{22} Al-Hajj / الحج | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النور / An-Nur {24} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun المؤمنون (Orang-Orang Mukmin) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 23 Tafsir ayat Ke 70.
أَمْ يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ ۚ بَلْ جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ ﴿٧٠﴾
am yaqụlụna bihī jinnah, bal jā`ahum bil-ḥaqqi wa akṡaruhum lil-ḥaqqi kārihụn
QS. Al-Mu’minun [23] : 70
Atau mereka berkata, “Orang itu (Muhammad) gila.” Padahal, dia telah datang membawa kebenaran kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran.
Bahkan mereka menganggapnya orang yang gila? Sungguh mereka telah mendustakannya. Sesungguhnya beliau datang dengan membawa Al Qur’an, tauhid dan agama yang benar. Dan kebanyakan dari mereka membenci kebenaran karena dengki dan sombong.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Atau (apakah patut) mereka berkata, “Padanya (Muhammad) ada penyakit gila.”
Ayat ini menyitir tentang perkataan kaum musyrik terhadap Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bahwa ia membuat-buat Al-Qur’an, yakni membuatnya sendiri, atau ia berpenyakit gila yang menyebabkannya tidak mengetahui apa yang dikatakannya sendiri. Allah menceritakan pula perihal mereka, bahwa hati mereka tidak beriman kepadanya, padahal mereka mengetahui (menyadari) kebatilan dari apa yang mereka katakan terhadap Al-Qur’an. Karena sesungguhnya Al-Qur’an itu merupakan Kalamullah yang datang kepada mereka dan mereka tidak mampu dan tidak kuat menandinginya. Sesungguhnya Allah telah menantang mereka dan seluruh penduduk bumi untuk mendatangkan hal yang semisal Al-Qur’an jika mereka mampu, dan pasti mereka tidak akan mampu untuk selama-lamanya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu.
Dapat diinterpretasikan bahwa kalimat ini merupakan kata keterangan keadaan, yang artinya ‘sedangkan kebanyakan mereka tidak menyukai perkara yang hak’. Dapat pula diartikan sebagai kalimat berita atau kalimat baru. Hanya Allah-Iah Yang Maha Mengetahui.
Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa Nabi pernah bersua dengan seorang lelaki, lalu beliau bersabda kepadanya, “Masuk Islamlah kamu!” Lelaki itu berkata, “Sesungguhnya engkau menyeruku kepada suatu perkara yang tidak aku sukai.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Sekalipun kamu tidak menyukainya.”
Telah diceritakan pula kepada kami bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersua dengan lelaki lainnya, kemudian beliau bersabda kepadanya, “Masuk Islamlah kamu”, maka temperamen lelaki itu naik dan timbul sikap sombongnya, lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya kepadanya, “Bagaimanakah pendapatmu, jika kamu berada di jalan yang jelek dan banyak rintangannya, lalu kamu bersua dengan seseorang yang kamu kenal dan kamu ketahui nasabnya. Kemudian orang itu mengajakmu ke jalan yang luas lagi mudah ditempuh, apakah kamu mau mengikutinya?” Lelaki itu menjawab, “Ya.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Demi Allah yang jiwa Muhammad ini berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya kamu berada di jalan yang lebih buruk daripada jalan itu seandainya kamu berada padanya. Dan sesungguhnya aku sekarang mengajakmu ke jalan yang lebih mudah dari itu sekiranya kamu mau menurutiku.”
Telah diceritakan pula kepada kami bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersua dengan seorang lelaki, lalu beliau bersabda kepadanya, “Masuk Islamlah kamu!”. Maka lelaki itu menjadi sombong, kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepadanya, “Bagaimanakah menurutmu jika kamu mempunyai dua orang pelayan yang salah seorangnya bila berbicara kepadamu, maka ia menepatinya kepadamu, dan jika kamu beri dia amanat, maka dia menunaikannya kepadamu, apakah dia kamu sukai? Ataukah pelayan lainnya yang apabila berbicara kepadamu, ia dusta kepadamu, dan apabila kamu percayai dia, maka ia khianat kepadamu?” Lelaki itu menjawab, “Tidak. Bahkan yang kusukai adalah pelayanku yang apabila berbicara kepadaku, maka ia menepatinya, dan apabila aku beri dia amanat, maka ia menunaikannya kepadaku.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Demikian pula keadaan kalian di sisi Tuhan Kalian.”
{أَمْ يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ}”Atau (apakah patut) mereka berkata, ‘Pada-nya (Muhammad) ada penyakit gila’,” maksudnya kegilaan, sehingga mengatakan hal demikian. Omongan orang gila tidak bisa didengar-kan dan perkataannya tidak bisa dijadikan pedoman. Karena ia mengigau dengan ucapan yang batil dan omongan yang tolol. Allah berfirman dalam rangka membantah omongan mereka, {بَلْ جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ} “Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka,” dengan perkara yang teguh, yang merupakan murni kejujuran, keadilan, tanpa ada unsur perbedaan dan kontradiktif. Bagaimana bisa orang yang mengembannya sedang kerasukan jin? Bukankah dia tidak berada melainkan (pasti) pada level kesempurnaan tertinggi, dari sudut ilmu, kematangan akal dan budi pekerti yang luhur? Sesung-guhnya di sini terdapat pengalihan pembicaraan dari fokus sebe-lumnya. Yaitu, sebenarnya, faktor yang menahan langkah mereka untuk beriman, bahwasanya, { بَلْ جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ}”telah datang kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran,” yaitu kebenaran paling agung yang mendatangi mereka, kemurnian ibadah bagi Allah semata dan meninggalkan sesembahan selain Allah. Sungguh, Allah telah mengetahui kebencian mereka pada perkara ini dan pandangan antipati mereka kepadanya. Kenyataan bahwa Rasulullah membawa kebenaran, sementara mereka pada dasarnya membenci kebenaran tersebut, itulah faktor yang membuat mereka mendustakan kebenaran. Bukan lantaran keragu-raguan ataupun pendustaan terhadap Rasulullah. Sebagaimana Firman Allah,
{فَإِنَّهُمْ لا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ}
“Karena sebenarnya mereka tidak mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.” (Al-An’am: 33).
68-70. Maka keberpalingan dan perlakukan para pendurhaka itu kepada ayat-ayat kami sungguh keterlaluan. Tidakkah mereka menggunakan akalnya sehingga dapat menghayati firman kami, ataukah me-reka mendustakan rasul dengan alasan telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu, yaitu risalah kenabian yang tidak dikenal oleh leluhur mereka’ jelas bukan itu alasannya! risalah nabi muhamamd sama dengan risalah nabi-nabi terdahulu (lihat juga: surah al-anbiy’/21: 25). Ataukah mereka ingkar dengan dalih bahwa mereka tidak mengenal rasul mereka, yaitu nabi Muhammad, karena itu mereka mengingkarinya’ ini pun bukanlah alasan yang dapat diterima karena mereka mengenal dengan baik nabi Muhammad, bahkan mereka mengakui integritasnya dengan menggelarinya ‘al-amin” atau mereka menolak dakwah nabi muhamamd dengan berkata, ‘orang itu gila!” sungguh, tuduhan itu tidak masuk akal karena mereka tahu pasti nabi Muhammad adalah orang yang paling lurus akalnya. Sebenarnya, pangkal penolakan adalah karena dia telah datang membawa kebenaran, yaitu Al-Qur’an, kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran karena bertentangan dengan hawa nafsu dan syahwat mereka. 71. Ayat sebelumnya mengisyaratkan bahwa kaum kafir ingin hawa nafsu mereka dituruti. Dengan tegas Allah menolak keinginan itu, ‘dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka yang penuh kebatilan dan mengabaikan kebenaran, pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya. Rusaklah keteraturan sistemnya karena kejahatan akan merajalela, penindasan orang yang kuat kepada yang lemah, dan sebagainya. Bahkan, sebenarnya kami telah memberikan Al-Qur’an yang berisi peringatan, kebanggaan, dan kemuliaan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.
Al-Mu’minun Ayat 70 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Mu’minun Ayat 70, Makna Al-Mu’minun Ayat 70, Terjemahan Tafsir Al-Mu’minun Ayat 70, Al-Mu’minun Ayat 70 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Mu’minun Ayat 70
Tafsir Surat Al-Mu’minun Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)