{21} Al-Anbiya / الأنبياء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المؤمنون / Al-Mu’minun {23} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hajj الحج (Haji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 22 Tafsir ayat Ke 2.
يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُمْ بِسُكَارَىٰ وَلَـٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ ﴿٢﴾
yauma taraunahā taż-halu kullu murḍi’atin ‘ammā arḍa’at wa taḍa’u kullu żāti ḥamlin ḥamlahā wa taran-nāsa sukārā wa mā hum bisukārā wa lākinna ‘ażāballāhi syadīd
QS. Al-Hajj [22] : 2
(Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (goncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras.
Pada hari ketika kalian melihat terjadinya kiamat, ibu lupa dengan bayinya yang disusuinya; karena ia tertimpa kesusahan, wanita yang mengandung menggugurkan kandungannya karena ketakutan, dan akal manusia hilang. Mereka seperti orang mabuk, karena sangat mencekam dan menakutkan. Mereka tidak mabuk karena khamar, tetapi azab yang sangat keras itu telah menghilangkan akal dan kesadaran mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
(Yaitu) pada hari (ketika) kamu melihat.
Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama dengan keterangan keadaan. Karena itu, dijelaskan dalam firman berikutnya:
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya.
Yaitu kengerian yang dialaminya membuatnya lupa kepada orang yang paling disayanginya, padahal dia adalah orang yang paling sayang kepada anaknya, saat itu ia lupa kepada anak yang disusuinya, padahal si anak sangat membutuhkan persusuannya. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya, “Kullu murdi’atin (semua wanita yang menyusui anaknya)” tidak disebutkan, “Kullu murdi’in (semua wanita yang menyusui).
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dari anak yang disusuinya. (Al Hajj:2)
Maksudnya, dari anak yang disusuinya sebelum mencapai usia penyapihannya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil.
Yakni sebelum masa kandungannya sempurna karena kerasnya kengerian di hari itu.
dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk.
Menurut qiraat lain dibaca sakra. Yakni disebabkan dahsyatnya peristiwa yang terjadi dan mereka alami pada hari itu hilanglah kesadaran akal mereka, begitu pula ingatan mereka. Barang siapa yang melihat mereka, pasti menduga mereka mabuk.
padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras.
Oleh karenanya, Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ “(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya lalai dari anak yang disusuinya,” padahal seorang ibu itu tercipta dengan bawaan sangat mencintai anaknya. Terutama dalam kondisi tersebut (masa persusuan) yang ia (bayi) tidak bisa hidup kecuali bersama ibunya. وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا “Dan segala kandungan wanita yang hamil menjadi gugur,” karena kerisauan dan ketakutan yang sangat dahsyat. وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى “Dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk,” maksudnya engkau wahai orang yang melihat, mengira mereka sedang mabuk karena minum minuman keras. Padahal mereka tidak sedang dilanda mabuk.
وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ “Akan tetapi azab Allah جَلَّ جَلالُهُ itu sangat keras.” Oleh sebab itu, azab itu sanggup meniadakan akal-akal sehat mereka dan mengosongkan hati-hati mereka serta menjejalinya dengan perasaan gelisah. Jantung-jantung sudah sampai ke tenggorokan. Pandangan-pandangan mata menjadi terbelalak. [Dan] pada hari itu, seorang ayah tidak bisa membela anaknya. Demikian juga, anak tidak kuasa membela ayah kandungnya sedikit pun. Pada hari itu, seseorang lari dari saudaranya, ibunya, ayahnya, istrinya dan anak-anaknya serta dari familinya yang melindungi dirinya. Setiap orang pada hari itu, mempunyai urusan yang menyibukkannya. Di sana, orang yang zhalim akan menggigit jari seraya berkata, “Aduhai kiranya aku dulu meniti jalan bersama rasul. Aduhai kiranya aku dahulu tidak menjadikan Fulan sebagai kawan karib.”
Pada hari itu, ada wajah yang menghitam, dan ada wajah yang berubah putih berseri, timbangan-timbangan yang digunakan untuk menghitung berat biji sawi kebaikan dan kejelekan ditegakkan. Lembaran-lembaran amalan dengan seluruh kandungan amalan dan ucapan serta niat-niat, kecil atau besar disebarkan (kepada para pemiliknya). Jalan shirath dibentangkan di atas perut Jahanam. Surga didekatkan bagi kaum muttaqin (orang-orang yang bertakwa). Neraka Jahim diperlihatkan bagi orang-orang yang sesat. Bila ia (Neraka Jahim) melihat mereka dari kejauhan, maka mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. Dan akan dikatakan kepada mereka, “Jangan kamu sekalian mengharapkannya satu kebinasaan, (namun) harapkanlah kebinasaan yang banyak.” Apabila mereka memanggil-manggil Rabb mereka, supaya sudi mengeluarkan dari neraka, maka Allah جَلَّ جَلالُهُ berkata, “Hinalah kalian di dalamnya. Jangan sekali-kali mengajak bicara kepadaKu.” Rabb kalian Yang Maha Penyayang telah murka, dan siksaan yang pedih telah mendatangi kalian. Mereka pun putus asa dari setiap kebaikan. Mereka menjumpai seluruh aktifitas amalan mereka, tanpa kehilangan sekecil kulit ari atau qithmir (kulit tipis).
Begitulah…. Sementara itu, kaum yang bertakwa berada dalam perasaan penuh suka-cita di taman-taman surga. Dan mereka bergelimang keceriaan dalam beraneka macam kenikmatan. Mereka kekal dalam suasana kenikmatan yang disukai oleh jiwa-jiwa mereka. Sepatutnya bagi orang cerdas yang mengetahui semua peristiwa ini akan datang di hadapannya, maka dia harus mempersiapkan bekal untuk menyongsongnya, jangan sampai angan-angan kosong melalaikannya, hingga akhirnya dia meninggalkan untuk beramal. Hendaknya ketakwaan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ merupakan semboyannya, rasa takut kepadaNya menjadi selimut yang menutupinya, serta kecintaan dan dzikir kepadaNya menjadi ruh seluruh aktifitasnya.
Ingatlah wahai manusia, pada hari ketika kamu melihatnya, goncangan dahsyat pada hari kiamat itu, semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, karena terkejut dan panik; dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, karena goncangan dahsyat itu; dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, seperti orang yang tidak sadar, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk tetapi azab Allah yang terjadi pada hari kiamat itu sangat keras dirasakan oleh orang-orang kafir. 3. Meskipun Allah telah menjelaskan azab yang sangat keras pada hari kiamat bagi orang kafir dan mengajak manusia untuk bertakwa kepada-Nya, tetapi di antara manusia, yang kafir dan keras kepala, ada yang saling membantah tentang Allah, mengingkari agama Allah, tidak meyakini kehidupan sesudah mati, dan tidak meyakini adanya surga dan neraka, tanpa ilmu yang benar; dan mereka mengingkari Allah itu hanya mengikuti bisikan para setan yang sangat jahat membujuk dan menipu manusia.
Al-Hajj Ayat 2 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hajj Ayat 2, Makna Al-Hajj Ayat 2, Terjemahan Tafsir Al-Hajj Ayat 2, Al-Hajj Ayat 2 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hajj Ayat 2
Tafsir Surat Al-Hajj Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)