{22} Al-Hajj / الحج | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النور / An-Nur {24} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun المؤمنون (Orang-Orang Mukmin) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 23 Tafsir ayat Ke 90.
بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ ﴿٩٠﴾
bal ataināhum bil-ḥaqqi wa innahum lakāżibụn
QS. Al-Mu’minun [23] : 90
Padahal Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, tetapi mere-ka benar-benar pendusta.
Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka yang mengingkari ajaran yang ada di dalam risalah Nabi Muhammad.Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta dalam penyekutuan mereka dan dalam pengingkaran mereka terhadap Hari Kebangkitan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka.
Yakni maklumat yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Allah. Dan Kami telah menegakkan dalil-dalil yang sahih lagi jelas dan pasti yang menunjukkan ke arah itu.
dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
Yaitu dalam penyembahan mereka yang mempersekutukan Allah dengan yang lain, tiada dalil bagi mereka yang memperkuat perbuatan mereka itu. Sebagaimana yang disebutkan dalam akhir surat ini melalui firman-Nya: .
Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (Al Mu’minun: 117)
Orang-orang musyrik melakukan hal tersebut tanpa suatu dalil pun yang mendorong mereka melakukan kebohongan dan kesesatannya. Sesungguhnya mereka melakukan hal tersebut hanyalah semata-mata mengikuti jejak nenek moyang mereka dan para pendahulu yang tidak punya pegangan lagi bodoh, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka. (Az Zukhruf:23)
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, “Bahkan Kami telah membawa kebenaran kepada orang-orang yang mendustakan itu, yang me-muat kejujuran dalam informasinya, keadilan dalam perintah dan larangannya. Kenapa mereka tidak mengakuinya? Padahal ia lebih pantas untuk diikuti. Sementara mereka tidak memiliki sesuatu yang menggantikannya melainkan kedustaan dan kezhaliman?!
Oleh karena itu, Allah berfirman, {وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ } “Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) besertaNya.” Itu merupakan bentuk kebo-hongan yang dapat dideteksi melalui berita dari Allah dan Rasul-Nya serta dapat dikenal melalui akal yang sehat. Oleh sebab itu, Allah جَلَّ جَلالُهُ mengingatkan tentang sebuah teori logika mengenai ke-mustahilan eksistensi dua tuhan (di alam semesta ini).
Allah berfirman, {إِذًا} “Kalau ada tuhan bersamaNya,” jika ada sesembahan bersama Allah seperti yang mereka {لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ} “masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang dicip-takannya,” maksudnya, maka masing-masing sesembahan itu akan menyendiri dengan ciptaan-ciptaannya dan membentuk komunitas sendiri dengannya, dan sudah tentu berantusias untuk mengham-bat dan mengalahkan sesembahan lainnya.
{وَلَعَلا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ} “Dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan me-ngalahkan sebagian yang lain,” pihak yang menang, akan menjadi sesembahan yang disembah. Dengan adanya unsur yang saling kontradiktif ini, maka alam semesta ini tidak mungkin ada. Dan tidak bisa dibayangkan bisa teratur dengan pengaturan yang men-cengangkan akal-akal manusia.
Ambillah pelajaran melalui matahari, bulan, bintang-bintang yang diam maupun yang beredar. Sejak penciptaannya, benda-benda langit itu beredar berdasarkan satu kendali dan pengaturan. Masing-masing dikendalikan dengan kekuasaan, diatur dengan penuh hikmah demi kepentingan umat manusia, bukan sebatas untuk kepentingan satu individu dengan mengesampingkan orang lain. Engkau tidak akan menyaksikan kekeliruan, kontradiksi dan tabrakan dalam pengaturan sekecil apa pun. Apakah masih terba-yangkan keseragaman itu muncul dari pengaturan dua sesembahan dan dua pemilik?
{سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ} “Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifat-kan,” alam semesta ini telah mengekspresikan dengan bahasa gerak-nya dan memberikan pemahaman melalui bentuknya yang indah, bahwa Dzat yang mengaturnya adalah Tuhan (sesembahan) yang satu, sempurna dalam nama-nama dan sifat-sifatNya. Sungguh, seluruh makhluk membutuhkanNya dalam rububiyah dan uluhiyah-Nya baginya.
Sebagaimana ia tidak mempunyai wujud dan keabadian kecuali berkat rububiyah Allah, begitu pula tidak ada kebaikan dan landasan kekuatan kecuali dengan sebab peribadahan kepadaNya dan mengesakanNya dengan ketaatan. Untuk itu, Allah mengingat-kan tentang keagungan sifat-sifatNya melalui beberapa permisalan. Misalnya, ilmuNya yang meliputi (segala sesuatu). Allah berfirman, {عَالِمُ الْغَيْبِ} “Yang mengetahui semua yang ghaib,” yaitu perkara-per-kara yang terlewatkan oleh indera-indera pandangan kita dan pe-ngetahuan kita, seperti hal-hal yang mesti terjadi (al-wajibat), perkara yang mustahil (al-Mustahilat) dan kemungkinan-kemungkinan yang timbul (al-Mumkinat). {وَالشَّهَادَةِ} “Dan semua yang nampak,” yaitu segala yang bisa kita saksikan.
{فَتَعَالَى} “Mahatinggilah Allah,” Mahatinggi lagi Mahaagung, {عَمَّا يُشْرِكُونَ} “dari apa yang mereka persekutukan,” denganNya, tiada ilmu yang mereka miliki kecuali yang telah diajarkan oleh Allah kepada mereka.
Hari kebangkitan bukanah dongeng umat terdahulu belaka. Padahal kami, melalui para rasul yang kami utus telah membawa kebenaran yang mutlak, sempurna, dan tidak mengandung keraguan apalagi kebatilan, kepada mereka, yaitu orang-orang kafir itu, tetapi mereka benar-benar pendusta. 91. Salah satu kedustaan kaum kafir terhadap Allah adalah menuduh Allah memiliki sekutu dan anak; suatu tuduhan yang Allah bantah melalui ayat ini. Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan pencipta dan penguasa alam raya yang lain bersama-Nya. Sekiranya tuhan lebih dari satu maka masing-masing tuhan itu pasti akan membawa apa, yakni makhluk, yang diciptakannya untuk diaturnya sendiri, dan sebagian dari tuhan-tuhan yang kuat akan mengalahkan sebagian tuhan yang lain yang lebih lemah. Dia berbuat demikian untuk memperluas kekuasaan-Nya, seperti halnya yang terjadi pada para penguasa di dunia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu. Sifat-sifat yang kaum kafir lekatkan kepada Allah bertentangan dengan kebenaran.
Al-Mu’minun Ayat 90 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Mu’minun Ayat 90, Makna Al-Mu’minun Ayat 90, Terjemahan Tafsir Al-Mu’minun Ayat 90, Al-Mu’minun Ayat 90 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Mu’minun Ayat 90
Tafsir Surat Al-Mu’minun Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)