumlah mereka di dunia sebagai keluarganya.
Hammad ibnu Zaid telah meriwayatkan dari Abu Imran Al-Juni, dari Nauf Al-Bakkali yang mengatakan bahwa diberikan kepada Ayub pahala kesabaran karena ditinggal mereka kelak di akhirat, dan diberikan kepadanya keluarga baru yang bilangannya sama dengan mereka di dunia. Hammad ibnu Zaid mengatakan bahwa ia menceritakan kisah ini kepada Mutarrif. Maka Mutarrif menjawab,”Saya belum pernah mengetahui jalur periwayatannya sebelum ini.” Hal yang sama telah diriwayatkan dari Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf. Hanya Allah-lah yang mengetahui kebenarannya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami.
Yakni Kami lakukan hal itu kepada Ayub sebagai rahmat dari sisi Kami buatnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
Kami jadikan kisah Ayub ini sebagai suri teladan agar orang-orang yang tertimpa musibah jangan beranggapan bahwa sesungguhnya Kami lakukan cobaan itu kepada mereka tiada lain karena mereka hina dalam pandangan Kami. Dan agar mereka meniru kesabaran Ayub dalam menghadapi takdir Allah dan cobaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam cobaan yang dikehendaki-Nya. Hanya Dia sajalah yang mengetahui hikmah yang tersembunyi di balik semuanya itu.
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabulkan permohonan beliau seraya berfirman,
ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ
“Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (Shad: 42).
Beliau menghentakkan kakinya. Maka keluarlah sebuah mata air yang dingin dari tempat hentakannya. Lalu beliau mandi dan meminum airnya. Maka Allah جَلَّ جَلالُهُ menghilangkan penyakit yang ada pada tubuhnya. وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ “Dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya,” maksudnya Kami mengembalikan keluarga dan harta kekayaannya. وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ “Dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,” dengan menganugerahkan karunia yang banyak bagi beliau [bersama] keselamatan keluarga dan hartanya, رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا “sebagai suatu rahmat dari sisi Kami,” karena sabar dan mau menerima keadaan. Maka Allah جَلَّ جَلالُهُ membalasinya dengan pahala yang banyak di dunia sebelum datangnya akhirat. وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ “Dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah,” maksudnya Kami menjadikannya sebagai pelajaran bagi orang-orang yang beribadah, yang dapat mereguk manfaat dari kesabaran. Ketika mereka menyaksikan musibah yang melanda Ayyub, kemudian balasan kebaikan yang Allah جَلَّ جَلالُهُ karuniakan kepadanya pasca terang-katnya musibah dan memperhatikan faktor penyebab perolehannya, maka mereka menemukannya dalam sikap kesabaran beliau. Oleh karenanya, Allah جَلَّ جَلالُهُ menyanjungnya dalam FirmanNya,
إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Rabbnya).” (Shad: 44).
Maka Allah جَلَّ جَلالُهُ menjadikannya sebagai contoh dan teladan bagi mereka tatkala sedang dirundung musibah.
Karena sikap nabi ayub yang sabar, berserah dan bertawakal kepada Allah dalam menyikapi penyakit yang menimpa dirinya, maka kami mengabulkan doa-Nya, lalu kami melenyapkan berbagai penyakit yang ada padanya sehingga penyakitnya sembuh lahir batin; dan kami pun mengembalikan keluarganya kepadanya untuk lebih menyempurnakan kebahagiaannya. Dan kami pun melipatgandakan jumlah keturunan nabi ayub sebagai suatu rahmat dari kami kepada hamba-Nya yang sabar, dan sekaligus kisah nabi ayub ini untuk menjadi peringatan bagi semua orang beriman yang menyembah kami agar bersabar, bertawakal dan berserah kepada Allah dalam menghadapi berbagai cobaan yang menimpa dirinya. 85-86. Dan ingatlah kisah para nabi yang berikut: ismail, idris, dan zul-kifli. Mereka semua, bukan hanya nabi ayub, termasuk orang-orang yang sabar dalam melaksanakan perintah Allah dan dalam menghadapi co-baan. Dan karena kesabaran mereka teruji dengan baik, maka kami memasukkan mereka ke dalam rahmat kami di dunia dan akhirat. Sungguh, mereka dengan kesabarannya yang mantap, termasuk orang-orang yang saleh, karena kesalehan hanya akan terwujud dengan kesabaran.
Al-Anbiya Ayat 84 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 84, Makna Al-Anbiya Ayat 84, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 84, Al-Anbiya Ayat 84 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 84
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)