{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 90.
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ ﴿٩٠﴾
fastajabnā lahụ wa wahabnā lahụ yaḥyā wa aṣlaḥnā lahụ zaujah, innahum kānụ yusāri’ụna fil-khairāti wa yad’ụnanā ragabaw wa rahabā, wa kānụ lanā khāsyi’īn
QS. Al-Anbiya [21] : 90
Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.
Maka Kami kabulkan doanya, dan Kami berikan anak, yaitu Yahya kepadanya saat usianya sudah tua renta, dan Kami jadikan istrinya sebagai wanita yang shalihah dalam akhlaknya, dapat mengandung dan melahirkan setelah sebelumnya mandul. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera kepada segala kebajikan, dan berdoa kepada Kami dengan mengharapkan apa yang ada di sisi Kami, lagi takut terhadap azab Kami. Mereka adalah orang-orang yang tunduk lagi merendahkan diri kepada Kami.
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung.
Ibnu Abbas, Mujahid, dan Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa istri Zakaria sebelum itu mandul, tidak dapat beranak. Setelah Zakaria berdoa memohon agar dikaruniai anak, maka mengandunglah ia.
Abdur Rahman ibnu Mahdi telah meriwayatkan dari Talhah ibnu Amr, dari Ata, bahwa lisan (lidah) istri Zakaria panjang, lalu Allah memperbaikinya.
Menurut riwayat yang lain, pada tubuhnya terdapat sesuatu cela, lalu diperbaiki oleh Allah. Hal yang sama telah dikatakan oleh Muhammad ibnu Ka’b dan As-Saddi. Tetapi pendapat yang paling kuat adalah yang disebutkan pertama tadi.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: .
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik.
Yaitu gemar mengerjakan amal-amal yang mendekatkan diri kepada Allah dan amal-amal ketaatan.
…dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas.
As-Sauri mengatakan, maksudnya yaitu berharap atas pahala yang ada di sisi Kami dan cemas (takut) terhadap siksa yang ada di sisi Kami.
Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.
Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa makna khasyi’in adalah orang-orang yang membenarkan apa yang telah diturunkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Mujahid mengatakan, orang-orang yang benar-benar beriman.
Abul ‘Aliyah mengatakan orang-orang yang takut.
Abu Sinan mengatakan bahwa al-khusyuk adalah rasa takut yang melekat dalam hati dan tidak pernah lenyap darinya selamanya.
Dan dari Mujahid disebutkan pula, bahwa makna khasyi’in adalah orang-orang yang merendahkan dirinya.
Al-Hasan, Qatadah dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa khasyi’in artinya orang-orang yang merendahkan dirinya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Masing-masing dari pendapat-pendapat tersebut beraneka ragam satu sama lainnya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudail, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Ishaq, dari Abdullah Al-Qurasyi, dari Abdullah ibnu Hakim yang mengatakan, bahwa Khalifah Abu bakar berkhotbah kepada kami. Dalam khotbahnya ia mengatakan, “Amma Ba’du. Sesungguhnya aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan memuji-Nya dengan pujian yang layak bagiNya. Dan berharap dengan cemaslah kalian seraya merendahkan diri dalam memohon kepada-Nya. Karena sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memuji Zakaria dan ahli baitnya melalui firman-Nya: Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk pada Kami.
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى “Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya,” yaitu nabi yang mulia yang mana Allah جَلَّ جَلالُهُ belum pernah menjadikan nama serupa sebelumnya, وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ “dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung,” yang sebelumnya mengalami kemandulan, rahimnya tidak layak untuk melahirkan anak. Selanjutnya, Allah جَلَّ جَلالُهُ memperbaiki keadaan rahimnya agar layak untuk mengandung demi nabiNya, Zakariya. Ini termasuk (perkara yang menunjukkan) manfaat partner yang baik dan teman yang shalih, serta diberkahi pasangannya. Sehingga Yahya menjadi hasil baik milik dua orang tuanya.
Setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ menceritakan tentang para nabi dan rasul yang diutus secara terpisah, selanjutnya Allah جَلَّ جَلالُهُ memuji mereka secara keseluruhan, إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik,” maksudnya bersegera mengerjakannya, melaksanakannya pada waktu-waktunya yang utama, menyempurnakannya dengan cara yang sepatutnya. Mereka tidak pernah meninggalkan sebuah amalan baik yang dapat mereka kerjakan melainkan (pasti) mereka memanfaatkan kesempatan untuk mengerjakannya وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا “dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas,” maksudnya memohon kepada Kami hal-hal yang mereka inginkan berupa kebaikan-kebaikan duniawi dan ukhrawi, meminta perlindungan kepada Kami dari perkara-perkara yang menakutkan yang berbahaya di dunia dan akhirat. Mereka dalam keadaan berharap dan [merasa cemas], bukan lalai atau malah bermain-main serta tidak berpangku tangan. وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ “Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami,” tunduk, merasa hina diri, lagi memohon. Hal ini lantaran kesempurnaan ma’rifah (ilmu) mereka mengenai Allah.
Karena zakaria terus berusaha dan tekun berdoa memohon keturunan, maka kami kabulkan doa-Nya, meskipun istrinya sudah tua dan mandul. Dan kami pun menganugerahkan kepadanya yahya, seorang anak yang cerdas dan saleh; dan kami jadikan istrinya yang tua dan mandul itu dapat mengandung. Sungguh, mereka, zakaria dan istrinya, senantiasa bersegera dalam mengerjakan berbagai kebaikan yang menyebabkan doanya dikabulkan; dan mereka senantiasa berdoa kepada kami untuk mendapatkan keturunan dengan penuh harap akan dikabulkan dan cemas karena menyadari istrinya tua dan mandul. Dan mereka orang-orang yang khusyuk, dalam beribadah dan berdoa kepada kami. 91. Dan ingatlah kisah maryam, seorang perempuan salehah, yang memelihara kehormatannya dari berbuat zina, bahkan dari sentuhan laki-laki. Lalu kami tiupkan roh dari kami ke dalam rahim-Nya sehingga ia hamil; dan kami jadikan dia dan anaknya sejak lahir sebagai tanda kebesaran Allah bagi seluruh alam, karena anak itu lahir tanpa ayah, bisa berbicara sejak bayi dan menyatakan dirinya hamba Allah, serta menjadi nabi dan rasul Allah.
Al-Anbiya Ayat 90 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 90, Makna Al-Anbiya Ayat 90, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 90, Al-Anbiya Ayat 90 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 90
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)