{22} Al-Hajj / الحج | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النور / An-Nur {24} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun المؤمنون (Orang-Orang Mukmin) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 23 Tafsir ayat Ke 67.
مُسْتَكْبِرِينَ بِهِ سَامِرًا تَهْجُرُونَ ﴿٦٧﴾
mustakbirīna bihī sāmiran tahjurụn
QS. Al-Mu’minun [23] : 67
dengan menyombongkan diri dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya (Al-Qur’an) pada waktu kamu bercakap-cakap pada malam hari.
Hal itu kalian lakukan dengan menyombongkan diri terhadap orang lain tanpa kebenaran karena adanya Baitul Haram. Kalian berkata: Kami adalah pemilik Baitul Haram dan kami pasti tidak akan pernah kalah. Kalian membuat majelis-majelis untuk ngobrol di sekitarnya dengan ucapan-ucapan yang buruk.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dengan menyombongkan diri terhadap Al-Qur’an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kalian bercakap-cakap di malam hari.
Mengenai tafsir ayat ini ada dua pendapat.
Salah satunya mengatakan, bahwa mustakbirin berkedudukan menjadi kata keterangan keadaan saat mereka berpaling ke belakang dari perkara yang hak, dan mereka menolaknya karena kesombongan mereka terhadap perkara yang hak itu, mereka menganggap rendah perkara yang hak dan orang-orang yang mengikutinya. Berdasarkan pendapat ini damir bihi yang ada padanya mengandung tiga pengertian:
Pertama, damir merujuk kepada tanah suci, yakni Mekah. Mereka dicela karena mereka begadang di malam hari di tanah suci tanpa berbicara sepatah kata pun (menunjukkan kesombongan mereka).
Kedua, damir merujuk kepada Al-Qur’an. Mereka melakukan begadang, memperbincangkan tentang Al-Qur’an dengan sebutan yang keji. Mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an itu adalah sihir, sesungguhnya Al-Qur’an itu syair, dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah ramalan dan perkataan-perkataan keji lainnya.
Ketiga, damir kembali kepada Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Mereka menjadikannya bahan pergunjingan mereka di malam hari dengan sebutan-sebutan yang keji, dan mereka membuat perumpamaan-perumpamaan yang batil terhadapnya, bahwa dia adalah seorang penyair, atau tukang ramal atau pendusta atau gila atau penyihir. Semuanya itu batil belaka, bahkan sesungguhnya dia adalah hamba dan rasul Allah yang Allah akan memenangkannya atas mereka, dan dia bakal mengusir mereka dari tanah suci dalam keadaan hina dan rendah.
Menurut pendapat yang lain, makna firman-Nya: dengan menyombongkan diri terhadapnya.
Yakni menyombongkan dirinya di Baitullah dengan keyakinan bahwa diri merekalah para pengurusnya, padahal kenyataannya tidaklah demikian.
Seperti yang dikatakan oleh Imam Nasai di dalam kitab tafsir bagian dari kitab sunannya, bahwa telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah, dari Israil, dari Abdul A’la, ia pernah mendengar Sa’id ibnu Jubair menceritakan hadis berikut dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa sesungguhnya begadang itu dimakruhkan sejak ayat berikut diturunkan, yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dengan menyombongkan diri terhadapnya dan mengucapkan perkataan-perkataan yang keji di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari.
Yakni mereka membanggakan dirinya dengan Baitullah seraya mengatakan bahwa diri merekalah yang tiada hentinya sepanjang siang dan malam mengurusnya. Ibnu Abbas menceritakan bahwa mereka membangga-banggakan dirinya dan begadang di dalamnya, tidak memakmurkannya, dan mereka mengucapkan perkataan-perkataan yang keji di dalamnya.
Imam Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan hal ini telah membahasnya dalam pembahasan yang cukup panjang, yang ringkasnya adalah seperti yang telah disebutkan di atas.
{مُسْتَكْبِرِينَ بِهِ سَامِرًا تَهْجُرُونَ}”Dengan menyombongkan diri ter-hadap al-Qur`an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadap-nya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari.” Para ulama tafsir menyatakan, “Maknanya: Mereka bersikap congkak di dalamnya. Kata ganti ketiga ini kembali kepada rumah yang sudah dimaklumi oleh orang-orang yang sedang menjadi lawan pembicaraan, atau tanah Haram. Pengertiannya, mereka menunjukkan kesombongan di tengah manusia karena alasan tersebut. Mereka berdalih: Kami adalah penduduk tanah Haram. Maka kami menjadi orang yang terbaik daripada orang lain dan lebih tinggi kedudukannya. {سَامِرًا}”Orang yang bercakap-cakap di malam hari,” maksudnya sekumpulan orang ada yang mengadakan pembicaraan di malam hari di sekitar Ka’bah. {تَهْجُرُونَ}”Mengucapkan perkataan-perkataan keji,” kalian mengucapkan perkataan yang tak senonoh, maksudnya perkataan buruk tentang al-Qur`an ini. Karakter orang-orang yang mendusta-kan, adalah memalingkan muka darinya, dan saling mengajak untuk melakukannya.
{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ}
“Dan orang-orang kafir berkata, ‘Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan al-Qur`an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadap-nya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).” (Fushshilat: 26).
Allah berfirman tentang mereka,
{أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ * وَتَضْحَكُونَ وَلا تَبْكُونَ * وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ}
“Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis. Sedang kamu melengahkan-(nya).” (An Najm: 59-61).
{أَمْ يَقُولُونَ تَقَوَّلَهُ}
“Ataukah mereka mengatakan, ‘Dia (Muhammad) membuat-buat-nya’.” (Ath-Thur: 33).
Lantaran mereka itu sarat dengan keburukan-keburukan ini, maka tidak diragukan lagi, tentulah hukuman akan menimpa mereka. Ketika mereka telah terjatuh di dalamnya, maka tidak ada seorang penolong pun yang dapat membantu mereka dan tidak ada penyelamat yang menyelamatkan mereka. Dan mereka menjadi bahan olokan atas tingkah laku mereka yang murahan ini.
65-67. Menolak permintaan tolong mereka, Allah berfirman, ‘janganlah kamu berteriak-teriak meminta tolong pada hari ini! sungguh, kamu tidak akan mendapat pertolongan dari kami dan tidak pula dapat menghindari siksa kami. Sesungguhnya ayat-ayat-ku, yaitu Al-Qur’an, selalu dibacakan kepada kamu, wahai para pendurhaka, supaya kamu merenungi dan mengimaninya, tetapi kamu selalu berpaling ke belakang dan enggan mendengarkannya; kamu berpaling dengan menyombong’kan diri atas kaum mukmin dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya, yaitu Al-Qur’an, pada waktu kamu bercakap-cakap pada malam hari. 68-70. Maka keberpalingan dan perlakukan para pendurhaka itu kepada ayat-ayat kami sungguh keterlaluan. Tidakkah mereka menggunakan akalnya sehingga dapat menghayati firman kami, ataukah me-reka mendustakan rasul dengan alasan telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu, yaitu risalah kenabian yang tidak dikenal oleh leluhur mereka’ jelas bukan itu alasannya! risalah nabi muhamamd sama dengan risalah nabi-nabi terdahulu (lihat juga: surah al-anbiy’/21: 25). Ataukah mereka ingkar dengan dalih bahwa mereka tidak mengenal rasul mereka, yaitu nabi Muhammad, karena itu mereka mengingkarinya’ ini pun bukanlah alasan yang dapat diterima karena mereka mengenal dengan baik nabi Muhammad, bahkan mereka mengakui integritasnya dengan menggelarinya ‘al-amin” atau mereka menolak dakwah nabi muhamamd dengan berkata, ‘orang itu gila!” sungguh, tuduhan itu tidak masuk akal karena mereka tahu pasti nabi Muhammad adalah orang yang paling lurus akalnya. Sebenarnya, pangkal penolakan adalah karena dia telah datang membawa kebenaran, yaitu Al-Qur’an, kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran karena bertentangan dengan hawa nafsu dan syahwat mereka.
Al-Mu’minun Ayat 67 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Mu’minun Ayat 67, Makna Al-Mu’minun Ayat 67, Terjemahan Tafsir Al-Mu’minun Ayat 67, Al-Mu’minun Ayat 67 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Mu’minun Ayat 67
Tafsir Surat Al-Mu’minun Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)