{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 88.
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ ﴿٨٨﴾
fastajabnā lahụ wa najjaināhu minal-gamm, wa każālika nunjil-mu`minīn
QS. Al-Anbiya [21] : 88
Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.
Maka Kami mengabulkan doanya, dan Kami membebaskannya daripada duka kesusahan ini. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang membenarkan lagi mengamalkan syariat Kami.
Kisah mengenai Nabi Yunus ini disebutkan di dalam surat ini, juga di dalam surat Ash-Shaffat dan surat Nun. Yunus ibnu Mata a.s. diutus oleh Allah kepada penduduk kota Nainawi, yaitu suatu kota besar yang terletak di negeri Mausul. Yunus menyeru mereka untuk menyembah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, tetapi mereka menolak dan tetap tenggelam di dalam kekafirannya. Maka Yunus pergi meninggalkan mereka dalam keadaan marah seraya mengancam mereka bahwa dalam waktu tiga hari lagi akan datang azab dari Allah.
Setelah mereka melihat tanda-tanda datangnya azab itu dan mereka mengetahui bahwa nabi mereka tidak dusta dalam ancamannya, maka mereka keluar menuju ke padang sahara bersama anak-anak mereka dengan membawa ternak unta dan ternak lainnya milik mereka yang mereka pisahkan antara induk dan anaknya.
Kemudian mereka memohon kepada Allah dengan merendahkan diri, dan menyeru-Nya untuk meminta pertolongan, semua ternak unta dan anak-anaknya mengeluarkan suara lenguhan, begitu pula sapi dan anak-anaknya, dan juga kambing dan anak-anaknya. Akhirnya Allah tidak jadi menurunkan azab kepada mereka. Kisah ini disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu. (Yunus:98)
Sesudah itu Yunus a.s. pergi meninggalkan kaumnya dan menaiki perahu bersama suatu kaum. Di tengah laut, perahu oleng, mereka merasa takut akan tenggelam (karena keberatan penumpang). Maka mereka mengadakan undian di antara mereka untuk menentukan siapa yang bakal dilemparkan ke dalam laut untuk meringankan beban muatan perahu. Akhirnya undian jatuh ke tangan Yunus, tetapi mereka menolak, tidak mau melemparkannya. Lalu dilakukan undian lagi, ternyata kali itu undian jatuh ke tangan Yunus lagi. Mereka menolak, lalu mengadakan undian lagi. Ternyata undian jatuh ke tangan Yunus juga. Hal ini disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. (Ash Shaaffat:141)
Yakni undian jatuh ke tangannya. Maka Yunus a.s. melucuti pakaiannya dan menceburkan diri ke dalam laut. Saat itu Allah telah memerintahkan kepada ikan paus dari laut hijau —menurut apa yang diceritakan oleh Ibnu Mas’ud— membelah lautan dan sampai di tempat Yunus, lalu menelannya saat Yunus menceburkan diri ke laut. Allah telah memerintahkan kepada ikan paus itu, “Janganlah kamu memakan secuil pun dari dagingnya, jangan pula mematahkan tulangnya, karena sesungguhnya Yunus itu bukanlah rezeki makananmu, melainkan perutmu Aku jadikan sebagai penjara buatnya.”
Zun Nun adalah nama ikan paus itu menurut riwayat yang sahih, lalu dikaitkan dengan nama Nabi Yunus karena ia ditelan olehnya. Makna harfiyahnya ialah orang yang mempunyai ikan besar.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…ketika ia pergi dalam keadaan marah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan.
Yaitu Kami keluarkan dia dari dalam perut ikan dan dari kegelapannya.
Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
Yakni apabila mereka berada dalam kesengsaraan, lalu berdoa kepada Kami seraya bertobat, terlebih lagi jika mereka mengucapkan doa yang disebutkan dalam ayat ini saat mendapat musibah. Di dalam hadis Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah disebutkan anjuran untuk* membaca doa ini di saat tertimpa musibah.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Umair, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abu Ishaq Al-Hamdani, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Sa’d, telah menceritakan kepadaku ayahku, (yaitu Muhammad), dari ayahnya (yaitu Sa’d ibnu Abu Waqqas r.a.) yang mengatakan, bahwa ia berdua dengan Usman ibnu Affan di dalam masjid, lalu ia mengucapkan salam kepadanya, tetapi Usman hanya memelototkan mata ke arahnya tanpa menjawab salamnya. Sa’d ibnu Abu Waqqas melanjutkan kisahnya, “Lalu saya pergi menghadap kepada Umar ibnul Khattab dan berkata kepadanya sebanyak dua kali, ‘Hai Amirul Mu’minin, apakah telah terjadi sesuatu dalam Islam?’ Umar menjawab, ‘Tidak. Lalu mengapa?’ Saya berkata, ‘Tidak, hanya saya ketika melewati Usman tadi di masjid, saya mengucapkan salam kepadanya, tetapi ia hanya memelototi diriku dan tidak menjawab salamku. Maka Khalifah Umar mengundang sahabat Usman, lalu berkata kepadanya, ‘Apakah yang menyebabkan kamu tidak mau menjawab salam saudaramu?’ Usman berkata, saya tidak merasa.’ Sa’d berkata, ‘Tidak, kamu benar melakukannya.’ Akhirnya Usman bersumpah dan saya pun bersumpah pula”. Sa’d ibnu Abu Waqqas melanjutkan kisahnya, “Setelah itu Usman teringat akan keadaan dirinya, lalu ia mengatakan bahwa memang benar, seraya beristigfar kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. Ia mengatakan, ‘Memang kamu tadi lewat di hadapanku, saat itu aku sedang mengingat-ingat suatu kalimat yang pernah saya dengar dari Rasulullah Saw, tetapi demi Allah, tidak sekali-kali saya mengingatnya, melainkan mata dan hatiku seakan-akan tertutup oleh tabir penutup.” Sa’d berkata, “Aku akan menceritakan kepadamu tentang kalimat itu. Sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketika sedang menceritakan kepada kami tentang permulaan doa (yang diucapkan oleh Yunus), tiba-tiba datanglah seorang Badui yang membuatnya sibuk melayaninya. Setelah itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bangkit berdiri dan pergi, maka saya mengikutinya. Ketika saya merasa khawatir beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ terlebih dahulu masuk ke dalam rumahnya, maka saya pukulkan kakiku ke tanah. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menoleh ke arahku dan bertanya, “Siapakah orang ini? Bukankah kamu Abu Ishaq?’ Saya menjawab, ‘Benar, wahai Rasulullah.’ Rasululllah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, ‘Ada apa perlumu?’ Saya menjawab, ‘Tidak demi Allah, saya hanya mengingatkan, bahwa engkau tadi menceritakan kepada kami tentang permulaan doa (yang diucapkan oleh Yunus), kemudian datanglah seorang Badui yang membuat engkau sibuk.’ Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab,
‘Benar, doa itu adalah doa yang diucapkan oleh Zun Nun ketika ia berada di dalam perut ikan paus, yaitu firman-Nya: ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim’ (Al Anbiyaa:87) Sesungguhnya tiada seorang muslim pun berdoa kepada Tuhannya dengan menyebut kalimat ini untuk memohon sesuatu, melainkan Allah akan memperkenankannya.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al-Ahmar dari Kasir ibnu Zaid dari Al-Mutallib ibnu Hantab, menurut Abu Khalid, dia menerimanya dari Mus’ab ibnu Sa’d, dari Sa’d yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Pernah bersabda: Barang siapa yang berdoa dengan doanya Nabi Yunus, pasti diperkenankan baginya. Abu Sa’id mengatakan bahwa demikianlah yang dimaksud oleh firman-Nya:
Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Imran ibnu Bakkar Al-Kala’i, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Abu Yahya ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepadaku Bisyr ibnu Mansur, dari Ali ibnu Zaid, dari Sa’id ibnul Musayyab yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sa’d ibnu Abu Waqqas mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: “Asma Allah yang apabila disebutkan dalam doa, pasti Dia memperkenankannya, dan apabila diminta dengannya, pasti memberi, yaitu doa Yunus ibnu Mata.” Sa’d bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah doa itu khusus bagi Yunus ataukah bagi seluruh kaum muslim?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Doa itu bagi Yunus ibnu Mata secara khusus dan bagi kaum mukmin semuanya secara umum, jika mereka meyebutkannya di dalam doanya. Bukankah kamu telah mendengar firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan, ‘Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap. Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman’ (Al Anbiyaa:87-88). Ini merupakan syarat dari Allah bagi orang yang mengucapkannya di dalam doanya.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Daud ibnul Muhabbar ibnu Muhazzam Al-Maqdisi, dari Kasir ibnu Ma’bad, bahwa ia pernah bertanya kepada Al-Hasan, “Hai Abu Sa’id, apakah asma Allah yang paling agung, yang bila disebut di dalam doa, Dia pasti memperkenankannya, dan bila diminta, pasti memberi?” Al-Hasan menjawab,”Hai anak saudaraku, bukankah kamu telah membaca firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: ‘Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus) ketika ia pergi dalam keadaan marah’ (Al Anbiyaa:87) sampai dengan firman-Nya:
‘Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman’
Hai anak saudaraku, itulah asma Allah yang teragung, yang apabila disebutkan di dalam doa pasti Dia memperkenankannya, dan apabila diminta, pasti memberi.”
null
Karena ia berdoa dengan ikhlas serta menyadari kesalahannya, maka kami kabulkan (doa)-Nya dan kami selamatkan dia dari kedukaan dan kesedihan, karena berada dalam perut ikan besar. Dan demikianlah kami menyelamatkan orang-orang yang beriman dari segala kesulitan yang dihadapinya. 89. Dan ingatlah kisah zakaria, seorang rasul yang terus berusaha dan berdoa agar diberi keturunan, ketika dia berdoa kepada tuhannya dengan khusyuk, ‘ya tuhanku, janganlah engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan yang akan melanjutkan tugasku membimbing umat; dan aku yakin, sekiranya engkau tidak memberikan keturunan kepadaku, engkaulah ahli waris yang terbaik yang akan memelihara agama ini setelah aku wafat.
Al-Anbiya Ayat 88 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 88, Makna Al-Anbiya Ayat 88, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 88, Al-Anbiya Ayat 88 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 88
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)