{22} Al-Hajj / الحج | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النور / An-Nur {24} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun المؤمنون (Orang-Orang Mukmin) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 23 Tafsir ayat Ke 50.
وَجَعَلْنَا ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ آيَةً وَآوَيْنَاهُمَا إِلَىٰ رَبْوَةٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَمَعِينٍ ﴿٥٠﴾
wa ja’alnabna maryama wa ummahū āyataw wa āwaināhumā ilā rabwatin żāti qarāriw wa ma’īn
QS. Al-Mu’minun [23] : 50
Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam bersama ibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di sebuah dataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang dan banyak buah-buahan) dengan mata air yang mengalir.
Dan Kami jadikan Isa putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata atas kekuasaan Kami. Yaitu Kami menciptakannya tanpa seorang bapak. Dan Kami jadikan untuk mereka tempat tinggi yang datar, penuh dengan rumput dan sumber air bersih yang mengalir yang nampak oleh mata.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang hamba dan Rasul-Nya, Isa putra Maryam a.s. Allah menjadikan keduanya sebagai tanda yang menunjukkan kekuasaan-Nya bagi manusia. Yang dimaksud dengan ayat (tanda) ialah hujah yang kuat, yang membuktikan kekuasaan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى atas segala sesuatu. Karena sesungguhnya Allah menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu, dan Dia menciptakan Hawa dari laki-laki tanpa perempuan, dan menciptakan Isa dari perempuan tanpa laki-laki, sedangkan semua manusia lainnya diciptakan melalui laki-laki dan perempuan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang memiliki banyak padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.
Ad-Dahhak, telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa rabwah artinya tanah tinggi, yang biasanya memiliki tumbuh-tumbuhan yang terbaik. Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair dan Qatadah.
Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
yang datar yang memiliki banyak padang rumput.
Yakni yang subur tanahnya.
dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.
Yaitu air yang berlimpah ruah.
Menurut Mujahid, makna qararin ialah tanah yang datar.
Sa’id ibnu Jubair mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
yang datar yang banyak memiliki padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.
Maksudnya, memiliki banyak air yang merata.
Mujahid mengatakan —demikian pula Qatadah— bahwa ma’in artinya sumber air yang mengalir.
Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai tempat dataran tinggi ini, di manakah ia berada secara persisnya.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa tempat ini tiada lain di Mesir, sebab air yang mengalir pasti berada di bawah dataran tinggi yang padanya terdapat perkampungan. Seandainya perkampungan itu bukan di dataran tingginya, tentulah terendam oleh air sungai. Telah diriwayatkan pula dari Wahb ibnu Munabbih hal yang semisal. Akan tetapi, pendapat ini jauh sekali dari kebenaran.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui Sa’id ibnu Musayyab sehubungan dengan makna firman-Nya:
dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang memiliki banyak padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.
bahwa tanah tersebut terletak di Damsyiq (Damaskus).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah diriwayatkan hal yang semisal dari Abdullah ibnu Salam, Al-Hasan, Zaid ibnu Aslam, dan Khalid ibnu Ma’ dan. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
yang datar yang banyak memiliki padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.
Yaitu sungai-sungai Damaskus.
Lais ibnu Abu Sulaim meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya:
dan Kami lindungi mereka di suatu tanah tinggi.
Yakni Isa dan ibunya saat keduanya mengungsi di daerah pedalaman Damaskus dan sekitarnya.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Bisyr ibnu Rafi, dari Abu Abdullah (anak laki-laki paman Abu Hurairah) yang telah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah berkata sehubungan dengan makna firman-Nya:
di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak memiliki padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.
Bahwa tempat tersebut adalah Ramlah, bagian dari negeri Palestina.
Pendapat yang paling mendekati kebenaran dalam masalah ini ialah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Kami lindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang memiliki banyak padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir. (Al Mu’minun: 50) Bahwa ma’in ialah air yang mengalir alias sungai. Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. (Maryam:24)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan Qatadah:
di suatu tanah tinggi yang datar yang memiliki banyak padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir
Yakni Baitul Maqdis.
Pendapat ini menurut hemat saya adalah pendapat yang kuat, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Karena hal inilah yang disebutkan di dalam ayat yang lain, sedangkan Al-Qur’an itu sebagian darinya menafsirkan sebagian yang lainnya. Pendapat ini lebih utama dari pada apa yang ditafsirkan oleh hadis-hadis sahih dan juga oleh asar-asar.
Dan Kami melimpahkan karunia kepada ‘Isa putra Maryam, dan Kami menjadikannya dan ibunya termasuk bagian dari ayat-ayat Allah yang mencengangkan. Pasalnya, ibunya me-ngandungnya dan melahirkannya tanpa keberadaan seorang ayah, mampu berbicara saat masih balita di dalam gendongan serta Allah memunculkan bukti-bukti kebesaranNya melalui tangannya.
{وَآوَيْنَاهُمَا إِلَى رَبْوَةٍ}”Dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar,” maksudnya, tempat yang tinggi. Ini –wallahu a’lam– saat persalinannya. {ذَاتِ قَرَارٍ}”Yang banyak terdapat padang-padang rumput,” maksudnya tempat yang memiliki ketenangan dan kenyamanan, {وَمَعِينٍ} “dan sumber-sumber mata air,” yaitu air yang mengalir, dengan dasar Firman Allah, {قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ}”Sesungguh-nya Rabbmu telah menjadikan di bawahmu,” yaitu di bawah permuka-an tanah yang engkau tempati karena berada di ketinggian {سَرِيًّا} “anak sungai,” yaitu sebuah sungai, itulah mata airnya.
{وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا * فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا}
“Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan dan minum serta bersenang hatilah kamu.” (Maryam: 24-25).
Dan telah kami jadikan dengan kuasa kami isa putra maryam bersama ibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi kekuasaan dan kebesaran kami, dan kami melindungi mereka dari berbagai keadaan yang meresahkan di sebuah dataran tinggi, tempat yang tenang, rindang, dan ba-Nyak buah-buahan untuk dimakan, dan di sana juga tersedia mata air yang mengalir untuk diminum. 51. Usai menguraikan kisah para rasul, Allah lalu berbicara tentang para rasul secara umum. ‘wahai para rasul! makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan sesuai dengan syariat, baik amalan wajib maupun sunah. Sungguh, aku maha mengetahui apa yang kamu kerjakan, karena tidak ada satu pun yang tersembunyi dari-ku. ‘.
Al-Mu’minun Ayat 50 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Mu’minun Ayat 50, Makna Al-Mu’minun Ayat 50, Terjemahan Tafsir Al-Mu’minun Ayat 50, Al-Mu’minun Ayat 50 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Mu’minun Ayat 50
Tafsir Surat Al-Mu’minun Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)