{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 23.
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا ﴿٢٣﴾
wa qadimnā ilā mā ‘amilụ min ‘amalin fa ja’alnāhu habā`am manṡụrā
QS. Al-Furqan [25] : 23
Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.
Dan Kami tampakkan segala amal perbuatan yang telah mereka kerjakan, yang nampaknya sebuah kebaikan, lalu Kami jadikan amal perbuatan tersebut batil dan lenyap tidak bermanfaat bagi mereka, seperti debu yang berterbangan, yakni seperti debu kecil yang terlihat di bawah sinar matahari, hal itu karena amal perbuatan tidak akan bermanfaat di akhirat kecuali bila terkumpul dalam diri pelakunya; iman kepada Allah, ikhlas karena Allah dan mengikuti Rasul-Nya Muhammad
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan (Al Furqaan:23).
Ini terjadi pada hari kiamat di saat Allah menghisab amal perbuatan yang telah dilakukan oleh semua hamba, amal yang baik dan amal yang buruk. Maka Allah memberitahukan bahwa orang-orang musyrik itu tidak akan memperoleh sesuatu imbalan pun dari amal-amal perbuatan yang telah mereka lakukan, padahal mereka menduga bahwa amal perbuatannya itu dapat menyelamatkan diri mereka. Demikian itu karena amal perbuatannya tidak memenuhi syarat yang diakui oleh syariat, yaitu ikhlas dalam beramal karena Allah atau mengikuti syariat Allah. Setiap amal perbuatan yang dilakukan tidak secara ikhlas dan tidak sesuai dengan tuntunan syariat yang diridai adalah batil. Amal perbuatan orang-orang kafir itu tidak memenuhi salah satu dari kedua syarat tersebut, dan adakalanya kedua syarat tersebut tidak terpenuhi sehingga lebih jauh dari diterima. Untuk itu.Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kamijadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Al Furqaan:23)
Mujahid dan As’-Sauri mengatakan bahwa makna qadimna ialah Kami hadapi. Hal yang sama dikatakan oleh As-Saddi, sedangkan sebagian lain ada yang mengatakannya ‘Kami datangi’.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Al Furqaan:23)
Sufyan As-Sauri mengatakan dari Abu Ishaq, dari Al-Haris, dari Ali r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: debu yang beterbangan. (Al Furqaan:23) Yaitu sinar matahari apabila memasuki sebuah lubang dinding.
Hal yang sama diriwayatkan dari perawi lainnya yang bukan hanya seorang, dari Ali r.a. Hal yang semisal diriwayatkan-pula dari Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Sa’id Ibnu Jubair, As-Saddi, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya.
Hal yang sama dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri, yaitu sinar matahari yang memasuki lubang dinding rumah seseorang di antara kalian, seandainya dia meraupkan tangannya pada sinar itu, ia tidak dapat menangkapnya.
Ali ibnu AbuTalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: debu yang beterbangan. (Al Furqaan:23) Yang dimaksud ialah air yang ditumpahkan.
Abul Ahwas meriwayatkan dari Abu Ishaq. dari Al-Haris, dari Ali, “haba ‘amansuran” bahwa makna al-haba ialah laratnya hewan. Hal yang semisal diriwayatkan pula oleh Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak, juga dikatakan oleh Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: debu yang beterbangan. (Al Furqaan:23) Tidakkah engkau melihat pohon yang kering bila tertiup angin? Makna yang dimaksud adalah seperti dedaunannya yang berguguran itu.
Abdullah Ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Asim ibnu Hakim, dari Abu Sari’ At-Ta-i,dari Ubaid ibnu Ya’la yang mengatakan bahwa sesungguhnya al-haba itu adalah debu yang diterbangkan oleh angin.
Kesimpulan dari semua pendapat di atas mengisyaratkan kepada makna yang dikandung oleh ayat. Demikian itu karena mereka telah melakukan banyak amal perbuatan yang menurut dugaan mereka benar. Tetapi ketika ditampilkan di hadapan Raja, Hakim Yang Mahaadil, yang tidak pernah kelewat batas dan tidak pernah menganiaya seseorang (Dialah Allah), ternyata kosong belaka, tiada artinya sama sekali. Kemudian hal itu diumpamakan dengan sesuatu yang tiada artinya lagi berserakan, yang oleh pemiliknya tidak ada artinya sama sekali. Hal yang sama telah diungkapkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras. (Ibrahim:18), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan. (Al Baqarah: 264)
Juga firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang- orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. (An Nuur:39)
Tafsir mengenainya telah disebutkan di dalam tafsir surat An-Nur.
Tafsir Ayat:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan.” Maksudnya, (kami bersengaja kepada) amal perbuatan mereka yang mereka harapkan menjadi kebaikan dan mereka telah bersusah payah mengerjakannya, فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا “lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan” maksudnya, batal lagi sirna. Mereka telah merugi dan tidak mendapatkan pahalanya (bahkan) mereka disiksa karenanya. Hal yang demikian itu karena amal tersebut tidak ada nilai imannya dan karena bersumber dari seorang yang mendustakan Allah dan para rasulNya. Sebab, amal kebaikan yang diterima Allah adalah yang bersumber dari seorang Mukmin nan tulus lagi membenarkan para rasul dan mengikuti mereka.
Kemudian Allah menjelaskan tentang nasib dari amal kebajikan yang telah diperbuat oleh orang kafir di akhirat nanti. Dan kami akan perlihatkan segala amal kebajikan yang mereka kerjakan, seperti membantu orang miskin dan amal sosial lainnya. Lalu kami akan jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan. Sebab, perbuatan baik tidak akan diterima Allah jika pelakunya kafir. Hasil dari kebajikan itu hanya bermanfaat di dunia saja seperti mendapat pujian dan penghargaan dari masyarakat. 24. Sementara itu, penghuni-penghuni surga, yaitu orang yang ketika di dunia beriman kepada Allah dan beramal salih, pada hari itu yaitu pada hari kiamat, merekalah yang paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya, yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Mereka berada di surga yang sangat indah, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai dan berbagai hidangan yang beraneka macam rasanya. Mereka mendapatkan kebahagiaan abadi. Dan pada puncaknya, adalah mereka memandang wajah Allah dengan penuh ketakjuban, tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang.
Al-Furqan Ayat 23 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 23, Makna Al-Furqan Ayat 23, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 23, Al-Furqan Ayat 23 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 23
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)