{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 95.
وَحَرَامٌ عَلَىٰ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا أَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُونَ ﴿٩٥﴾
wa ḥarāmun ‘alā qaryatin ahlaknāhā annahum lā yarji’ụn
QS. Al-Anbiya [21] : 95
Dan tidak mungkin bagi (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami).
Tidak mungkin penduduk negeri-negeri yang telah Kami binasakan karena kekafiran dan kezaliman mereka dapat kembali lagi ke dunia sebelum Hari Kiamat, supaya mereka dapat mengejar apa yang dulu mereka lalaikan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri. (Al Anbiyaa:95)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna haramun ialah sudah semestinya. Dengan kata lain, telah ditakdirkan bahwa sesungguhnya penduduk suatu kota yang telah dibinasakan tidak akan dihidupkan kembali sebelum hari kiamat. Demikianlah menurut penjelasan yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Abu Ja’far Al-Baqir, dan Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Menurut riwayat lain yang bersumber dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan mereka tidak dikembalikan ialah tidak bertobat.
Akan tetapi, pendapat yang pertama lebih kuat, hanya Allah-lah yang mengetahui kebenarannya.
Maksudnya menjadi perkara mustahil, perkampungan-perkampungan yang telah dibinasakan, yang dihujani siksaan (dari Allah) kembali lagi ke dunia untuk memperbaiki keteledoran mereka. Tidak ada jalan untuk kembali bagi orang yang sudah dibinasakan dan ditimpa siksa. Hendaknya, orang-orang (yang sedang diajak bicara oleh ayat ini) berhati-hati agar tidak meneruskan perkara-perkara yang akan mendatangkan kehancuran hingga nanti benar-benar terjadi sehingga akhirnya tidak dapat ditolak. Tinggalkanlah (itu semua) di waktu yang masih memungkinkan dan kesempatan (untuk memperbaiki diri).
Di antara umat manusia ada yang dibinasakan sebagai hukuman atas kekufurannya, dan ada juga yang dibiarkan. Dan tidak mungkin bagi penduduk suatu negeri yang telah kami binasakan, baik di masa silam, sekarang, maupun di masa depan, bahwa mereka tidak akan kembali kepada kami guna mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. 96. Kebinasaan suatu negeri bisa jadi karena serangan bangsa biadab seperti yakjuj dan makjuj, tartar dan mongol, yang membuat keru-sakan di bumi. Lalu zulkarnain, seorang raja yang kuat, membuat benteng kokoh dari besi dan tembaga guna melindungi bangsa yang lemah dari keganasan yakjuj dan makjuj. Hingga apabila benteng yang menghalangi yakjuj dan makjuj dibukakan seperti yang terjadi pada serangan jengis khan dan hulagu khan, keturunan bangsa tartar dan mongol, maka terjadilah kehancuran sejak asia tengah hingga bagdad tahun 1258. Dan mereka, yakjuj dan makjuj, turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi melakukan kerusakan di bumi dengan membunuh, merampas, dan melakukan segala macam keganasan. (lihat surah al-kahf/18: 94-99).
Al-Anbiya Ayat 95 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 95, Makna Al-Anbiya Ayat 95, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 95, Al-Anbiya Ayat 95 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 95
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)