{20} Thaha / طه | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحج / Al-Hajj {22} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya الأنبياء (Nabi-Nabi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 21 Tafsir ayat Ke 102.
لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا ۖ وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ ﴿١٠٢﴾
lā yasma’ụna ḥasīsahā, wa hum fī masytahat anfusuhum khālidụn
QS. Al-Anbiya [21] : 102
Mereka tidak mendengar bunyi desis (api neraka), dan mereka kekal dalam (menikmati) semua yang mereka ingini.
Mereka tidak mendengar suara kobaran api neraka dan jasad terbakar di dalamnya, karena mereka menempati tempat tinggal mereka di surga, dan mereka kekal selama-lamanya dalam kenikmatan dan kelezatannya yang diingini hati mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh jiwa mereka.
Allah menyelamatkan mereka dari semua yang dihindari dan yang dibenci, juga memberikan kepada mereka semua yang diminta dan yang disukai.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Hasan ibnu Abu Yazid Al-Hamdani, dari Lais ibnu Abu Sulaim, dari anak paman An-Nu’man Ibnu Basyir, dari An-Nu’man ibnu Basyir yang mengatakan bahwa ia pernah begadang bersama Ali di suatu malam, lalu Ali membaca firman-Nya:
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka.
Lalu Ali berkata, bahwa ia dan Umar termasuk dari mereka, Usman termasuk dari mereka, juga Talhah dan Abdur Rahman. Atau Ali menyebutkan bahwa Sa’d termasuk dari mereka. An-Nu’man ibnu Basyir melanjutkan kisahnya, bahwa tidak lama kemudian salat didirikan, lalu Ali bangkit, yang menurut seingat An-Nu’man, Ali menyeret kainnya seraya membaca firman-Nya: mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. (Al-Anbiya-102)
Syu’bah telah meriwayatkan dari Abu Bisyr, dari Yusuf Al-Makki, dari Muhammad ibnu Hatib yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ali mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami., hingga akhir ayat.
Bahwa Usman dan teman-temannya termasuk dari kalangan mereka yang disebutkan dalam ayat ini.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan pula asar ini.
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Yusuf ibnu Sa’d, bukan Ibnu Mahik, dari Muhammad ibnu Hatib, dari Ali, lalu disebutkan asar yang sama, tetapi teksnya mengatakan bahwa Usman termasuk dari kalangan mereka.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka.
Mereka adalah kekasih-kekasih Allah, mereka melalui Sirat dengan kecepatan yang lebih cepat daripada kilat, lalu yang tertinggal adalah orang-orang kafir, mereka berada di neraka dalam keadaan berlutut. Takwil ini sependapat dengan apa yang telah kami sebutkan di atas. Ulama lainnya mengatakan bahwa bahkan ayat ini diturunkan berkenaan dengan pengecualian dari mereka yang disembah.
Dikecualikan dari mereka Uzair dan Al-Masih Isa putra Maryam, seperti yang telah dikatakan oleh Hajjaj ibnu Muhammad Al-A’war, dari Ibnu Juraij dan Usman, dari Ata, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al Anbiyaa:98) Kemudian dikecualikan melalui firman-Nya:
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami.
Menurut suatu pendapat, mereka adalah para malaikat, Isa, dan lain sebagainya yang disembah-sembah selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Al-Hasan, dan Ibnu Juraij.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami.
Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Isa putra Maryam dan Uzair a.s.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Isa ibnu Maisarah, telah menceritakan kepada kami Abu Zuhair, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Tarif, dari Al-Asbag, dari Ali sehubungan dengan makna firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami. (Al Anbiyaa:101) Yang dimaksud adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah dimasukkan ke dalam neraka kecuali matahari, bulan, dan Isa putra Maryam. Akan tetapi, sanad riwayat ini lemah.
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya:
Mereka itu dijauhkan dari neraka.
Yaitu Isa, Uzair, dan malaikat.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa mereka adalah Isa, Maryam, malaikat, matahari, dan bulan.
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Sa’id ibnu Jubair dan Abu Saleh serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Sehubungan dengan hal ini Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hadis yang garib sekali. Untuk itu ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnu Ya’qub Al-Mirkhani, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Maslamah ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kami Al-Lais ibnu Abu Sulaim, dari Mugis, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sehubungan dengan makna firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al Anbiyaa:101) Bahwa mereka adalah Isa, Uzair, dan malaikat. Sebagian dari mereka ada yang menuturkan kisah Ibnuz Za’bari dan perdebatan kaum musyrik.
Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ali ibnu Sahl, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Hasan Al-Anmati, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Ur’urah, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Abu Hakim, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam (yakni Ibnu Aban), dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abdullah ibnuz Za’bari datang kepada Nabi Saw, lalu ia berkata, “Apakah engkau menduga bahwa Allah telah menurunkan kepadamu ayat ini,” yaitu firman-Nya,. Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al Anbiyaa:98) Ibnuz Za’bari mengatakan, “Aku telah menyembah matahari, bulan, malaikat, Uzair, dan Isa putra Maryam. Mereka semuanya dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan sembahan-sembahan kami.” Maka turunlah firman-Nya: Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaumnya (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. (Az Zukhruf:57-58) Kemudian turunlah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka.
Al-Hafiz Abu Abdullah telah meriwayatkan hadis ini di dalam kitabnya yang berjudul Al-Ahadisul Mukhtarah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Qubaisah ibnu Uqbah, telah menceritakan kepada kami Sufyan (yakni As-Sauri), dari Al-A’masy, dari teman-temannya, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika diturunkan ayat ini, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al Anbiyaa:98) Orang-orang musyrik berkata bahwa para malaikat, Uzair, dan Isa termasuk yang disembah selain Allah. Maka turunlah firman-Nya: Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. (Al Anbiyaa:99) Yakni tuhan-tuhan yang mereka sembah itu. Dan semuanya akan kekal di dalamnya. (Al Anbiyaa:99)
Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Abu Kadinah, dari Ata ibnus Sa’ib, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas mengatakan bahwa lalu turunlah ayat berikut:
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka.
Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar rahimahullah telah mengatakan di dalam Kitabus Sirah-nya, bahwa menurut berita yang sampai kepadaku Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di suatu hari duduk bersama Al-Walidah ibnul Mugirah di masjid. Lalu datanglah An-Nadr ibnul Haris dan ikut duduk bergabung bersama mereka di dalam masjid sejumlah lelaki dari kaum Quraisy. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berbicara, lalu dibantah oleh An-Nadr ibnul Haris. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mendebatnya hingga An-Nadr bungkam, lalu beliau membacakan ayat berikut kepadanya, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al Anbiyaa:98) sampai dengan firman-Nya: dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (Al Anbiyaa:100) Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bangkit berdiri. Sesudah itu datanglah Abdullah ibnuz Zab’ari As-Sahmi, lalu duduk bersama mereka. Al-Walid ibnul Mugirah berkata kepada Abdullah ibnuz Zab’ari, “Demi Allah, tadi An-Nadr ibnul Haris tidak dapat menjawab Ibnu Abdul Muttalib (yakni Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). Muhammad menduga bahwa kami dan tuhan-tuhan sesembahan kami ini (saat itu mereka berada di Masjidil Haram yang masih penuh dengan berhala-berhala, pent.) menjadi umpan neraka.” Maka Abdullah ibnuz Zab’ari mengatakan, “Demi Allah, sekiranya saya berdua dengannya, tentulah saya akan mendebatnya. Maka tanyakanlah kepada Muhammad bahwa semua yang disembah selain Allah dimasukkan ke dalam neraka Jahanam bersama-sama orang-orang yang menyembahnya. Dan kita menyembah malaikat, orang-orang Yahudi menyembah Uzair, dan orang-orang Nasrani menyembah Al-Masih Isa putra Maryam (berarti semuanya dimasukkan ke neraka)?” Maka Al-Walid dan orang-orang yang ada di majelis itu bersamanya merasa kagum dengan perkataan Abdullah ibnuz Zab’ari. Mereka menilai bahwa Az-Zab’ari dapat mengalahkan hujah Muhammad. Ketika hal itu diceritakan kepada Rasulullah Saw, maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Setiap orang yang suka disembah selain Allah, maka dia dikumpulkan bersama orang-orang yang menyembahnya. Sesungguhnya mereka hanya menyembah setan dan mengikuti orang yang memerintahkan mereka agar menyembahnya.
Lalu Allah menurunkan firman-Nya:
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh jiwa mereka.
Yakni mereka adalah Isa, Uzair. para rahib, dan para pendeta yang mereka sembah, padahal mereka adalah orang-orang yang taat kepada Allah, setelah mereka mati, orang-orang yang sesat dari kalangan kaumnya lalu menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah yang mereka sembah-sembah. Telah diturunkan pula sehubungan dengan penuturan mereka (orang-orang musyrik) yang mengatakan bahwa mereka menyembah malaikat, dan bahwa malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, yaitu firman-Nya: Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak.” Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. (Al Anbiyaa:26) sampai dengan firman-Nya: Dan barang siapa di antara mereka mengatakan, “Sesungguhnya aku adalah tuhan selain dari Allah, ” maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim. (Al Anbiyaa:29)
Telah diturunkan pula wahyu Allah yang menyebutkan bahwa Isa putra Maryam disembah selain Allah, demikianlah kata Az-Zab’ari yang membuat Al-Walid dan orang-orang yang bersamanya merasa kagum dengan bantahan yang dikemukakannya.
Dan tatkala (Isa) putra Maryam dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaumnya (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Isa tiada lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. Dan kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun-temurun. Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu, janganlah kalian ragu-ragu tentang kiamat itu. (Az Zukhruf:57-61)
Yakni mukjizat yang telah Aku berikan kepadanya—seperti menghidupkan orang-orang yang mati dan menyembuhkan berbagai macam penyakit— itu sudah cukup dijadikan sebagai bukti yang menunjukkan pengetahuan tentang hari kiamat. Lalu disebutkan dalam firman selanjutnya: Karena itu janganlah kalian ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (Az Zukhruf:61)
Apa yang dikatakan oleh Ibnuz Zab’ari ini keliru besar, karena sesungguhnya ayat ini diturunkan sebagai khitah buat penduduk Mekah karena mereka menyembah berhala yang merupakan benda mati, tidak berakal. Dimaksudkan sebagai kecaman dan celaan terhadap orang-orang yang menyembah berhala. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam. (Al Anbiyaa:98) Maka bagaimana dia menerapkan hal ini kepada Al-Masih serta Uzair dan lain-lainnya yang telah beramal saleh? Sedangkan mereka seandainya masih hidup, pasti tidak akan suka dengan perbuatan orang-orang yang menyembah diri mereka.
Ibnu Jarir di dalam kitab tafsirnya dalam menjawab pertanyaan seperti ini mengatakan bahwa huruf ma ditujukan kepada sesuatu yang tidak berakal menurut bahasa Arab.
101-102. Masuknya sesembahan kaum musyrikin kedalam neraka, hanyalah patung-patung yang mempuyai rupa atau manusia yang disembah dalam keadaan ridha untuk diibadahi. Adapun al-Masih, Uzair, dan para malaikat dan lainnya yang disembah dari kalangan para wali Allah, maka sesungguhnya mereka tidak akan di siksa di dalamnya (neraka). Mereka justru masuk ke dalam makna Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang telah ada (untuk mereka) ketetapan yang baik dari Kami,” maksudnya orang-orang sudah terlebih dahulu ketetapan kebahagiaannya terdapat di dalam ilmu Allah dan Lauh Mahfuzh serta dalam kemudahan yang mereka jumpai di dunia untuk melakukan usaha-usaha yang baik dan amalan-amalan shalih. “Mereka itu darinya,” yaitu dari neraka “dijauhkan,” mereka tidak memasukinya, dan tidak berada di dekatnya. Bahkan mereka ditempatkan di tempat yang sangat jauh darinya sehingga tidak mendengarkan gemuruhnya dan menyaksikan kondisinya. “Dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh mereka,” berupa berbagai jenis makanan, minuman, pasangan hidup, panorama indah yang tidak pernah disaksikan oleh mata penglihatan, atau di dengar oleh telinga ataupun terbetik di hati seseorang. Kenikmatan itu berlangsung kontinu untuk mereka, dan akan bertambah indah seiring perjalanan masa.
102. Berbeda dengan penghuni neraka yang tidak mendengar sedikit pun suara lembut yang membawa ketenangan dan kedamaian; para penghuni surga berada dalam kenikmatan. Mereka tidak mendengar bunyi desis api neraka yang menakutkan, dan mereka pun kekal dalam menikmati semua yang mereka ingini. 103. Kejutan yang dahsyat ketika bumi dan langit hancur dan ketika manusia bangkit dari alam kubur, tidak membuat mereka, para calon peng-huni surga, merasa sedih, karena mereka berada dalam kenikmatan; dan para malaikat pun akan menyambut mereka dengan ucapan yang menye-nangkan, ‘inilah hari kebahagianmu yang telah dijanjikan kepadamu untuk memasuki surga, negeri penuh kedamaian. ‘.
Al-Anbiya Ayat 102 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anbiya Ayat 102, Makna Al-Anbiya Ayat 102, Terjemahan Tafsir Al-Anbiya Ayat 102, Al-Anbiya Ayat 102 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anbiya Ayat 102
Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)