{21} Al-Anbiya / الأنبياء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المؤمنون / Al-Mu’minun {23} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hajj الحج (Haji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 22 Tafsir ayat Ke 40.
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ ﴿٤٠﴾
allażīna ukhrijụ min diyārihim bigairi ḥaqqin illā ay yaqụlụ rabbunallāh, walau lā daf’ullāhin-nāsa ba’ḍahum biba’ḍil lahuddimat ṣawāmi’u wa biya’uw wa ṣalawātuw wa masājidu yużkaru fīhasmullāhi kaṡīrā, wa layanṣurannallāhu may yanṣuruh, innallāha laqawiyyun ‘azīz
QS. Al-Hajj [22] : 40
(yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa.
Yaitu orang-orang yang dipaksa keluar dari kampong halaman mereka. Bukan karena sesuatu yang telah mereka perbuat, melainkan karena mereka masuk Islam dan berkata: Rabb kami hanya Allah semata. Sekiranya Allah tidak mensyariatkan untuk menolak kezaliman yang bisa diambil manfaatnya oleh semua pemeluk agama-agama samawi, dan menolak kebatilan dengan peperangan yang diizinkan, maka tentulah kebenaran yang terdapat pada setiap umat telah dikalahkan, bumi telah dirusak, dan dihancurkan tempat-tempat ibadah di permukaannya, seperti sinagog para rahib, gereja umat Nasrani, tempat ibadah kaum Yahudi, dan masjid kaum muslimin di mana mereka mengerjakan shalat dan banyak menyebut nama Allah di dalamnya. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya atas musuhnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat tidak bisa dikalahkan, lagi Mahaperkasa yang tidak tertandingi. Sungguh Dia menguasai makhluk-Nya dan memegang ubun-ubun mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
kecuali karena mereka berkata, “Tuhan kami hanyalah Allah.”
Yakni mereka sama sekali tidak pernah berbuat jahat terhadap kaumnya dan mereka tidak mempunyai dosa apa pun terhadap kaumnya, melainkan hanya karena mereka mengesakan Allah dan menyembah-Nya serta tidak mempersekutukan-Nya. Istisna dalam ayat ini bersifat munqati’ jika ditinjau dari kejadian yang sebenarnya. Adapun bagi kaum musyrik hal tersebut (mengesakan Allah) merupakan suatu pelanggaran berat, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kalian karena kalian beriman kepada Allah, Tuhan kalian. (Al Mumtahanah:1)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam kisah ashabul ukhdud, yaitu:
Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (Al-Buruj: 8)
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyetujui ucapan mereka itu dan beliau ikut mengucapkannya bersama mereka, bait demi bait. Bila mereka mengucapkan “Mereka (kaum musyrik) bermaksud memfitnah (agama) kami, tetapi kami menolak,” maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan kalimat yang terakhir itu dengan suara yang keras.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain.
Yakni seandainya Allah tidak menolak suatu kaum dengan kaum yang lain dan mencegah kejahatan sebagian manusia agar jangan menimpa sebagian yang lainnya, melalui sarana dan penyebab yang telah diciptakan-Nya dan yang telah digariskan oleh takdir-Nya, tentulah bumi ini akan rusak dan si kuat akan memakan yang lemah.
tentulah telah dirobohkan biara-biara.
Sawami’ adalah tempat-tempat ibadat yang kecil yang dipakai oleh para rahib. Demkianlah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Abul Aliyah, Ikrimah Ad-Dahhak, dan lain-lainnya.
Sedangkan Qatadah mengatakan bahwa sawami’ adalah tempat peribadatan orang-orang sabi-in.
Menurut suatu riwayat yang bersumberkan darinya, sawami adalah tempat peribadatan orang-orang Majusi.
Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa sawami’ adalah rumah-rumah yang terletak di pinggir-pinggir jalan.
gereja-gereja.
Tempat peribadatan ini jauh lebih besar daripada yang pertama dan memuat lebih banyak orang di dalamnya, milik orang-orang Nasrani pula, sama dengan yang pertama. Demikianlah menurut pendapat Abul Aliyah, Qatadah, Ad-Dahhak, Ibnu Sakhr, Muqatil ibnu Hayyan, dan Khasif serta lain-lainnya.
Ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Mujahid dan lain-lainnya, bahwa biya’un adalah tempat-tempat peribadatan orang-orang Yahudi (yang sekarang disebut sinagog).
As-Saddi telah meriwayatkan dari orang-orang yang menerimanya dari Ibnu Abbas, bahwa biya’un adalah tempat-tempat peribadatan orang-orang Yahudi.
Sedangkan Mujahid mengatakan bahwa biya’un itu tiada lain adalah gereja-gereja.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
rumah-rumah ibadat orang Yahudi.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa salawat adalah gereja-gereja. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Ad-Dahhak, dan Qatadah, bahwa salawat adalah gerejanya orang Yahudi, mereka menamainya salawat.
As-Saddi telah meriwayatkan dari seseorang yang menerimanya dari Ibnu Abbas, bahwa salawat adalah gereja orang-orang Nasrani.
Abul Aliyah dan lain-lainnya mengatakan bahwa salawat adalah tempat peribadatan orang sabi-in.
Ibnu AbuNujaih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa salawat adalah masjidnya Ahli Kitab dan juga masjidnya kaum muslim. Hanya saja istilah masjid khusus bagi kaum muslim.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
yang di dalamnya banyak disebutkan nama Allah.
Menurut suatu pendapat, damir yang terdapat di dalam firman-Nya:
yang di dalamnya disebut.
merujuk kepada masajid, karena lafaz masajid merupakan lafaz yang paling dekat dengannya.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa semua tempat peribadatan di dalamnya banyak disebutkan nama Allah.
Ibnu Jarir mengatakan, makna yang dimaksud yang benar adalah bahwa tentulah telah dirobohkan kuil-kuil para rahib, gereja-gereja orang Nasrani, sinagog-sinagog orang Yahudi, dan masjid-masjid kaum muslim, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Pengertian inilah yang dipakai dan terkenal dalam pembicaraan orang-orang Arab, sehubungan dengan peristilahan tersebut.
Sebagian ulama mengatakan bahwa ungkapan ini bersifat gambaran grafik dari yang terkecil sampai yang terbesar dan sampai pada puncaknya, yaitu masjid-masjid, karena masjid memiliki jumlah yang banyak dan orang-orang yang melakukan ibadah di dalamnya lebih banyak. Jadi, merekalah yang dimaksudkan dalam ayat ini sebagai orang-orang yang banyak menyebut nama Allah di dalam masjid-masjidnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian. Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. (Muhammad:7-8)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.
Dalam Ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan gambaran bahwa diri-Nya mempunyai sifat Mahakuat dan Mahaperkasa, dengan kekuatan-Nya Dia menciptakan segala sesuatu dan menentukan batasan ciptaan-Nya. Dengan keperkasaan-Nya pula tiada seorang pun yang dapat mengalahkan-Nya, bahkan segala sesuatu hina di hadapan-Nya dan berhajat kepada-Nya. Orang yang ditolong oleh Yang Mahaperkasa lagi Mahakuat, berarti dia pasti mendapat kemenangan,sedangkan musuh-musuhnya akan kalah. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang. (Ash Shaaffat:171-173)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Allah telah menetapkan, ‘Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Al Mujaadalah:21)
) Kemudian, Allah جَلَّ جَلالُهُ menceritakan tentang bentuk tindakan kezhaliman mereka. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ “(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka,” maksud-nya mereka dipaksa untuk keluar (dari kampung halaman) dengan melancarkan penindasan dan fitnah (kepada kaum Muslimin) بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا “tanpa alasan yang benar kecuali,” bahwa dosa mereka yang menyebabkan para musuh menindas ialah أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ “karena mereka berkata, ‘Rabb kami hanyalah Allah جَلَّ جَلالُهُ’,” maksudnya, kecuali karena mereka mengesakan Allah جَلَّ جَلالُهُ dan menyembahNya dengan mengikhlaskan ibadah kepadaNya. Jika ini memang dosa, maka itulah dosa mereka. Persis seperti Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ,
وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
“Dan tidaklah mereka menyiksa orang-orang Mukmin itu melainkan karena orang-orang Mukmin itu beriman kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ Yang Maha-perkasa lagi Maha Terpuji.” (Al-Buruj: 8).
Ayat ini menunjukkan kepada hikmah pensyariatan jihad. Sesungguhnya, tujuan jihad yaitu penegakan agama Allah جَلَّ جَلالُهُ atau menahan orang-orang kafir yang mengganggu kaum Mukminin, yang mengawali perbuatan melampaui batas kepada kaum Mukminin dari tindakan aniaya dan permusuhan mereka terhadap kaum Mukminin, (dan) keleluasaan untuk beribadah kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, dan penegakan syariat-syariat yang zhahirah. Oleh karena itu, Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ “Dan sekiranya Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan (keberadaan) sebagian yang lain,” maka Allah جَلَّ جَلالُهُ mengenyahkan bahaya yang ditimbulkan kaum kafir dengan keberadaan kaum mujahidin di jalanNya, لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ “tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi, dan masjid-masjid,” maksudnya, tempat-tempat ibadah yang besar ini milik sejumlah golongan ahli kitab dari penganut agama Nasrani dan Yahudi dan masjid-masjid kepunyaan kaum Muslimin benar-benar akan hancur berantakan.
يُذْكَرَ فِيهَا “Yang di dalamnya disebut,” yaitu di tempat-tempat ibadah ini اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا “nama Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan banyak,” shalat-shalat ditegakkan, kitab-kitab Allah جَلَّ جَلالُهُ dibaca dan penyebutan nama Allah جَلَّ جَلالُهُ diulang-ulang dengan berbagai jenis dzikir di dalamnya. Seandainya Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan (keberadaan) sebagian yang lain, niscaya kaum kafir dapat menguasai kaum Muslimin. Lalu, mereka meluluhlantakkan tempat-tempat ibadah mereka dan melancarkan fitnah yang menguji keyakinan agama mereka. Hal ini menandakan bahwa pelaksanaan jihad disyariatkan untuk tujuan menghentikan amukan pihak tertentu dan yang mengganggu, dan (disyariatkan) untuk sasaran lainnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa negara-negara yang di dalamnya telah terwujud ketenangan untuk melakukan ibadah kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, masjid-masjidnya dimakmurkan, seluruh simbol-simbol agama menonjol, keadaan ini merupakan bagian dari jasa mulia kaum mujahidin dan keberkahan mereka. Allah جَلَّ جَلالُهُ melenyapkan kaum kafirin darinya. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الأرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ
“Seandainya Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan (keberadaan) sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini, tetapi Allah جَلَّ جَلالُهُ mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” (Al-Baqarah: 251).
Bila Anda mengatakan: Sekarang ini, kita menyaksikan masjid-masjid kaum Muslimin begitu semarak, tidak rusak. Padahal kebanyakan (negeri-negeri kaum Muslimin) kecil dan pemerintahannya tidak teratur dan mereka tidak terdorong untuk memerangi negara-negara tetangga dari bangsa Barat. Bahkan kita menyaksikan masjid-masjid yang berada di bawah pemerintahan dan penguasaan mereka (kaum kafir) tetap makmur (terpelihara). Para pemiliknya (kaum Muslimin) pun merasa tentram. Padahal penguasa dari kalangan kaum kafir mampu menghancurkannya. Lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa seandainya tidak ada perlindungan Allah جَلَّ جَلالُهُ terhadap manusia dengan (keberadaan) sebagian yang lain, niscaya tempat-tempat ibadah itu akan hancur, tapi kita tidak menyaksikan adanya perlindungan?
Untuk menjawabnya, bahwasanya jawaban pertanyaan dan masalah ini masuk dalam konteks keumuman ayat ini, dan menjadi salah satu bagiannya. Karena sesungguhnya orang yang mengerti seluk-beluk negara-negara dan aturannya sekarang ini, yang menganggap bahwa setiap suku dan ras yang berada di bawah dan masuk di dalam kekuasaannya adalah anggota dari kerajaannya, bagian dari pemerintahannya, baik suku tersebut mempunyai kekuatan dengan jumlah orangnya, persenjataannya, materinya, ilmunya atau pelayanannya, maka pihak pemerintah-pemerintah tersebut memberikan atensi pada kemaslahatan-kemaslahatan kelompok warga tersebut yang bersifat agamis maupun duniawi. Pemerintahan-pemerintahan itu khawatir bila tidak memenuhinya, stabilitas negara akan goncang dan kehilangan sebagian dari tumpuannya. Maka, pemerintahan tersebut melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan agama atas alasan ini, terutama pembangunan masjid-masjid. Sesungguhnya, masjid-masjid itu sungguh-sungguh terpelihara rapi -walillahil hamd-. Bahkan yang berada di ibukota negara-negara kafir sekalipun. Negara-negara itu memberikan otoritas otonomi, karena pertimbangan perasaan rakyat mereka dari kalangan kaum Muslimin, kendatipun masih ada sifat dengki dan kebencian pada negara-negara Nasrani (untuk kaum Muslimin) yang sudah dikabarkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ bahwa ia akan tetap berlangsung sampai Hari Kiamat. Maka, pemerintahan Islam yang tidak mampu membela kedaulatannya tetap aman dari bahaya mereka yang banyak lantaran keberadaan sifat kedengkian pada mereka.
Tidak ada salah seorang pun dari mereka yang mampu mencengkramkan tangannya kepadanya karena takut dari tindakan negara Islam membela diri dengan (meminta bantuan) negara yang lain. Meskipun demikian, Allah جَلَّ جَلالُهُ pasti akan memperlihatkan kepada para hambaNya tentang kemenangan Islam dan kaum Muslimin yang telah dijanjikan di dalam KitabNya. Walillahil hamd, sudah terlihat faktor-faktor yang mengarah ke sana, dengan timbulnya perasaan di kalangan kaum Muslimin akan pentingnya kembali kepada agama mereka. Timbulnya perasaan ini merupakan dasar amal. Kita memuji Allah جَلَّ جَلالُهُ dan memintaNya supaya menyempurnakan kenikmatanNya.
Oleh karenanya, Dia berfirman mengenai janjiNya yang jujur yang bertepatan dengan realita, وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ “Sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya,” yaitu orang yang melakukan pembelaan terhadap agamaNya dengan ikhlas kepadaNya dalam pelaksanaannya, berjuang di jalanNya agar kalimatullahlah yang paling tinggi.
إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ “Sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa,” maksudnya sempurna kekuatanNya, Mahaperkasa, tidak bisa tertahan. Dia telah menundukkan seluruh makhluk dan memegang ubun-ubun mereka. Maka, bergembiralah kalian, wahai kaum Muslimin. Kendatipun jumlah dan kekuatan kalian lemah, sementara musuh kuat, maka sesungguhnya tumpuan kalian yang kuat lagi perkasa dan tempat bergantung kalian ialah Dzat yang telah menciptakan kalian dan menciptakan apa yang telah kalian kerjakan. Maka, tempuhlah langkah-langkah yang diperintahkan untuk dilakukannya. Kemudian, mintalah kemenangan dariNya. Sudah mesti, Dia akan menolong kalian.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah جَلَّ جَلالُهُ, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: 7).
Wahai kaum Muslimin, kerjakanlah konsekuensi iman dan amal shalih. Sungguh,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
“Allah جَلَّ جَلالُهُ telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amalan yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah men-jadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun denganKu.” (An-Nur: 55).
Orang-orang beriman yang diizinkan untuk berperang itu adalah orang-orang yang diusir dari kampung halamannya di mekah tanpa alasan yang benar, baik menurut akal sehat maupun nurani. Alasan satu-satunya dari tindakan tersebut adalah hanya karena mereka berkata, ‘tuhan kami ialah Allah, ‘ lalu istikamah dalam keyakinannya. Seandainya Allah tidak menolak keganasan sebagian manusia kepada sebagian yang lain yang menumpahkan darah dan saling menghancurkan, dengan diizinkan berperang kepada orang-orang beriman guna membela diri dan menyadarkan penyerang untuk menghentikan serangannya dan bersedia hidup berdampingan dengan toleran, tentu telah dirobohkan biara-biara nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang yahudi dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah akibat keganasan perang. Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama-Nya dengan mencegah perang dan memperjuangkan perdamaian. Sungguh, Allah mahakuat, mahaperkasa atas segala sesuatu. 41. Para sahabat nabi yang diusir dari kampung halamannya hanya karena mereka meyakini tidak ada tuhan selain Allah itu adalah orang-orang yang jika kami beri kedudukan kepada mereka di bumi dengan menjadi umara, mereka akan menggunakan kekuasaannya untuk mengajak umat melaksanakan salat berjamaah, di masjid, awal waktu; menunaikan zakat, infak, dan sedekah dengan manajemen yang baik untuk kesejahteraan umat, dan menyuruh berbuat yang makruf kepada seluruh lapisan masyarakat dan mencegah dari yang mungkar dari siapa saja yang mengindikasikan melanggar hukum dan menyimpang dari aturan yang berlaku; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan dengan seadil-adilnya mengenai nasib manusia di akhirat.
Al-Hajj Ayat 40 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hajj Ayat 40, Makna Al-Hajj Ayat 40, Terjemahan Tafsir Al-Hajj Ayat 40, Al-Hajj Ayat 40 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hajj Ayat 40
Tafsir Surat Al-Hajj Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)