{21} Al-Anbiya / الأنبياء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المؤمنون / Al-Mu’minun {23} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hajj الحج (Haji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 22 Tafsir ayat Ke 15.
مَنْ كَانَ يَظُنُّ أَنْ لَنْ يَنْصُرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَلْيَمْدُدْ بِسَبَبٍ إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ لْيَقْطَعْ فَلْيَنْظُرْ هَلْ يُذْهِبَنَّ كَيْدُهُ مَا يَغِيظُ ﴿١٥﴾
mang kāna yaẓunnu al lay yanṣurahullāhu fid-dun-yā wal-ākhirati falyamdud bisababin ilas-samā`i ṡummalyaqṭa’ falyanẓur hal yuż-hibanna kaiduhụ mā yagīẓ
QS. Al-Hajj [22] : 15
Barangsiapa menyangka bahwa Allah tidak akan menolongnya (Muhammad) di dunia dan di akhirat, maka hendaklah dia merentangkan tali ke langit-langit, ) lalu menggantung (diri), kemudian pikirkanlah apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya.
Barangsiapa yang meyakini bahwa Allah tidak akan mendukung Rasul-Nya Muhammad, dengan pertolongan di dunia dengan memenangkan agamanya, dan di akhirat dengan meninggikan derajatnya, serta mengazab orang-orang yang mendustakannya, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit-langit rumahnya dan mencekik dirinya dengan tali itu, lalu hendaklah ia memutuskan tali itu, kemudian hendaklah ia memperhatikan: Apakah hal itu dapat menghilangkan kemarahan yang dirasakannya dalam dirinya? Karena Allah sudah pasti akan menolong Nabi-Nya, Muhammad
Ibnu Abbas mengatakan bahwa barang siapa yang menduga bahwa Allah tidak akan menolong Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di dunia dan akhirat.
maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit.
Yakni langit-langit rumahnya.
kemudian hendaklah ia melaluinya.
Yaitu menggantung dirinya dengan tali itu.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Ata, Abul Jauza, Qatadah, dan lain-lainnya.
Tetapi Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit.
Yakni untuk ia jadikan sebagai sarana mencapai langit, karena sesungguhnya pertolongan itu datang kepada Muhammad hanyalah dari langit.
kemudian hendaklah ia melaluinya.
Yaitu untuk mengecek kebenaran hal tersebut, jika ia mampu naik ke langit.
Tetapi pendapat Ibnu Abbas dan murid-muridnya lebih utama dan lebih jelas penunjukan maknanya serta lebih tepat dalam memberikan pengertian ejekan. Karena sesungguhnya makna yang dimaksud ialah barang siapa yang menduga bahwa Allah tidak akan menolong Muhammad, kitab-Nya, dan agama-Nya, hendaklah ia pergi bunuh diri, jika pertolongan Allah kepada Nabi-Nya membuatnya sakit hati. Karena sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pasti akan menolongnya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (Al-Mu’min: 51)
Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya.
As-Saddi mengatakan bahwa yang menyakitkan hati orang itu adalah perihal Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ata Al-Khurrasani mengatakan, hendaklah orang itu merasakan sendiri, apakah upayanya itu dapat menyembuhkan sakit hatinya,
Maksudnya, barangsiapa yang menyangka Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menolong RasulNya dan agamaNya akan meredup, (ketahuilah) sesungguhnya kemenangan itu dari Allah جَلَّ جَلالُهُ, datang dari atas langit فَلْيَمْدُدْ بِسَبَبٍ إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ لْيَقْطَعْ “maka hendaklah dia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah dia memutusnya,” maksudnya memutus pertolongan kemenangan dari Rasulullah] فَلْيَنْظُرْ هَلْ يُذْهِبَنَّ كَيْدُهُ “kemudian hendaklah dia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan,” maksudnya tipu daya yang dia lancarkan dan perbuat kepada Rasulullah berupa perlawanan terhadap beliau dan ambisi untuk memberangus agama beliau yang mana telah menjadikan orang tersebut geram karena agama beliau tegak berdiri. Ini merupakan bentuk pertanyaan yang bermakna penafian. Dan sesungguhnya tidak ada orang yang bisa mengobati kejengkelannya (terhadap Islam) dengan usaha-usaha yang dia perbuat.
Makna ayat yang mulia ini, wahai orang yang menentang Rasulullah, Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, yang berusaha memadamkan agamanya, dengan kebodohannya, dia menyangka usahanya akan berguna, ketahuilah, bahwa usaha apa pun yang engkau lakukan dan engkau upayakan untuk memperdayai Rasulullah, maka sesungguhnya usaha itu tidak akan menyirnakan kegeramanmu dan tidak bakal bisa mengobati dukamu. Engkau tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Tetapi, Kami ingin mengusulkan sebuah usulan kepadamu, yang bisa memuaskan kegeramanmu terhadap Rasulullah dan memutuskan pertolongan kalau memang mungkin. Yaitu, masuklah ke dalam masalah ini melalui pintunya. Dan dakilah menuju arahnya dengan tali-tali. Artinya, carilah tali, pelepah kurma atau lainnya, kemudian gantungkan di langit. Lantas, naiklah sampai engkau mencapai pintu-pintu yang menjadi tempat turunnya pertolongan. Kemudian, tutuplah, kunci dan putuskanlah. Kondisi ini akan menuntaskan kebencianmu.
Inilah gagasan dan tipu daya (yang dimaksud). Sedangkan yang lainnya, jangan sampai terlintas di benakmu akan sanggup menyelesaikan kegeramanmu, kalaupun engkau dibantu oleh seluruh makhluk.
Ayat yang mulia ini, memuat janji baik dan kabar gembira tentang pertolongan dari Allah جَلَّ جَلالُهُ bagi agama, RasulNya dan para hamba yang beriman, dengan sangat jelas. Juga mengandung pemangkasan harapan bagi orang-orang kafir yang ingin memadamkan cahaya Allah جَلَّ جَلالُهُ melalui lidah-lidah mereka. Allah جَلَّ جَلالُهُ menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang kafir membenci. Maksudnya, kendatipun mereka mengusahakan upaya-upaya yang mungkin mereka tempuh.
Pada ayat di atas Allah menerangkan sikap orang murtad dan hu-kuman atas mereka, serta balasan bagi orang beriman. Pada ayat ini Allah mempersilakan orang kafir yang tidak menyukai perkembangan islam untuk menghentikan pertolongan-Nya. Barang siapa menyangka atau berpendapat bahwa Allah tidak akan menolongnya, Muhammad, di dunia dengan memperoleh kebebasan dari tekanan mereka di mekah serta menemukan tempat yang tepat untuk menyebarkan islam di madinah, dan mendapat balasan kebaikan di akhirat, maka hendaklah dia merentangkan tali ke langit, lalu menggantung dirinya di langit, kemudian dari ketinggian itu berusahalah menghentikan pertolongan Allah kepada rasul-Nya. Kemudian, lalu pikirkanlah apakah langkah tersebut dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya, pesatnya perkembang-an islam atas pertolongan Allah kepada kaum muslim. 16. Dan demikianlah kami telah menurunkannya, Al-Qur’an, kepada nabi Muhammad, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya, sebab Al-Qur’an itu yang merupakan ayat-ayat yang nyata, mudah dipahami, masuk akal, dan menyentuh hati bagi orang yang akal dan hatinya terbuka. Sesungguhnya Allah memberikan petunjuk dengan memudahkan memahami Al-Qur’an kepada siapa saja di antara umat manusia yang dia kehendaki.
Al-Hajj Ayat 15 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hajj Ayat 15, Makna Al-Hajj Ayat 15, Terjemahan Tafsir Al-Hajj Ayat 15, Al-Hajj Ayat 15 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hajj Ayat 15
Tafsir Surat Al-Hajj Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)