{22} Al-Hajj / الحج | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النور / An-Nur {24} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun المؤمنون (Orang-Orang Mukmin) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 23 Tafsir ayat Ke 91.
مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَـٰهٍ ۚ إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَـٰهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ ﴿٩١﴾
mattakhażallāhu miw waladiw wa mā kāna ma’ahụ min ilāhin iżal lażahaba kullu ilāhim bimā khalaqa wa la’alā ba’ḍuhum ‘alā ba’ḍ, sub-ḥānallāhi ‘ammā yaṣifụn
QS. Al-Mu’minun [23] : 91
Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya, (sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,
Allah tidak menciptakan untuk diri-Nya seorang anak pun. Dan tidak ada sesembahan selain Dia yang bersama-Nya. Karena sekiranya ada sesembahan lebih dari satu, niscaya masing-masing sesembahan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya. Dan sebagian sesembahan itu akan mengalahkan sebagian yang lain seperti raja-raja yang ada di dunia ini. Maka akan hancurlah tatanan yang ada di alam semesta. Mahasuci Allah dan Mahaagung dari apa yang mereka sifatkan kepada-Nya, yakni mempunyai sekutu atau mempunyai anak.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyucikan diri-Nya dari beranak atau sekutu dalam kerajaan, kekuasaan, dan hak disembah. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Allah sekali-kali tidak mempunyai anak dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya. Kalau ada tuhan beserta-Nya masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakan-Nya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain.
Yakni seandainya tuhan itu berbilang, tentulah masing-masing dari mereka membawa makhluk ciptaannya masing-masing, dan pastilah alam ini tidak dapat teratur lagi. Akan tetapi, bukti menunjukkan bahwa alam wujud ini berada dalam satu tatanan dan teratur. Semuanya —mulai dari alam langit sampai alam bawah—sebagian darinya berkaitan dengan sebagian yang lain, terikat dalam suatu tatanan yang sangat sempurna.
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. (Al Mulk:3)
Kemudian tentulah masing-masing dari tuhan-tuhan itu berupaya untuk mengalahkan yang lainnya dan berbeda dengannya, akhirnya sebagian dari mereka menguasai sebagian yang lainnya.
Ulama ahli Ilmu Kalam mengatakan bahwa hal seperti itu mustahil bagi Tuhan. Mereka mengemukakan suatu perumpamaan, bahwa seandainya ada dua pencipta lebih, lalu yang satu bermaksud menggerakkan tubuh yang diciptakannya, sedangkan yang lain bermaksud mendiamkannya, tentulah akan terjadi pertentangan sehingga tujuan masing-masing tidak tercapai, dan hal ini menunjukkan bahwa keduanya lemah (tidak mampu). Sedangkan sifat yang wajib bagi Tuhan ialah tidak lemah (yakni berkuasa), dan tujuan dari keduanya itu tidak dapat bertemu karena bertentangan. Hal mustahil ini tidaklah terjadi melainkan berdasarkan hipotesis seandainya tuhan itu berbilang. Dengan demikian, tersimpulkan bahwa berbilangnya tuhan itu mustahil.
Adapun seandainya tujuan salah satunya dapat berhasil, sedangkan yang lainnya tidak, berarti yang menang adalah yang asli, sedangkan yang dikalahkan tidaklah pantas menyandang predikatnya, sebab sifat wajib baginya ialah hendaknya dia tidak terkalahkan. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.
Yakni dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang zalim lagi kelewat batas itu yang mendakwakan bahwa Tuhan beranak atau bersekutu. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.
90-92 Allah berfirman, ”bahkan kami telah membawa kebenaran kepada orang-orang yang mendustakan itu, yang memuat kejujuran dalam informasinya, keadilan dalam perintah dan larangannya. Kenapa mereka tidak mengakuinya? Padahal ia lebih pantas untuk diikuti. Sementara mereka tidak memiliki sesuatu yang menggantikannya melainkan kedustaan dan kedzaliman?!
Oleh karena itu, Allah berfirman, “Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Allah sekali-kali tidak mempunyai anak., dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) besertaNya.” Itu merupakan bentuk kebohongan yang dapat dideteksi melalui berita dari Allah dan RasulNya serta dapat dikenal melalui akal yang sehat. Oleh sebab itu, Allah mengingatkan tentang sebuah teori logika mengenai kemustahilan eksistensi dua tuhan (dialam semesta ini).
Allah berfirman, “kalau ada tuhan bersamaNya,” jika ada sesembahan bersama Allah seperti yang mereka ucapkan “masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya,” maksudnya, maka masing-masing sesembahan itu akan menyendiri dengan ciptaan-ciptaannya dan membentuk komunitas sendiri dengannya, dan sudah tentu berantusias untuk menghambat dan mengalahkan sesembahan lainnya.
“Dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain,” pihak yang menang, akan menjadi sesembahan yang disembah. Dengan adanya unsur yang saling kontradiktif ini, maka alam semesta ini tidak mungkin ada. Dan tidak bisa dibayangkan bisa teratur dengan pengaturan yang mencengangkan akal-akal manusia.
Ambilah pelajaran dari matahari, bulan, bintang-bintang, yang diam maupun yang beredar. Sejak penciptaanya, benda-benda langit itu beredar berdasarkan satu kendali dan pengaturan. Masing-masing dikendalikan dengan kekuasaan, diatur dengan penuh hikmah demi kepentingan umat manusia, bukan sebatas untuk kepentingan satu individu dengan mengesampingkan orang lain. Engkau tidak akan menyaksikan kekeliruan, kontradiksi dan tabrakan dalam pengaturan sekecil apapun. Apakah masih terbayangkan keseragaman itu muncul dari pengaturan dua sesembahan dan dua pemilik?
“Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan,” alam semesta ini telah mengekspresikan dengan bahasa geraknya dan memberikan pemahaman melalui bentuknya yang indah, bahwa Dzat yang mengaturnya adalah tuhan (sesembahan) yang satu, sempurna dalam nama-nama dan sifat-sifatNya. Sungguh, seluruh makhluk membutuhkanNYa dalam rububiyyah dan uluhiyyahNya baginya.
Sebagaimana ia tidak mempunyai wujud dan keabadian kecuali berkat rububiyyah Allah, begitu pula tidak ada kebaikan dan landasan kekuatan kecuali dengan sebab peribadahan kepadaNya dan mengesakanNYa dengan ketaatan. Untuk itu, Allah mengingatkan tentang keagungan sifat-sifatNya melalui beberapa permisalan. Misalnya, ilmuNya yang meliputi (segala sesuatu). Allah berfirman, ”Yang mengetahui semua yang ghaib,” yaitu, perkara-perkara yang terlewatkan oleh indera-indera pandangan kita dan pengetahuan kita, seperti hal-hal yang mesti terjadi (al-wajibat), perkara yang mustahil (al-mustahilat) dan kemungkinan-kemungkinan yang timbul (al-mukminat). “Dan semua yang Nampak,” yaitu segala yang bisa kita saksikan.
“Mahatinggi Allah,” Mahatinggi lagi Mahaagung, “dari apa yang mereka persekutukan,” denganNya, tiada ilmu yang mereka miliki kecuali yang telah diajarkan oleh Allah kepada mereka.
Salah satu kedustaan kaum kafir terhadap Allah adalah menuduh Allah memiliki sekutu dan anak; suatu tuduhan yang Allah bantah melalui ayat ini. Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan pencipta dan penguasa alam raya yang lain bersama-Nya. Sekiranya tuhan lebih dari satu maka masing-masing tuhan itu pasti akan membawa apa, yakni makhluk, yang diciptakannya untuk diaturnya sendiri, dan sebagian dari tuhan-tuhan yang kuat akan mengalahkan sebagian tuhan yang lain yang lebih lemah. Dia berbuat demikian untuk memperluas kekuasaan-Nya, seperti halnya yang terjadi pada para penguasa di dunia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu. Sifat-sifat yang kaum kafir lekatkan kepada Allah bertentangan dengan kebenaran. 92. Dialah tuhan yang mengetahui semua yang gaib dari pandangan manusia dan semua yang tampak. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan seperti kepercayaan kaum musyrik tersebut.
Al-Mu’minun Ayat 91 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Mu’minun Ayat 91, Makna Al-Mu’minun Ayat 91, Terjemahan Tafsir Al-Mu’minun Ayat 91, Al-Mu’minun Ayat 91 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Mu’minun Ayat 91
Tafsir Surat Al-Mu’minun Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)