{21} Al-Anbiya / الأنبياء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المؤمنون / Al-Mu’minun {23} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hajj الحج (Haji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 22 Tafsir ayat Ke 48.
وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَمْلَيْتُ لَهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ ثُمَّ أَخَذْتُهَا وَإِلَيَّ الْمَصِيرُ ﴿٤٨﴾
wa ka`ayyim ming qaryatin amlaitu lahā wa hiya ẓālimatun ṡumma akhażtuhā, wa ilayyal-maṣīr
QS. Al-Hajj [22] : 48
Dan berapa banyak negeri yang Aku tangguhkan (penghancuran)nya, karena penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah tempat kembali (segala sesuatu).
Betapa banyak dari negeri-negeri yang zalim, karena penduduknya tetap dalam kekafiran mereka, lalu Aku tangguhkan dan tidak segera mengazab mereka sehingga mereka terpedaya. Kemudian Aku hukum mereka dengan azab-Ku di dunia. Kepada-Kulah tempat kembali mereka setelah kebinasaan mereka, lalu naku akan mengazab mereka dengan azab yang pantas bagi mereka.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan . ibnu Arafah, telah menceritakan kepadaku Abdah ibnu Sulaiman, dari Muhammad ibnu Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Orang-orang fakir kaum muslim memasuki surga lebih dahulu daripada orang-orang kayanya dalam jarak setengah hari (yang lamanya sama dengan) lima ratus tahun (menurut perhitungan kita di dunia).
Imam Turmuzi dan Imam Nasai meriwayatkan melalui hadis As-Sauri dari Muhammad ibnu Amr dengan sanad yang sama, Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Ibnu Jarir telah meriwayatkannya secara mauquf dari Abu Hurairah, untuk itu ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ya’qub, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyah, telah menceritakan kepada kami Sa’id Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Samir ibnu Nahar yang mengatakan bahwa Abu Hurairah pernah mengatakan bahwa orang-orang fakir kaum muslim memasuki surga sebelum orang-orang hartawannya dalam jarak setengah hari. Ketika saya tanyakan kepada Abu Hurairah, “Berapa lamakah setengah hari itu?” Abu Hurairah berkata, “Tidakkah kamu pernah membaca Al-Qur’an?” Saya jawab, “Ya, pernah.” Selanjutnya Abu Hurairah membaca firman-Nya:
Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kalian hitung.
Abu Daud di dalam akhir kitab Malahim-nya, bagian dari kitab sunannya, mengatakan bahwa:
telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Usman, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Safwan, dari Syuraih ibnu Ubaid, dari Sa’d ibnu Abu Waqqas, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Sesungguhnya aku berharap semoga umatku tidak lemah di sisi Tuhan mereka karena diperlambat oleh-Nya selama setengah hari. Ketika ditanyakan kepada Sa’d, “Berapa lamakah setengah hari itu?” Sa’d menjawab, “Lima ratus tahun.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kalian hitung.
Yakni hari-hari yang telah ditetapkan oleh Allah setelah Dia menciptakan langit dan bumi.
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Ibnu Basysyar, dari Ibnul Mahdi.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan Ikrimah Imam Ahmad telah mendukungnya di dalam kitabnya yang berjudul Ar-Raddu ‘Alal Jahmiyyah.
Mujahid mengatakan bahwa makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (As Sajdah:5)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Arim ibnu Muhammad ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Yahya ibnu Atiq, dari Muhammad ibnu Sirin, dari seorang lelaki dari kalangan Ahli Kitab yang telah masuk Islam. Ia mengatakan bahwa sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kalian hitung. (Al Hajj:47) Dan Dia menjadikan usia dunia enam hari dan menjadikan hari kiamat pada hari ketujuhnya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kalian hitung. (Al Hajj:47) Sesungguhnya telah berlalu masa enam hari itu, sekarang kalian berada di hari yang ketujuhnya.
Perumpamaannya sama dengan seorang wanita yang telah hamil tua dan telah tiba masa melahirkan kandungannya, tetapi tidak diketahui secara tepat bilakah saat kelahirannya itu akan terjadi.
وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَمْلَيْتُ لَهَا “Dan berapa banyak kota yang Aku tangguhkan (azabKu) kepadanya,” Kami menundanya untuk waktu yang lama وَهِيَ ظَالِمَةٌ “yang penduduknya berbuat zhalim,” meskipun mereka berbuat kezhaliman, laju mereka untuk berbuat kezhaliman tidak serta-merta membuat Kami mempercepat hukuman (mereka). ثُمَّ أَخَذْتُهَا وَإِلَيَّ الْمَصِيرُ “Kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepadaKulah kembalinya (segala sesuatu),” disertai siksa yang menghampiri mereka di dunia, mereka akan kembali kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, lalu menyiksa mereka dengan siksaNya. Maka, hati-hatilah orang-orang yang berbuat kezhaliman terhadap datangnya hukuman Allah جَلَّ جَلالُهُ. Jangan sampai mereka terpedaya dengan penangguhan waktu.
Tantangan orang kafir agar disegerakan pemberian azab bagi me-reka dijawab Allah dengan berfirman, “dan perhatikanlah, berapa banyak negeri yang aku tangguhkan penghancurannya, meskipun penduduknya meminta agar azab yang dijanjikan itu disegerakan “karena penduduknya berbuat zalim, tidak beriman, menghina, dan mengusir utusan Allah, kemudian aku azab mereka saat mereka merasa aman dari azab-ku. Dan hanya kepada-kulah tempat kembali setiap orang dalam kehidupan sesudah mati, baik yang beriman maupun yang kufur. 49. Orang-orang musyrik mekah, sebagaimana disebutkan pada ayat di atas, mengolok-olok rasulullah dengan meminta disegerakan datangnya azab. Pada ayat ini disebutkan bahwa tugas beliau adalah menyampaikan peringatan. Katakanlah olehmu, Muhammad, ‘wahai manusia! urusan menurunkan azab itu wewenang Allah. Sesungguhnya aku di-utus kepadamu dan seluruh manusia hingga hari kiamat sebagai pemberi peringatan yang nyata bahwa beriman akan mendapatkan rida Allah, sedangkan mendustakan akan mendapatkan murka-Nya. ‘.
Al-Hajj Ayat 48 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hajj Ayat 48, Makna Al-Hajj Ayat 48, Terjemahan Tafsir Al-Hajj Ayat 48, Al-Hajj Ayat 48 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hajj Ayat 48
Tafsir Surat Al-Hajj Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)