{23} Al-Mu’minun / المؤمنون | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الفرقان / Al-Furqan {25} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nur النور (Cahaya) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 24 Tafsir ayat Ke 55.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿٥٥﴾
wa’adallāhullażīna āmanụ mingkum wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti layastakhlifannahum fil-arḍi kamastakhlafallażīna ming qablihim wa layumakkinanna lahum dīnahumullażirtaḍā lahum wa layubaddilannahum mim ba’di khaufihim amnā, ya’budụnanī lā yusyrikụna bī syai`ā, wa mang kafara ba’da żālika fa ulā`ika humul-fāsiqụn
QS. An-Nur [24] : 55
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
Allah telah berjanji akan memberi kemenangan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih di antara kalian. Yakni mereka akan mendapatkan bumi tempat orang-orang musyrik, dan menjadikan mereka sebagai khalifah di bumi seperti apa yang telah Allah berikan kepada para pendahulu mereka yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya. Dia akan menjadikan agama yang diridhai-Nya untuk mereka, yakni agama Islam sebagai agama yang mulia dan kokoh. Allah akan mengganti keadaan mereka dari rasa takut dengan rasa aman, jika mereka hanya beribadah kepada Allah semata, dan istiqomah di dalam menaati-Nya, serta tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Barangsiapa yang kufurterhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah setelah diberikan kepemimpinan, rasa aman, ketenangan, kekuasaan yang sempurna, maka mereka termasuk orang-orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah.
Ini merupakan janji dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada Rasul-Nya صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa Dia akan menjadikan umatnya sebagai orang-orang yang berkuasa di bumi, yakni menjadi para pemimpin manusia dan penguasa mereka. Dengan mereka negeri akan menjadi baik dan semua hamba Allah akan tunduk kepada mereka. Dan Allah akan menukar keadaan mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa dan menjadi penguasa atas manusia. Janji itu telah diberikan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada mereka, segala puji bagi Allah, begitu juga karunianya. Kerena sesungguhnya sebelum Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ wafat, Allah telah menaklukkan baginya Mekah, Khaibar, Bahrain, dan semua kawasan Jazirah Arabia serta negeri Yaman seluruhnya. Beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sempat memungut jizyah dari orang-orang Majusi Hajar dan juga dari para penduduk yang ada di pinggiran negeri Syam (yang berada di dekat negeri Arab).
Berbagai macam hadiah berdatangan kepada beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dari Heraklius (Kaisar Romawi), penguasa negeri Mesir dan Iskandariah (yaitu raja Muqauqis), raja-raja negeri Amman (oman), dan Raja Negus (raja negeri Abesinia yang bertahta sesudah As-hamah rahimahullah).
Kemudian setelah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ wafat dan Allah telah memilihnya untuk menempati kemuliaan yang ada di sisi-Nya, maka urusannya dipegang oleh khalifah yang sesudahnya, yaitu Abu Bakar As-Siddiq. Maka dirapikannya kembali semua kesemrawutan sepeninggal Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan seluruh Jazirah Arabia berhasil disatukan kembali. Lalu ia mengirimkan sejumlah pasukan kaum muslim ke negeri Persia di bawah pimpinan Khalid ibnul Walid r.a. Akhirnya mereka berhasil menaklukkan sebagian dari negeri Persia, dan banyak korban yang berjatuhkan dari kalangan penduduknya.
Ia mengirimkan pasukan lainnya di bawah pimpinan Abu Ubaidah r.a. dan para amir yang mengikutinya menuju ke negeri Syam. Pasukan yang ketiga dikirimkannyalah menuju ke negeri Mesir di bawah pimpinan Amr ibnul ‘As.
Di masa pemerintahannya, pasukan yang dikirim ke negeri Syam berhasil menaklukkan Kota Busra, Dimasyq, dan daerah lainnya yang ada di belakangnya dari kawasan negeri Hauran dan negeri lainnya yang berdekatan. Kemudian Allah mewafatkan Khalifah Abu Bakar dan memilihnya untuk menduduki kehormatan di sisi-Nya.
Allah memberikan karunia-Nya kepada kaum muslim dengan memberikan ilham kepada Abu Bakar sebelum wafatnya untuk memilih Umar Al-Faruq sebagai khalifah penggantinya.
Umar Al-Faruq memegang tampuk kekhalifahan sesudah Abu Bakar, lalu ia menjalankannya dengan sempurna sehingga belum pernah tercatat oleh sejarah tentang kecemerlangan yang semisal dengannya sesudah para nabi dalam hal kekuatan sirah dan kesempurnaan keadilannya. Dalam masa pemerintahannya telah berhasil ditaklukkan seluruh negeri Syam dan negeri Mesir serta sebagian besar dari kawasan Persia. Dia telah mematahkan Kisra (Raja Persi) dan mengalahkannya dengan kekalahan yang fatal yang memaksa Raja Persi mundur sampai ke bagian pedalaman negerinya. Kaisar romawi terpukul mundur dan merebut negeri Syam dari tangan kekuasaannya, lalu terus maju sampai Konstantinopel, dan menginfakkan harta benda keduanya di jalan Allah, seperti yang telah diberitakan sebelumnya oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah mendapat janji dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan hal tersebut.
Kemudian di masa kekuasaan dinasti Usmanyiah, kerajaan Islam makin meluas sampai kebelahan timur dan barat yang paling dalam. Di taklukkanlah negeri-negeri Magrib sampai ke bagian yang paling dalam yang ada di baliknya, seperti Andalusia dan Cyprus, juga kota Qairuwan dan Sabtah yang ada di tepi Laut Tengah, sedangkan di belahan timur penaklukkannya sampai ke bagian pedalaman negeri Cina.
Kisra terbunuh dan semua kerajaannya hancur sama sekali. Kota-kota negeri Irak, Khurrasan, dan Al-Ahwaz dapat ditaklukkan dan terjadilah pertempuran besar-besaran antara pasukan kaum muslim dengan bangsa Turki, dan Allah menaklukkan raja mereka yang besar (yaitu Khaqan).
Kharraj dipungut dari belahan timur dan barat, lalu didatangkan ke hadapan Amirul Mu’minin Usman ibnu Affan r.a. Yang demikian itu dapat tercapai berkat kerajinannya dalam membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan menghimpunkan umat serta menggerakkan mereka untuk menghafal Al-Qur’an. Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya Allah melipat bumi untukku sehingga aku dapat melihat belahan timur dan baratnya, dan kelak kerajaan umatku akan mencapai batas apa yang dilipatkan untukku itu.
Sekarang kita hidup mondar-mandir di dalam kawasan yang telah dijanjikan kepada kita oleh Allah dan Rasul-Nya. Mahabenar Allah dan Rasul-Nya. Kami memohon kepada Allah agar dikaruniai iman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya, dan berbuat untuk mensyukuri nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita sesuai dengan apa yang diridai oleh-Nya.
Imam Muslim ibnul Hajjaj telah mengatakan di dalam kitab sahihnya, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abdul Malik ibnu Umair, dari Jubir ibnu Samurah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Urusan manusia masih tetap berjalan lancar selagi mereka diperintah oleh dua belas orang laki-laki (pemimpin). Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan kata-kata yang tidak dapat kudengar dengan jelas, lalu aku bertanya kepada ayahku tentang apa yang dikatakan oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu. Ayahku menjawab: Semuanya dari kalangan Quraisy.
Imam Bukhari meriwayatkannya melalui hadis Syu’bah, dari Abdul Malik ibnu Umair dengan sanad yang sama. Di dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan sabdanya itu di petang hari sesudah menghukum rajam Ma’iz ibnu Malik. Selain dari itu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengemukakan hadis-hadis lainnya. Di dalam hadis ini terkandung dalil yang menunjukkan bahwa sudah dipastikan keberadaan dua belas orang Khalifah yang adil-adil. Tetapi mereka bukanlah para imam golongan Syi’ah yang dua belas orang itu, karena sesungguhnya kebanyakan dari mereka tidak mempunyai suatu peran penting pun.
Adapun mereka yang dua belas orang yang disebutkan dalam hadis ini seluruhnya berasal dari keturunan Quraisy. Mereka berkuasa dan berlaku adil. Berita gembira tentang kedatangan mereka itu telah disebutkan pula di dalam kitab-kitab terdahulu.
Kemudian tidak disyaratkan keberadaan mereka berturut-turut di kalangan umat, bahkan keberadaan mereka ada yang berturut-turut dan ada yang terpisah-pisah. Di antara mereka yang keberadaannya berturut-turut yaitu sebanyak empat orang, mereka adalah Abu Bakar, Umar, Usman, kemudian Ali. Selanjutnya sesudah mereka selang beberapa masa muncul pula sebagian dari mereka menurut apa yang dikehendaki oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Kemudian masih ada sebagian orang dari mereka yang masih menunggu waktu pemunculannya yang hanya diketahui oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Di antara mereka adalah Al-Mahdi, yang namanya sesuai dengan nama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan kunyah-nya sama dengan kunyah beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Dia akan memenuhi dunia ini dengan keadilan, sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi oleh kelaliman.
Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai telah meriwayatkan melalui hadis Sa’id ibnu Jamhan, dari Safinah maula Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Kekhalifahan sesudahku berlangsung sampai tiga puluh tahun, kemudian muncullah raja yang diktator.
Ar-Rabi’ ibnu Anas telah meriwayatkan dari Abul Aliyah sehubungan dengan makna firman-Nya, Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. (An Nuur:55), hingga akhir ayat.
Dahulu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan para sahabatnya di Mekah tinggal selama dua puluh tahun, menyeru manusia kepada Allah semata dan menyembahNya semata, tiada sekutu bagi-Nya, yang hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Mereka dicekam oleh rasa takut dan tidak diperintah untuk berperang, hingga mereka diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah sebagai pendahuluannya.
Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka untuk berperang, dahulu mereka tinggal di Mekah dalam keadaan takut memegang senjata, tetapi setelah di Madinah mereka baru dapat memegang senjata. Mereka dengan penuh kesabaran tinggal dalam keadaan seperti itu (berperang) selama masa yang dikehendaki oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Kemudian ada seorang lelaki dari kalangan sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan selalu dalam keadaan ketakutan selamanya seperti ini? Tidakkah akan datang suatu masa bagi kita yang di masa itu kita hidup dalam keadaan aman dan meletakkan senjata kita?” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab:
Kalian hanya memerlukan kesabaran sebentar lagi, karena akan datang masanya seseorang di antara kalian duduk bersila di antara sekumpulan orang yang banyak, tanpa ada senjata tajam pun (padanya).
Allah menurunkan ayat ini dan menjadikan Nabi-Nya berkuasa atas seluruh Jazirah Arabia, para penduduknya beriman dan meletakkan senjata (menyerah kepadanya).
Kemudian Allah mewafatkan Nabi-Nya dan kaum muslim masih dalam keadaan aman seperti sebelumnya di masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman. Lalu terjadilah peristiwa yang menyebabkan mereka bercerai-berai, sehingga ketakutan kembali menimpa mereka dan mulailah mereka mengambil (mengangkat) para pengawal pribadi dan para penjaga. Mereka mengubah tatanan kebijakan dan akhirnya mereka berada dalam keadaan yang berbeda dengan masa sebelumnya.
Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar merupakan perkara yang hak yang termaktub di dalam Kitabullah, lalu ia membaca ayat ini.
Al-Barra ibnu Azib mengatakan bahwa ayat ini diturunkan ketika kami (para sahabat) berada dalam ketakutan yang sangat. Ayat ini semakna dengan firman-Nya yang mengatakan:
Dan ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit lagi tertindas di muka bumi (Al Anfaal:26)
sampai dengan firman-Nya:
agar kalian bersyukur. (Al Anfaal:26)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa. (An Nuur:55), hingga akhir ayat.
Sama seperti apa yang difirmankan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengenai perkataan Musa kepada kaumnya:
Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kalian dan menjadikan kalian khalifah di bumi-(Nya). (Al A’raf:129), hingga akhir Ayat.
Dan firman-Nya:
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir). (Al Qashash:5), hingga akhir ayat berikutnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka. (An Nuur:55), hingga akhir ayat.
Sama pula dengan sabda Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada Addi ibnu Hatim ketika menjadi utusan kaumnya menghadap kepada beliau,
“Tahukah kamu Hirah?” Addi ibnu Hatim menjawab, “Belum, tetapi saya pernah mendengarnya.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sungguh Allah benar-benar akan menyempurnakan urusan (Islam) ini hingga wanita pengendara unta berangkat dari Hirah, lalu melakukan tawaf di Baitullah tanpa ada seorang lelaki pun yang menemaninya (keadaannya aman sekali). Dan sungguh Allah akan membuka perbendaharaan Kisra ibnu Hurmuz. Aku bertanya, “Benarkah dia adalah Kisra ibnu Hurmuz?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Ya, Kisra ibnu Hurmuz. Dan sungguh harta benda akan dibelanjakan tanpa ada seorang pun yang mau menerimanya (karena semuanya sudah berkecukupan).
Addi ibnu Hatim mengatakan, “Wanita pengendara unta ini berangkat dari Hirah, lalu melakukan tawaf di Baitullah tanpa ada seorang laki-lakipun yang mengawalnya, dan sesungguhnya aku termasuk orang yang menaklukkan perbendaharaan Kisra ibnu Hurmuz. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sungguh akan ada peristiwa yang ketiga, karena Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah mengatakannya.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Salamah, dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka’b yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Umat ini akan mendapat berita gembira memperoleh ketenaran, kedudukan yang tinggi, agama, kemenangan, dan kekuasaan yang mapan di muka bumi. Maka barang siapa di antara mereka yang mengerjakan amal akhirat untuk dunia(nya), maka tiada bagian baginya kelak di akhirat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. (An Nuur:55 )
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Anas, bahwa Mu’az ibnu Jabal pernah menceritakan kepadanya, “Ketika kami sedang membonceng Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di atas keledainya, tanpa ada jarak antara aku dan dia selain bagian belakang pelananya. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, ‘Hai Mu’az!’ Aku menjawab, ‘Labbaika, ya Rasulullah, kupenuhi seruanmu dengan penuh kebahagian.’Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melanjutkan perjalanannya sesaat, lalu bersabda, ‘Hai Mu’az!’ Aku menjawab,? ‘Labbaika, ya Rasulullah, kupenuhi semanmu dengan penuh kebahagian.’ Beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melanjutkan perjalanannya sesaat, lalu bersabda lagi, ‘Hai Mu’az!’ Aku menjawab, ‘Labbaika, ya Rasulullah, kupenuhi seruanmu dengan penuh kebahagian.’ Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: ‘Tahukah kamu, apakah hak Allah atas hamba-hamba-(Nya.)? ‘ Aku menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.? Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, ‘Hak Allah atas hamba-hamba-Nya ialah hendaknya mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Nya.’ Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berjalan sesaat dan bersabda, ‘Hai Mu’az!’ Aku menjawab, Labbaika, ya Rasulullah, kupenuhi panggilanmu dengan penuh kebahagiaan.’ Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: ‘Tahukah kamu, apakah hak hamba-hamba Allah atas Allah bila mereka mengerjakan hal tersebut?’ Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. ‘ Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, ‘Sesungguhnya hak hamba-hamba atas Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ialah Dia tidak mengazab mereka’.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahihnya masing-masing melalui hadis Qatadah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (An Nuur:55)
Yakni barang siapa yang keluar dari ketaatan terhadap-Ku sesudah itu, maka sesungguhnya dia telah keluar dari perintah Tuhannya, dan itu sudah cukup merupakan dosa yang besar baginya.
Para sahabat radiyallahu anhum adalah orang yang paling menegakkan perintah-perintah Allah dan paling taat kepada-Nya sesudah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka pertolongan Allah kepada mereka sesuai dengan keikhlasan mereka. Mereka berhasil memenangkan kalimah Allah di belahan timur dan barat, dan Allah mendukung mereka dengan dukungan yang besar serta menjadikan mereka berkuasa atas semua hamba Allah dan semua negeri. Akan tetapi, setelah kaum muslim sesudah generasi mereka melalaikan sebagian dari perintah-perintah Allah, maka kemenangan mereka berkurang sesuai dengan keikhlasan mereka.
Akan tetapi, telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain melalui berbagai jalur dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Masih tetap akan ada segolongan umatku yang memperjuangkan perkara hak, tiada membahayakan mereka orang-orang yang menghina mereka dan tiada pula orang-orang yang menentang mereka sampai hari kiamat.
Menurut riwayat yang lain disebutkan:
sampai datang perintah Allah (hari kiamat), sedangkan mereka tetap dalam keadaan seperti itu (memperjuangkan perkara hak).
Di dalam riwayat lainnya disebutkan:
sampai mereka memerangi Dajjal.
Di dalam riwayat lainnya lagi disebutkan:
sampai Isa putra Maryam turun, sedangkan mereka masih tetap berjuang.
Semua riwayat ini berpredikat sahih, tiada pertentangan di antaranya.
Ini termasuk janjiNya yang benar, yang telah dapat disaksikan penafsiran dan kenyataannya, bahwasanya Dia telah menjanjikan orang yang menegakkan iman dan amal shalih dari umat ini, untuk menjadikan mereka penguasa di muka bumi. Me-reka akan menjadi para pemimpin di bumi, yang memegang kendali pengaturannya. Sesungguhnya Allah (juga) akan memantapkan لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ “bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka,” yaitu agama Islam yang mengungguli seluruh agama. Allah meridhainya untuk umat ini karena keutamaan umat ini, kemuliaan dan curahan kenikmatan bagi mereka, dalam wujud, mereka sanggup menegakkan agama Islam, syariatNya yang zahir atau yang batin, dalam diri-diri mereka dan orang lain. Pasalnya, orang-orang selain mereka, seperti para pemeluk agama-agama dan orang-orang kafir akan terkalahkan dan menjadi hina.
Allah akan menggantikan (keadaan) mereka مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ “setelah ketakutan mereka.” (Dahulu) salah seorang dari mereka tidak dapat menampakkan agamanya, tiada lain disebabkan gencarnya gangguan dari banyak orang kafir dan keberadaan jamaah kaum Muslimin yang berjumlah sedikit sekali bila dibandingkan jumlah mereka. Penduduk bumi telah sepakat memerangi kaum Muslimin. Mereka telah berbuat melampaui batas dengan berbagai macam kezhaliman. Allah menjanjikan kaum Mukminin peristiwa-peris-tiwa di atas ketika ayat ini turun. Padahal umat Islam belum me-nyaksikan pengendalian kekuasaan di bumi dan pendudukan posisi di sana, serta kesanggupan untuk menegakkan agama Islam dan stabilitas keamanan yang sempurna, lantaran mereka menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apa pun tanpa merasa takut kepada seorang pun kecuali hanya kepada Allah saja.
Generasi awal umat ini melaksanakan keimanan dan amal shalih yang mengungguli umat lain, maka Allah meneguhkan me-reka (untuk menguasai) negeri-negeri dan umat manusia. Penjuru timur dan barat bumi telah ditaklukkan, sehingga diperoleh sta-bilitas keamanan yang sempurna dan pendudukan yang kuat. Ini termasuk ayat-ayat Allah yang menakjubkan dan menawan. Per-kara ini akan terus berlaku sampai Hari Kiamat. Selama mereka menegakkan iman dan amal shalih, pasti janji Allah kepada me-reka akan terwujud. Orang-orang kafir dan munafik hanya mampu menguasai (kaum Muslimin) dan dimenangkan pada sebagian waktu lantaran kesalahan yang dilakukan kaum Muslimin terhadap keimanan dan amal shalih.
{وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ} “Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,” yaitu kedudukan dan kekuasaan yang sempurna bagi kalian, wahai kaum Muslimin. {فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} “Maka mereka itulah orang-orang yang fasik,” orang-orang yang keluar dari ketaatan ke-pada Allah dan mengalami kerusakan (jiwa dan hati), mereka tidak pantas dengan kebaikan serta tidak ada kemampuan menerima perbaikan. Karena, seseorang yang meninggalkan keimanannya ketika dalam keadaan perkasa dan kuat serta tidak adanya sebab yang menghalanginya untuk beriman, ini menunjukkan kerusakan niat dan kejelekan jiwanya. Pasalnya, tidak ada faktor yang men-dorong untuk meninggalkan agama ini kecuali perkara-perkara tersebut.
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah telah mendudukkan orang-orang sebelum kita dan menjadikan mereka pimpinan di bumi ini, sebagaimana yang dikatakan Musa kepada kaumnya,
{وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الأرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ}
“Dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), maka Dia akan me-lihat bagaimana perbuatanmu.” (Al-A’raf: 129).
Dan Firman Allah,
{وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الأرْضِ}
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu [dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)], dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi.” (Al-Qashash: 5-6).
Allah menjanjikan hidayah bagi mereka yang taat kepada-Nya dan rasul-Nya. Melalui ayat ini Allah menegaskan janji lainnya bagi yang beriman dan beramal salih. Allah telah menjanjikan secara pasti kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang membuktikan ke-imanannya dengan mengerjakan kebajikan, yaitu semua aktivitas yang bermanfaat sesuai tuntunan agama, bahwa dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi seperti kuasa raja atas kerajaannya, seba-gaimana dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah dia ridai. Dan dia benar-benar mengubah keadaan mereka setelah berada dalam ketakutan yang mencekam menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-ku dengan tidak mempersekutukan-ku dengan sesuatu apa pun, baik secara nyata atau tersembunyi. Tetapi, barang siapa tetap kafir setelah janji yang pasti itu maka mereka itulah orang-orang yang fasik dan keluar dari koridor agama. Melalui ayat ini Allah menetapkan dua syarat bagi orang-orang yang ingin memperoleh kekuasaan dan rasa aman, yaitu beriman dengan benar dan berbuat kebajikan. Bila kedua syarat itu terpenuhi dalam suatu masyarakat, pasti janji Allah itu akan menjadi nyata. 56. Melanjutkan perintah Allah kepada orang-orang mukmin untuk menaati Allah dan rasul-Nya, Allah berfirman, ‘dan laksanakanlah salat dengan khusyuk, berkesinambungan, dan memenuhi semua rukun, syarat, dan sunnahnya; tunaikanlah zakat secara sempurna sesuai tuntunan agama, dan taatlah kepada rasul agar kamu diberi rahmat.
An-Nur Ayat 55 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nur Ayat 55, Makna An-Nur Ayat 55, Terjemahan Tafsir An-Nur Ayat 55, An-Nur Ayat 55 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nur Ayat 55
Tafsir Surat An-Nur Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)