{21} Al-Anbiya / الأنبياء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المؤمنون / Al-Mu’minun {23} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hajj الحج (Haji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 22 Tafsir ayat Ke 55.
وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً أَوْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ ﴿٥٥﴾
wa lā yazālullażīna kafarụ fī miryatim min-hu ḥattā ta`tiyahumus-sā’atu bagtatan au ya`tiyahum ‘ażābu yaumin ‘aqīm
QS. Al-Hajj [22] : 55
Dan orang-orang kafir itu senantiasa ragu mengenai hal itu (Al-Qur’an), hingga saat (kematiannya) datang kepada mereka dengan tiba-tiba, atau azab hari Kiamat yang datang kepada mereka.
Orang-orang kafir yang mendustakan itu terus menerus dalam keraguan terhadap Al Qur’an yang kamu bawa kepada mereka, hingga kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba. Sedang mereka tetap dalam pendustaan mereka, atau azab datang kepada mereka pada hari yang ketika itu mereka tidak memiliki kebaikan sedikit pun, yaitu Hari Kiamat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal orang-orang kafir, bahwa mereka masih tetap berada dalam keraguannya terhadap Al-Qur’an ini. Demikianlah menurut Ibnu Juraij dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Sa’id ibnu Jubair dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah terhadap godaan yang dimasukkan oleh setan (ke dalam telinga mereka).
hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba.
Yang dimaksud dengan bagtatan ialah mendadak, menurut Mujahid.
Sedangkan menurut Qatadah, artinya azab Allah yang menimpa suatu kaum (yang kafir) secara mengejutkan.
Tidak sekali-kali Allah mengazab suatu kaum, melainkan saat mereka sedang mabuk dalam kemewahannya dan dalam keadaan teperdaya dengan kesenangannya. Karena itu, janganlah kalian sampai teperdaya dengan nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kalian. Sesungguhnya tiada yang teperdaya oleh nikmat Allah kecuali hanyalah orang-orang yang fasik.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
atau datang kepada mereka azab hari kiamat.
Mujahid mengatakan, Ubay ibnu Ka’b pernah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan azabuyaumin ‘aqim (siksaan hari yang menyakitkan) ialah perang Badar. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, dan Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang, pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ikrimah dan Mujahid —menurut suatu riwayat yang bersumber dari keduanya— mengatakan bahwa hari itu adalah hari kiamat yang tiada malam harinya (yakni tiada istirahatnya). Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan Al-Hasan Al-Basri.
Pendapat inilah yang benar, sekalipun Perang Badar termasuk di antara apa yang diancamkan oleh Allah kepada orang-orang musyrik itu.
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan mengenai kondisi orang-orang kafir bahwa mereka senantiasa ragu terhadap risalah yang engkau emban, wahai Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, karena dorongan sikap penentangan dan penyimpangan mereka. Mereka masih saja konsisten berada dalam keadaan ini, حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً “hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba,” maksudnya dengan sekonyong-konyong. أَوْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ “Atau datang kepada mereka azab Hari Kiamat,” maksudnya yang tidak ada kebaikannya sedikit pun, yaitu Hari Kiamat. Apabila telah datang waktu yang telah ditentukan atau hari itu telah mendatangi mereka, niscaya orang-orang kafir itu mengetahui bahwa mereka telah melakukan kebohongan (atas ucapan-ucapan mereka di dunia), dirundung penyesalan pada saat penyesalan tidak berguna bagi mereka, tersiksa dan putus asa dari segala kebaikan. Mereka berharap-harap, seandainya dahulu beriman kepada Rasul dan menempuh jalan bersama beliau. Dalam ayat ini terkandung peringatan terhadap mereka karena konsistensi mereka dalam keragu-raguan dan kedustaan.
Berbeda dengan orang-orang yang diberi ilmu, lalu beriman kepada Al-Qur’an dengan mantap, bahwa orang-orang kafir itu senantiasa ragu mengenai Al-Qur’an dengan keraguan yang terus-menerus hingga saat kematian datang kepada mereka dengan tiba-tiba, atau bahkan keraguan mereka itu terbawa hingga merasakan azab hari kiamat yang datang kepada mereka dengan cepat. 56. Pada ayat ini ditegaskan, baik orang yang beriman kepada Al-Qur’an maupun yang kufur, pada hari kiamat kehilangan kekuasaannya. Kekuasaan pada hari itu hanya ada pada Allah. Pada hari itu dengan keadilan-Nya, dia memberi keputusan di antara mereka yang beriman dan yang kufur dengan seadil-adilnya. Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan selama hidupnya di dunia berada dalam surga-surga yang penuh kenikmatan yang kekal selama-lamanya.
Al-Hajj Ayat 55 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hajj Ayat 55, Makna Al-Hajj Ayat 55, Terjemahan Tafsir Al-Hajj Ayat 55, Al-Hajj Ayat 55 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hajj Ayat 55
Tafsir Surat Al-Hajj Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)