{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 18.
قَالُوا سُبْحَانَكَ مَا كَانَ يَنْبَغِي لَنَا أَنْ نَتَّخِذَ مِنْ دُونِكَ مِنْ أَوْلِيَاءَ وَلَـٰكِنْ مَتَّعْتَهُمْ وَآبَاءَهُمْ حَتَّىٰ نَسُوا الذِّكْرَ وَكَانُوا قَوْمًا بُورًا ﴿١٨﴾
qālụ sub-ḥānaka mā kāna yambagī lanā an nattakhiża min dụnika min auliyā`a wa lākim matta’tahum wa ābā`ahum ḥattā nasuż-żikr, wa kānụ qaumam bụrā
QS. Al-Furqan [25] : 18
Mereka (yang disembah itu) menjawab, “Mahasuci Engkau, tidaklah pantas bagi kami mengambil pelindung selain Engkau, tetapi Engkau telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup, sehingga mereka melupakan peringatan; dan mereka kaum yang binasa.”
Para sesembahan selain Allah tersebut kemudian menjawab: Mahasuci Engkau wahai Rabb kami, dari perbuatan apa yang mereka lakukan. Tidaklah patut bagi kami mengangkat selain Engkau para wali yang kami berikan loyalitas kami kepada mereka. Namun Engkau telah memberikan kesenangan kepada orang-orang musyrik tersebut dan nenek moyang mereka dengan harta dan kesehatan saat di dunia, hingga mereka melupakan diri-Mu dan menyekutukan-Mu. Mereka adalah kaum yang akan hancur dan dikuasai oleh kecelakaan dan kehinaan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menceritakan apa yang dikatakan oleh berhala-berhala yang disembah itu kelak di hari kiamat.
Mereka (yang disembah itu) menjawab, “Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagi kami mengambil selain Engkau (untuk jadi) pelindung. (Al Furqaan:18)
tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup. (Al Furqaan:18)
Yaitu mereka diberi usia panjang sehingga mereka melupakan az-zikr. Yang dimaksud dengan az-zikr ialah wahyu yang telah diturunkan oleh Allah kepada mereka melalui lisan para rasul-Nya, yang isinya menyeru untuk menyembah Allah, mengesakan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya.
dan mereka adalah kaum yang binasa. (Al Furqaan:18)
Ibnu Abbas mengatakan, makna bura ialah binasa.
Al-Hasan Al-Basri dan Malik mengatakan dari Az-Zuhri, bahwa makna bura ialah tiada kebaikan pada mereka.
{قَالُوا سُبْحَانَكَ} “Mereka (yang disembah itu) menjawab, ‘Ma-hasuci Engkau’.” Mereka menyucikan Allah dari kesyirikan kaum musyrikin dan menyatakan kebebasan diri mereka dari semua itu. {مَا كَانَ يَنْبَغِي لَنَا} “Tidaklah patut bagi kami” maksudnya tidak layak bagi kami dan tidak baik bagi kami menjadikan selain Engkau sebagai pelindung yang mana kami menyembah, beribadah dan berdoa kepada mereka. Lalu apabila kami sangat membutuhkan untuk beribadah kepadaMu dan berlepas diri dari peribadahan kepada selainMu, maka bagaimana mungkin kami akan menyuruh sese-orang agar menyembah kami? Ini tidak mungkin! Atau: Mahasuci Engkau, {أَنْ نَتَّخِذَ مِنْ دُونِكَ مِنْ أَوْلِيَاءَ} “kalau kami menjadikan selain Engkau sebagai pelindung.” Ini sama dengan perkataan al-Masih Isa putra Maryam ‘alaihissalam,
{وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ}
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, ‘Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah.’ Isa menjawab, ‘Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu, ‘Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu’.” (Al-Ma`idah: 116-117).
Dan Allah جَلَّ جَلالُهُberfirman,
{وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلْمَلائِكَةِ أَهَؤُلاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ}
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat, ‘Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?’ Malaikat-malaikat itu menjawab, ‘Mahasuci Engkau. Engkau-lah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu’.” (Saba`: 40-41).
{وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ}
“Dan apabila manusia dikumpulkan (pada Hari Kiamat) niscaya sembahan-sembahan mereka itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.” (Al-Ahqaf: 6).
Setelah mereka menyatakan kebebasan diri mereka dari ajakan untuk beribadah kepada selain Allah, atau dari keberadaan mereka sebagai makhluk yang menyesatkan mereka, maka mereka menyebutkan sebab yang mengakibatkan kesesatan kaum musy-rikin, seraya berkata, {وَلَكِنْ مَتَّعْتَهُمْ وَآبَاءَهُمْ} “Akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup,” di dalam kelezatan dunia dan syahwat dan berbagai tuntutannya yang bersifat biologis, {حَتَّى نَسُوا الذِّكْرَ} “sampai mereka lupa kepada dzikir,” karena sibuk dengan kelezatan dunia dan tenggelam dalam gemer-lapnya, sehingga mereka hanya menjaga harta benda mereka dan menyia-nyiakan agama mereka, {وَكَانُوا قَوْمًا بُورًا} “dan mereka adalah kaum yang binasa,” yakni orang-orang yang busuk, tidak ada ke-baikannya, tidak bisa menjadi shalih dan tidak cocok kecuali untuk dibinasakan dan dihancurkan.
Jadi, mereka menjelaskan penghalang yang telah menghala-ngi mereka untuk mengikuti kebenaran, yaitu berfoya-foya dalam kehidupan dunia, yang telah memalingkan mereka dari petunjuk dan dari segala jalan menuju petunjuk, dan bahwasanya mereka sama sekali tidak memiliki kebaikan. Lalu ketika penunjuk kebe-naran telah hilang dan penghalangnya muncul, maka tidak ada suatu keburukan dan kebinasaan yang kamu kehendaki melainkan pasti kamu temukan ada pada mereka.
Mereka, yakni sesembahan itu, menjawab dengan bahasa masing-masing, ‘mahasuci engkau dari segala kekurangan dan sifat buruk. Tidaklah pantas bagi kami mengambil pelindung selain engkau. Maka, mustahil bagi kami memaksa mereka menyembah kami, tetapi mereka sen-dirilah yang sesat dan tidak tahu berterima kasih. Engkau telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup, namun mereka lena karenanya sehingga mereka melupakan peringatan dari-Mu; dan mereka adalah kaum yang benar-benar binasa dan pantas mendapat siksa. ’19. Allah menegaskan kepada kaum musyrik yang berdalih bahwa ke-sesatan mereka disebabkan oleh ajakan dan tipu daya sesembahan me-reka, maka sungguh kamu telah berbohong! tuhan-tuhan yang kamu sembah itu telah mengingkari apa yang kamu katakan, maka kamu tidak akan dapat menolak azab akibat perbuatan kamu sendiri, dan tidak dapat pula menolong dirimu. Dan barang siapa di antara kamu berbuat zalim, utamanya syirik, niscaya kami timpakan kepadanya rasa azab yang besar.
Al-Furqan Ayat 18 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 18, Makna Al-Furqan Ayat 18, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 18, Al-Furqan Ayat 18 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 18
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)