{21} Al-Anbiya / الأنبياء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المؤمنون / Al-Mu’minun {23} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hajj الحج (Haji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 22 Tafsir ayat Ke 41.
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ ﴿٤١﴾
allażīna im makkannāhum fil-arḍi aqāmuṣ-ṣalāta wa ātawuz-zakāta wa amarụ bil-ma’rụfi wa nahau ‘anil-mungkar, wa lillāhi ‘āqibatul-umụr
QS. Al-Hajj [22] : 41
(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Orang-orang yang Kami janjikan kepada mereka bahwa Kami akan menolong mereka ialah orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di muka bumi dan Kami jadikan mereka sebagai khalifah dengan memenangkan mereka atas musuh mereka, niscaya mereka akan mendirikan shalat dengan melaksanakannya tepat pada waktunya sesuai ketentuan-ketentuannya, mengeluarkan zakat harta mereka, menyuruh semua yang diperintahkan Allah berupa hak-hak-Nya dan hak-hak para hamba-Nya, serta melarang semua yang dilarang Allah dan Rasul-nya. Kepunyaan Allahlah tempat kembali segala urusan, dan kesudahan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abur Rabi’ Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Ayyub dan Hisyam, dari Muhammad yang mengatakan bahwa Usman ibnu Affan pernah mengatakan, “Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kami (para sahabat), yaitu firman-Nya:
‘(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari perbuatan yang mungkar’
Kami telah diusir dari rumah kami tanpa alasan yang benar, melainkan hanya karena kami beriman bahwa Allah adalah Tuhan kami. Kemudian Dia meneguhkan kedudukan kami di suatu negeri, maka kami mendirikan salat, menunaikan zakat, dan memerintahkan berbuat kebajikan serta mencegah dari perbuatan mungkar, dan kepada Allah-lah dikembalikan semua urusan. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan aku dan sahabat-sahabatku.
Menurut Abul Aliyah, mereka adalah sahabat-sahabat Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ As-Sabbah ibnu Sawadah Al-Kindi mengatakan, ia pernah mendengar Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz berkhotbah seraya mengucapkan firman-Nya:
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi., hingga akhir ayat. Kemudian Umar ibnu Abdul Aziz berkata, “Ingatlah, sesungguhnya tugas ini bukan saja diwajibkan bagi penguasa semata, tetapi di wajibkan bagi penguasa dan rakyatnya. Ingatlah, aku akan menceritakan kepada kalian kewajiban kalian dari tugas ini terhadap penguasa kalian, dan kewajiban penguasa dari tugas ini terhadap kalian. Sesungguhnya kewajiban penguasa terhadap kalian dari tugas ini ialah hendaknya ia membimbing kalian ke jalan Allah dan mempersatukan kalian serta menanamkan rasa gotong royong di antara sesama kalian, dan memberikan petunjuk kepada kalian jalan yang paling lurus dengan segala kemampuannya. Dan sesungguhnya kewajiban kalian terhadap penguasa ialah hendaknya kalian taat kepadanya dengan hati yang tulus ikhlas, bukan lahiriahnya menurut, tetapi batinnya menolak.”
Atiyyah Al-Aufi telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa ayat ini semakna dengan firman-Nya:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi. (An Nuur:55)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
sama pengertiannya dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (Al Qashash:83)
Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Yakni di sisi Allah-lah terdapat pahala dari perbuatan mereka.
Kemudian, Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan tanda orang yang menolongNya. Dengan itu, bisa diketahui bahwa orang yang mengklaim diri menolong Allah جَلَّ جَلالُهُ dan menolong agamaNya, akan tetapi tidak memenuhi kriteria sifat ini, maka ia dusta. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأرْضِ “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,” maksudnya Kami menjadikan mereka memilikinya dan menguasainya tanpa ada pihak penentang yang menentang ataupun menghadang, أَقَامُوا الصَّلاةَ “niscaya mereka menegakkan shalat,” pada waktu-waktunya, ketentuan-ketentuannya, rukun-rukunnya dan syarat-syaratnya, baik dalam shalat Jum’at maupun jamaah, وَآتُوا الزَّكَاةَ “dan menunaikan zakat,” yang menjadi kewajiban mereka secara khusus dan kewajiban atas orang-orang yang berada di bawah tanggungannya secara umum. Mereka menyerahkannya kepada para penerimanya yang (benar-benar) mereka adalah pihak yang berhak. وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ “Dan menyuruh berbuat yang ma`ruf.” Ini mencakup segala kebajikan yang sudah dikenal dalam kaca mata syariat dan akal sehat, berupa hak-hak Allah جَلَّ جَلالُهُ dan hak-hak sesama manusia. وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ “Dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.” Setiap kemungkaran menurut syariat dan akal sehat, keburukannya sudah diketahui bersama. “Perintah terhadap sesuatu dan larangan darinya” meliputi pula (perintah dan larangan) segala yang tidak terpenuhi kecuali dengannya. Apabila (aplikasi) kebaikan dan kemungkaran tergantung pada proses belajar dan mengajar, maka orang-orang diharuskan untuk belajar dan mengajar. Jika (pelaksanaan amar ma’ruf dan nahi mungkar) terikat dengan sanksi terukur dan tidak terukur secara syariat, seperti berbagai macam ta’zir (sanksi), maka mereka mesti mengerjakannya. Jika amar ma’ruf dan nahi mungkar itu tergantung pada penetapan sejumlah orang untuk menanganinya, maka hal itu mesti dilakukan, dan lain sebagainya, yang termasuk perkara-perkara pelaksanaan amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak terlaksana kecuali dengannya.
وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأمُورِ “Dan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ lah segala urusan kembali,” maksudnya segala urusan kembali kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ. Sungguh, Allah جَلَّ جَلالُهُ telah mengabarkan bahwa kesudahan yang baik adalah bagi (orang-orang yang) bertakwa. Barangsiapa yang telah Allah جَلَّ جَلالُهُ tetapkan sebagai penguasa umat manusia, dari kalangan para raja kemudian dia menjalankan perintah Allah جَلَّ جَلالُهُ, maka baginya penutupan yang baik dan kondisi yang lurus. Dan siapa saja yang berkuasa atas mereka dengan tangan besi dan menjalankan ungkapan hawa nafsunya di tengah mereka, maka kendatipun dia berhasil meraih kekuasaan sementara, sungguh babak akhirnya tidak baik, kepemimpinannya menghasilkan kesialan, dan akhirnya tercela.
Para sahabat nabi yang diusir dari kampung halamannya hanya karena mereka meyakini tidak ada tuhan selain Allah itu adalah orang-orang yang jika kami beri kedudukan kepada mereka di bumi dengan menjadi umara, mereka akan menggunakan kekuasaannya untuk mengajak umat melaksanakan salat berjamaah, di masjid, awal waktu; menunaikan zakat, infak, dan sedekah dengan manajemen yang baik untuk kesejahteraan umat, dan menyuruh berbuat yang makruf kepada seluruh lapisan masyarakat dan mencegah dari yang mungkar dari siapa saja yang mengindikasikan melanggar hukum dan menyimpang dari aturan yang berlaku; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan dengan seadil-adilnya mengenai nasib manusia di akhirat. 42-43. Dan jika mereka, orang-orang musyrik yang kaya dan berkuasa di mekah, mendustakan ajaran engkau, Muhammad, yang bersumber dari wahyu Allah, maka sungguh begitulah sikap kaum sebelum mereka, mendustakan ajaran yang dibawa oleh para nabi mereka seperti kaum nuh, ‘ad, dan samud, dan demikian juga sifat dan karakter kaum ibrahim dan kaum lut yang secara terbuka menantang dan mendustakan ajaran para nabi yang diutus kepada mereka.
Al-Hajj Ayat 41 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hajj Ayat 41, Makna Al-Hajj Ayat 41, Terjemahan Tafsir Al-Hajj Ayat 41, Al-Hajj Ayat 41 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hajj Ayat 41
Tafsir Surat Al-Hajj Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)