{21} Al-Anbiya / الأنبياء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المؤمنون / Al-Mu’minun {23} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hajj الحج (Haji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 22 Tafsir ayat Ke 73.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ ﴿٧٣﴾
yā ayyuhan-nāsu ḍuriba maṡalun fastami’ụ lah, innallażīna tad’ụna min dụnillāhi lay yakhluqụ żubābaw wa lawijtama’ụ lah, wa iy yaslub-humuż-żubābu syai`al lā yastangqiżụhu min-h, ḍa’ufaṭ-ṭālibu wal-maṭlụb
QS. Al-Hajj [22] : 73
Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.
Hai manusia, telah dibuat permisalan, maka dengarkanlah dan perhatikanlah: Sesungguhnya berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang kalian sembah selain Allah itu tidak akan mampu secara bersama-sama menciptakan seekor lalat, maka bagaimana mungkin bisa menciptakan yang lebih besar dari itu? Demikian pula mereka tidak mampu mengambil apa yang dirampas lalat dari mereka, maka adakah kelemahan setelah itu? Jadi keduanya adalah sama-sama lemah ; ‘pencari itu’, yaitu sembahan yang disembah selain Allah, tidak mampu menyelamatkan apa yang telah dirampas lalat darinya. Begitu pula ‘yang dicari’, yaitu lalat. Maka bagaimana mungkin berhala-berhala dan tandingan-tandingan tersebut dijadikan sebagai sembahan-sembahan, padahal ia sedemikian lemah?
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman menyoroti kehinaan berhala-berhala itu dan ketidakwarasan akal para pengabdinya.
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan.
Yakni tentang apa yang disembah-sembah oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah lagi mempersekutukan-Nya.
maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Artinya, perhatikanlah dan dengarkanlah baik-baik, serta pahamilah dengan benar.
Sesungguhnya segala yang kamu sembah selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya.
Yaitu sekalipun semua berhala yang disembah mereka itu bersatu untuk menciptakan seekor lalat, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Imarah ibnul Qa’qa’, dari Abu Zar’ah, dari Abu Hurairah secara marfu’: Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang sengaja menciptakan (sesuatu) seperti ciptaan-Ku, maka hendaklah mereka menciptakan seperti ciptaan-Ku, baik berupa semut kecil, atau lalat atau biji?
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui jalur Imarah, dari Abu Zar’ah, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda:
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang sengaja menciptakan (sesuatu) seperti ciptaan-Ku, maka hendaklah mereka menciptakan semut kecil (jika mampu), dan hendaklah mereka menciptakan sebiji gandum.
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
Yakni mereka tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun. Bahkan yang lebih jelas daripada itu mereka tidak mampu mempertahankan diri dari lalat itu dan tidak dapat menolong dirinya sendiri seandainya lalat itu merampas sesuatu yang ada padanya, misalnya wewangian yang ada padanya (yang diletakkan oleh para penyembahnya). Dan seandainya berhala-berhala itu berkehendak merebut kembali apa yang dirampas darinya, niscaya tidak akan mampu melakukannya, padahal lalat adalah makhluk Allah yang paling lemah dan paling hina. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa talib artinya berhala, sedangkan matlub artinya lalat. Lalu dipilih oleh Ibnu Jarir, hal ini berdasarkan konteks lahiriahnya. As-Saddi dan selainnya mengatakan bahwa tdlib artinya penyembah, sedangkan matlub artinya berhala.
Ini sebuah permisalan yang Allah جَلَّ جَلالُهُ (gariskan) untuk menggambarkan keburukan peribadahan kepada berhala-berhala dan menjelaskan cacatnya akal-akal orang-orang yang menjalankan ibadah kepadanya serta (menjelaskan) kelemahan semua pihak. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, يَا أَيُّهَا النَّاسُ “Hai manusia.” Ini pembicaraan yang terarah kepada kaum Mukminin dan kaum kafir. Dengan itu, orang-orang Mukminin akan melonjak tingkat ilmu dan bashirah mereka. Sedangkan bagi kaum kafir, ayat itu menjadi hujjah yang menggugat mereka. ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ “Telah dibuat perumpamaan, maka kalian dengarkanlah perumpamaan itu,” maksudnya condongkanlah pendengaran-pendengaran kalian ke arahnya. Dan pahami kandungannya. Jangan sampai mengenai hati yang sedang lalai dan pendengaran yang sedang membelok. Benar-benar arahkan hati dan pendengaran kalian. Yaitu Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ ini, إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ “Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah جَلَّ جَلالُهُ,” keterangan ini mencakup setiap obyek yang disembah selain Allah جَلَّ جَلالُهُ, لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا “sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,” yang meru-pakan binatang yang paling hina lagi menjijikkan. Mereka tiada berdaya untuk menciptakan makhluk yang lemah ini. Apalagi benda-benda yang lebih baik darinya (sudah mesti mereka lebih tidak berdaya). وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ “Walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya,” bahkan, lebih parah daripada itu, يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ “dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya.” Ini merupakan titik puncak kelemahannya.
ضَعُفَ الطَّالِبُ “Amat lemahlah yang menyembah,” yaitu yang menyembah sesembahan selain Allah جَلَّ جَلالُهُ, وَالْمَطْلُوبُ “dan amat lemah (pulalah) yang disembah,” yaitu lalat. Masing-masing lemah. Lebih lemah lagi daripada keduanya adalah orang yang bergantung kepada makhluk yang lemah ini dan memposisikannya sebagai Rabbul ‘Alamin (Penguasa alam semesta). Orang ini tidak menghormati Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan sebenar-benarnya. Dia telah menyamakan obyek yang membutuhkan peran pihak lain lagi tanpa daya (dilihat) dari segala aspek dengan Dzat Yang Mahakaya lagi Kuat dari segala sisi. Dia telah mempersamakan obyek yang tidak mempunyai kemampuan (bagi dirinya dan bagi orang lain) untuk menetapkan kebaikan, bahaya, kematian, kehidupan, dan kebangkitan dengan Dzat yang Maha Pemberi kemanfaatan dan bahaya, Yang Melimpahkan dan Menahan (kenikmatan), Pemilik kerajaan, dan Yang Mengatur dengan berbagai macam aturan di dalamnya.
إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ “Sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa,” maksudnya sempurna kekuatanNya, sempurna kemuliaanNya. Di antara kesempurnaan kekuatan dan kemuliaanNya; bahwasanya ubun-ubun seluruh makhluk berada di dua TanganNya. Tidaklah ada benda yang bergerak dan diam melainkan (pasti) dengan keinginan dan kehendakNya. Apa yang dikehendaki oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ, niscaya terjadi, dan apa-apa yang tidak diinginkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ, niscaya tidak akan terlaksana. Di antara kesempurnaan kekuatan Allah جَلَّ جَلالُهُ bahwa Dia memegangi langit-langit dan bumi sehingga tidak terjatuh. Dan (bukti) kesempurnaan kekuatan Allah جَلَّ جَلالُهُ, Dia membangkitkan seluruh makhluk (setelah kehancurannya), sejak makhluk yang pertama dan yang paling akhir hanya dengan satu tiupan, dan Allah جَلَّ جَلالُهُ dapat membinasakan para diktator dan umat-umat manusia yang sombong, hanya dengan sesuatu yang kecil dan cemeti dari siksaanNya.
Allah menjelaskan bagaimana kualitas tuhan-tuhan selain Allah yang disembah oleh orang-orang kafir. Wahai manusia! perhatikanlah dengan cermat, telah dibuat suatu perumpamaan yang harus dijadikan renungan oleh kamu. Maka dengarkanlah dengan saksama! sesungguhnya semua tuhan selain Allah yang kamu seru dalam ritual kamu tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, yang menunjukkan ketidakpantasan tuhan-tuhan selain Allah itu dijadikan tuhan, walaupun mereka bersatu dalam sebuah tim untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tuhan-tuhan selain Allah itu tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu, karena patung-patung yang disembah itu benda mati. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah, karena keduanya sama-sama makhluk Allah yang tidak mampu menciptakan apapun baik makhluk hidup maupun benda mati. 74. Manusia yang menyembah tuhan selain Allah sejatinya mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya, bahkan merendahkan-Nya dengan tidak mengibadati-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar mahakuat meskipun tidak dijadikan tuhan oleh mereka dan mahaperkasa untuk mengalahkan tuhan-tuhan selain dia.
Al-Hajj Ayat 73 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hajj Ayat 73, Makna Al-Hajj Ayat 73, Terjemahan Tafsir Al-Hajj Ayat 73, Al-Hajj Ayat 73 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hajj Ayat 73
Tafsir Surat Al-Hajj Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)