{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 25.
وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلَائِكَةُ تَنْزِيلًا ﴿٢٥﴾
wa yauma tasyaqqaqus-samā`u bil-gamāmi wa nuzzilal-malā`ikatu tanzīlā
QS. Al-Furqan [25] : 25
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bergelombang.
Wahai Rasul, ingatlah pada hari ketika langit pecah kemudian melalui celahnya Nampak kabut putih yang tipis. Dan Allah menurunkan para malaikat langit lalu mengelilingi para makhluk yang sedang berada di padang mahsyar. Allah kemudian datang sesuai dengan keagungan-Nya untuk memutuskan hukum di antara para hamba-Nya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang kedahsyatan hari kiamat dan semua peristiwa besar yang terjadi padanya. Antara lain ialah terbelahnya langit, lalu mengeluarkan kabut putih, yaitu naungan yang berupa cahaya yang amat besar lagi menyilaukan mata. Pada hari itu malaikat-malaikat turun dari langit, lalu mengelilingi semua makhluk di padang mahsyar. Kemudian datanglah Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi untuk memutuskan peradilan.
Mujahid mengatakan bahwa hal ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan. (Al Baqarah:210), hingga akhir ayat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Ammar ibnul Haris, telah menceritakan kepada kami Muammal, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu Mahran, dari Ibnu Abbas, bahwa ia membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dan (ingatlah) hari (ketika itu) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkan malaikat bergelombang-gelombang. (Al Furqaan:25) Kemudian Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah menghimpun makhluk pada hari kiamat di suatu padang yang amat luas, jin, manusia, binatang ternak, binatang pemangsa, burung-burung, dan semua makhluk lainnya. Lalu terbelahlah langit yang paling bawah dan para penghuninya turun, mereka berjumlah jauh lebih banyak daripada jin, manusia, dan semua makhluk lainnya. Lalu para penghuni langit itu mengelilingi jin, manusia, dan semua makhluk. Kemudian terbelah pula langit yang kedua. Para penghuninya turun, lalu mengelilingi para malaikat yang telah turun sebelum mereka, jin, manusia, dan makhluk lainnya, mereka mempunyai bilangan yang jauh lebih banyak daripada para penghuni langit terbawah dan semua makhluk yang telah ada. Lalu terbelah pulalah langit yang ketiga, dan turunlah para penghuninya yang jumlah mereka jauh lebih banyak daripada penduduk langit yang terbawah, penduduk langit yang kedua, dan semua makhluk. Kemudian mereka mengelilingi para malaikat yang telah turun sebelumnya, juga jin, manusia, dan semua makhluk. Demikianlah seterusnya, penduduk setiap langit turun dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada sebelumnya berkali lipat, hingga terbelahlah langit yang ketujuh. Penduduk langit yang ketujuh turun dalam jumlah jauh lebih banyak daripada penduduk langit sebelumnya, dan lebih banyak daripada jin, manusia, dan semua makhluk. Lalu mereka mengelilingi para malaikat yang telah turun sebelum mereka dari kalangan penduduk langit, juga jin, manusia serta semua makhluk lainnya. Lalu turunlah Tuhan kita Yang Mahaagung lagi Mahamulia dalam naungan awan putih, sedangkan di sekitar-Nya terdapat malaikat-malaikat karubiyyin. Jumlah malaikat karubiyyin jauh lebih banyak daripada semua penduduk langit yang tujuh lapis, juga jin, manusia, dan semua makhluk. Mereka mempunyai tanduk seperti mata-mata tombak, mereka tinggal di bawah ‘Arasy, suara mereka gemuruh mengucapkan tasbih, tahlil, dan taqdis kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Jarak antara bagian telapak kaki seseorang dari mereka sampai ke mata kakinya sama dengan jarak perjalanan lima ratus tahun. Tinggi antara mata kaki sampai lututnya sama dengan perjalanan lima ratus tahun. Tinggi antara lutut sampai pangkal pahanya sama dengan perjalanan lima ratus tahun. Tinggi antara pangkal paha sampai tenggorokannya sama dengan jarak perjalanan lima ratus tahun. Dan tinggi antara bagian bawah tenggorokannya sampai ke bagian bawah telinganya sama dengan jarak perjalanan lima ratus tahun. Sedangkan tinggi selebihnya (sampai ke kepalanya) sama dengan jarak perjalanan lima ratus tahun. Neraka Jahanam adalah penggaruknya.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim lengkap dengan lafaznya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepadaku Al-Hajjaj, dari Mubarak ibnu Fudalah, dari Ali ibnu Zaid ibnu Jad’an, dari Yusuf ibnu Mahran, ia pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan bahwa sesungguhnya langit ini apabila terbelah akan turun darinya para malaikat yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada manusia dan jin. Peristiwa ini akan terjadi di hari pertemuan, yaitu di hari bertemunya penduduk langit dan penduduk bumi. Maka di awal kedatangan mereka penduduk bumi mengatakan, “Tuhan kita telah datang.” Lalu para malaikat berkata, “Belum datang, tetapi akan datang.” Kemudian terbelahlah langit yang kedua. Setelah itu terbelah pula langit lainnya, langit demi langit, dan turunlah para malaikat yang menghuninya dalam jumlah jauh lebih banyak daripada sebelumnya, sampai langit yang ketujuh. Maka turunlah dari langit yang ketujuh para malaikat yang jumlah mereka jauh lebih banyak daripada semua malaikat yang turun sebelumnya dan jin serta manusia. Maka turunlah malaikat karubiyyin, lalu turunlah Tuhan kita dengan diusung oleh delapan malaikat penyangga’ Arasy. Ketinggian antara mata kaki setiap malaikat sampai dengan lututnya sama dengan jarak perjalanan tujuh puluh tahun, dan ketinggian antara pahanya sampai ke pundaknya sama dengan jarak perjalanan tujuh puluh tahun. Setiap malaikat dari semua malaikat itu tidak memandang wajah temannya karena masing-masing malaikat meletakkan kepalanya di antara kedua susunya (yakni menundukkan kepalanya) seraya mengucapkan, “Subhanal Malikil Quddus” (Mahasuci Tuhan, Raja Yang Mahasuci). Pada kepala mereka terdapat sesuatu yang mencuat seakan-akan seperti mata tombak, sedangkan ‘Arasy berada di atasnya. Hanya sampai di sini kisah hadis.
Pada garis besarnya hadis ini bersumber dari Ali ibnu Zaid ibnu Jad’an, di dalam sebagian besar konteksnya terdapat ke-daif-an, juga mengandung kemungkaran yang berat.
Di dalam hadis yang menceritakan tentang As-Sur (sangkakala) telah disebutkan kisah yang mendekati kisah ini, hadisnya cukup terkenal. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Maka pada hari itu terjadilah kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. ( Al-Haqqah: 15-17)
Syahr ibnu Hausyab mengatakan bahwa para malaikat penyangga ‘Arasy ada delapan. Empat malaikat di antara mereka mengatakan, “Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, bagi-Mu segala puji atas sifat Penyantun-Mu padahal Engkau mengetahui.” Sedangkan yang empat lainnya mengucapkan, “Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, bagi-Mu segala puji atas maaf-Mu, padahal Engkau ber-kuasa.” Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.
Abu Bakar ibnu Abdullah mengatakan, “Apabila penduduk bumi melihat ‘Arasy turun kepada mereka dari atas, maka semua pandangan mata terbelalak memandang ke arahnya, semua persendian tulang mereka bergetar, dan kalbu mereka copot dari tempatnya di dada mereka menuju ke tenggorokan mereka.”
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepada kami Al-Mu’tamir ibnu Sulaiman, dari Abdul Jalil, dari Abu Hazim,dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى saat turun terdapat seribu hijab antara Dia dan Makhluk-Nya, sebagian dari hijab itu terdiri atas nur (cahaya) dan kegelapan. Maka air yang ada dalam kegelapan itu mengeluarkan suara yang membuat hati menjadi copot. Kisah ini mauquf hanya sampai pada Abdullah ibnu Amr, bersumber dari ucapannya, barangkali dia menyimpulkannya dari takwil surat Az-Zamilatain, (Al-Muddas’s’ir dan Al-Muzzammil). Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan tentang kedahsyatan, kesengsaraan dan kesulitan pada Hari Kiamat serta hal-hal yang menakutkan hati, seraya berfirman, وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاءُ بِالْغَمَامِ “Dan hari ketika langit pecah belah mengeluarkan kabut.” Dan kabut itu adalah kabut yang di dalamnya Allah turun; Dia turun dari atas langit, hingga langit terbelah dan pecah karenanya, dan turun pula [malaikat-malaikat] pada tiap-tiap langit, kemudian mereka berdiri dengan berbaris, baik satu baris yang mengelilingi semua makhluk (manusia), atau setiap satu langit mereka membentuk satu baris, lalu langit berikutnya satu baris. Dan demikianlah maksudnya, yaitu bahwa para malaikat dengan sebegitu banyak dan kuatnya turun seraya meliputi manusia, mereka tunduk kepada perintah Rabbnya, tidak seorang pun dari mereka yang berbicara kecuali dengan izin dari Allah. Lalu bagaimana menurutmu dengan seorang manusia yang sangat lemah, terutama yang telah melawan Allah Sang Pemilik dengan berbagai dosa besar dan telah lancang melakukan hal-hal yang mengundang murkaNya, lalu dia datang menghadapNya dengan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan dan belum sempat bertaubat?
Kemudian Sang Maha Raja lagi Pencipta memberikan keputusan untuknya dengan keputusan yang di situ Dia tidak berbuat curang dan tidak pula zhalim sebesar biji sawi pun. Oleh karenanya, Dia berfirman, وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكَافِرِينَ عَسِيرًا “Dan hari itu adalah hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang yang kafir,” karena kesulitannya yang sangat dan susahnya segala urusan baginya. Berbeda halnya dengan orang Mukmin, karena hari itu mudah baginya dan ringan ditanggung,
يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا
“(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada Yang Maha Pemurah sebagai utusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke Neraka Jahanam dalam keadaan dahaga.” (QS. Maryam: 85-86).
Dan FirmanNya, الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ “Dan kekuasaan pada hari itu,” yakni pada Hari Kiamat, الْحَقُّ لِلرَّحْمَنِ “yang haجَلَّ جَلالُهُ adalah milik Yang Maha Pemurah,” tidak ada kekuasaan bagi seorang manusia pun saat itu, dan tidak pula gambaran kekuasaan, sebagaimana adanya dahulu di dunia. Bahkan para raja dan rakyatnya, orang-orang yang merdeka dan budak-budak, orang-orang yang terhormat dan lain-lain pada hari itu menjadi sama.
Di antara hal yang melegakan hati dan menentramkan jiwa serta melapangkan dada adalah bahwa Dia menyandarkan “kekuasaan” saat Hari Kiamat itu kepada namaNya “ar-rahman” yang rahmatNya meliputi segala sesuatu, mencakup segala yang hidup, memenuhi alam semesta, dan dengannya dunia dan akhirat menjadi makmur, dan dengannya pula segala yang kurang menjadi sempurna, dan setiap kekurangan menjadi habis; dan nama-nama yang menunjukkan kepadanya mengalahkan nama-nama yang menunjukkan kepada kemurkaan, dan rahmatNya mendahului dan mengalahkan murkaNya. Maka milikNya-lah keunggulan dan kemenangan. Dan Dia telah menciptakan manusia nan rapuh ini, lalu memuliakan dan menghormatinya untuk menyempurnakan nikmatNya terhadap manusia dan untuk meliputinya dengan rahmatNya. Mereka hadir dalam kondisi terhina, tunduk, dan tenang di hadapanNya. Mereka menunggu apa yang akan diputuskan dan apa yang akan dilakukan terhadap mereka. Sementara Dia lebih sayang kepada mereka daripada diri mereka sendiri dan kedua orang tua mereka. Lalu bagaimana menurutmu dengan perlakuanNya terhadap mereka? Tidak binasa di hadapan Allah selain orang yang binasa, dan tidak akan keluar dari rahmatNya kecuali orang yang telah dikuasai oleh kesengsaraan dan ketetapan azab sudah ditetapkan atasnya.
Pada ayat ini, Allah mengingatkan kepada nabi Muhammad akan kedahsyatan hari kiamat, dan ingatlah wahai nabi Muhammad pada saat datangnya hari kiamat, yaitu ketika langit pecah dan benda-benda langit pun saling bertabrakan dengan sangat dahsyatnya, sehingga mengeluarkan kabut putih semuanya menjadi debu yang beterbangan dan akhirnya menghilang. Dan ketika itu para malaikat pun diturunkan secara bergelombang dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka membawa catatan amal setiap manusia. Merekalah yang menjadi saksi atas semua tindakan manusia di dunia. 26. Pada saat itu semua kekuasaan yang mutlak hanya berada di tangan Allah. Kerajaan yang hak pada hari itu adalah hanya milik tuhan yang maha pengasih. Kekuasaan itu kini berada dalam genggaman-Nya. Dialah yang menentukan nasib setiap manusia dengan seadil-adilnya, karena dialah yang maha rahman. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir. Tidak lagi bermanfaat atas mereka harta benda, anak-anak dan lainnya. Mereka akan menghadapi satu pengadilan yang sebenar-benarnya. Mereka tidak lagi didampingi oleh penolong, pelindung, sebagaimana ketika di dunia.
Al-Furqan Ayat 25 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 25, Makna Al-Furqan Ayat 25, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 25, Al-Furqan Ayat 25 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 25
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)