{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 91.
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ ﴿٩١﴾
wallatī aḥṣanat farjahā fa nafakhnā fīhā mir rụḥinā wa ja’alnāhā wabnahā āyatal lil-‘ālamīn
QS. Al-Anbiya [21] : 91
Dan (ingatlah kisah Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan (roh) dari Kami ke dalam (tubuh)nya; Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Allah) bagi seluruh alam.
Ingatlah, wahai Rasul, kisah Maryam binti Imran yang selalu memelihara kemaluannya dari keharaman, dan tidak pernah melakukan perbuatan nista selama hidupnya. Allah mengutus Jibril kepadanya, lalu meniup pada krah bajunya dan tiupan itu sampai ke rahimnya. Dengan tiupan itulah Allah menciptakan Isa. Maka iapun bisa mengandung dengan tanpa suami. Ia dan anaknya, dengan cara penciptaan yang seperti itu, adalah tanda kekuasaan Allah dan pelajaran bagi manusia hingga Hari Kiamat.
Demikianlah Allah menyebutkan kisah Maryam dan putranya (yaitu Isa a.s.) secara bergandengan dengan kisah Zakaria dan anaknya (yaitu Yahya a.s.) Mula-mula Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan kisah Zakaria, lalu mengiringinya dengan kisah Maryam, karena kedua kisah mempunyai kaitan yang erat. Pertama, terlahirkan seorang anak dari pasangan yang sudah sangat lanjut usianya, sejak muda mereka belum punya anak. Dan yang kedua adalah kisah Maryam, kisahnya jauh lebih mengherankan dari kisah yang pertama, karena ia melahirkan anak tanpa campur tangan lelaki, seperti yang telah diterangkan di dalam surat Ali Imran dan surat Maryam. Kemudian dalam surat ini disebutkan kisah Zakaria, lalu diiringi dengan kisah Maryam melalui firman-Nya:
Dan (ingatlah kisah) wanita yang telah memelihara kehormatannya.
Yang dimaksud dengan wanita dalam ayat ini ialah Maryam a.s, seperti yang disebutkan di dalam surat At-Tahrim melalui firman-Nya:
dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami. (At Tahriim:12)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.
Yakni bukti yang menunjukkan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Dia dapat menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya apabila Dia hendak menciptakan sesuatu, tinggal mengatakan kepadanya, “Jadilah kamu,” maka jadilah ia.
Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia. (Maryam:21)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Asim Ad-Dahhak ibnu Makhlad, dari Syu’aib (yakni Ibnu Basyir), dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, “Lil ‘alamina,” yakni untuk umat jin dan manusia.
Dan ingatlah Maryam untuk menyanjung dan menceritakan kedudukan tingginya, serta menyebarluaskan tentang kemuliaannya, الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا “yang telah memelihara kehormatannya,” memeliharanya dari perbuatan haram dan (dari) mendekatinya, bahkan dari hal-hal yang dihalalkan sekalipun. Ia belum menikah karena menyibukkan diri dengan ibadah dan menghabiskan waktunya untuk mengabdikan diri kepada Rabbnya. Ketika Jibril mendatanginya dalam rupa seorang lelaki yang normal, dengan fisik dan ketampanan yang sempurna,
قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
“Maryam berkata, ‘Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Rabb Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa’.” (Maryam: 18).
Maka Allah جَلَّ جَلالُهُ membalasinya dengan balasan yang sesuai dengan amalannya, dan memberinya keturunan tanpa keberadaan suami. Akan tetapi (dengan cara) Jibril meniupkan padanya ruh sehingga hamil dengan izin Allah, وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ “dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam,” di mana beliau mengandung (tanpa suami) dan melahirkannya tanpa bantuan penanganan dari orang lain. Lalu si jabang bayi berbicara ketika masih di gendongan, dan Allah جَلَّ جَلالُهُ merehabilitasi namanya dari tuduhan orang-orang yang menuduhnya dengan tuduhan yang tidak baik. Lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ memberitahukan tentang dirinya dalam kondisi itu. Selanjutnya, Allah جَلَّ جَلالُهُ mempraktikkan (melaluinya) berbagai macam keajaiban dan mukjizat yang sudah diketahui bersama. Maka, Maryam dan putranya menjadi tanda kebesaran Allah جَلَّ جَلالُهُ bagi sekalian alam. Generasi-generasi bergantian membicarakannya dan orang-orang pun memetik pelajaran darinya.
Dan ingatlah kisah maryam, seorang perempuan salehah, yang memelihara kehormatannya dari berbuat zina, bahkan dari sentuhan laki-laki. Lalu kami tiupkan roh dari kami ke dalam rahim-Nya sehingga ia hamil; dan kami jadikan dia dan anaknya sejak lahir sebagai tanda kebesaran Allah bagi seluruh alam, karena anak itu lahir tanpa ayah, bisa berbicara sejak bayi dan menyatakan dirinya hamba Allah, serta menjadi nabi dan rasul Allah. 92. Pada ayat sebelumnya dijelaskan kisah para nabi seperti nabi ibrahim, lut, ishak, yakub, nuh, dawud, sulaiman, ayub, ismail, idris, zulkifli, yunus, zakaria, dan yahya. Mereka mengajarkan prinsip tidak ada tuhan selain Allah dan tidak ada ibadah kecuali kepada-Nya. Sungguh, agama tauhid yang diajarkan oleh para nabi inilah agama kamu, agama yang sama dengan yang diajarkan rasulullah berdasarkan Al-Qur’an, yaitu agama yang satu untuk seluruh umat, agama penyerahan diri kepada Allah. Dan aku, Allah, adalah tuhanmu, yang menciptakan langit dan bumi; maka sembahlah aku sepanjang hayat kamu, tuhan yang menghidupkan dan mematikan kamu.
Al-Anbiya Ayat 91 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 91, Makna Al-Anbiya Ayat 91, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 91, Al-Anbiya Ayat 91 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 91
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)