{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 26.
الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ لِلرَّحْمَـٰنِ ۚ وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكَافِرِينَ عَسِيرًا ﴿٢٦﴾
al-mulku yauma`iżinil-ḥaqqu lir-raḥmān, wa kāna yauman ‘alal-kāfirīna ‘asīrā
QS. Al-Furqan [25] : 26
Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir.
Pada hari itu kerajaan yang haq hanyalah milik Dzat yang Maha Pemurah saja tidak yang lainnya. Hari itu adalah hari yang penuh dengan kesukaran dan kesulitan bagi orang-orang kafir. Karena mereka akan menerima balasan dan azab yang sangat pedih.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. (Al Furqaan:26), hingga akhir ayat.
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui Firman-Nya:
Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Al-Mu-min: 16)
Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menggulung langit dengan tangan kanan kekuasaan-Nya, dan menggenggam bumi dengan tangan kekuasaan lainnya, kemudian berfirmanlah Dia:
Akulah Raja, Akulah Yang Maha Membalas, di manakah raja-raja bumi, di manakah orang-orang yang kelewat batas, di manakah orang-orang yang takabur?
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan adalah (hari itu) satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir. (Al Furqaan:26)
Yakni sangat sulit, sebab hari itu adalah hari keadilan dan hari peradilan serta diputuskan-Nya semua perkara. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. (Al-Muddassir: 9-10)
Demikianlah keadaan orang-orang kafir pada hari itu. Adapun keadaan orang-orang mukmin disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat). (Al Anbiyaa:103)
Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, telah menceritakan kepada kami Darraj, dari Abul Haisam, dari Abu Sa’id Al-Khudri yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah ditanya mengenai makna firman-Nya: dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (Al Ma’aarij:4) “Wahai Rasulullah, betapa lamanya hari tersebut.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sungguh akan diringankan bagi orang mukmin (lamanya hari tersebut) sehingga terasa lebih cepat baginya dari suatu salat fardu yang dikerjakannya di bumi.
25-26 Allah mengabarkan tentang kedahsyatan, kesengsaraan dan kesulitan pada hari kiamat serta hal-hal yang menakutkan hati, seraya berfirman, ”dan hari ketika langit pecah belah mengeluarkan kabut,” dan kabut itu adalah kabut yang didalamnya Allah turun; Dia turun dari atas langit, hingga langit terbelah dan pecah karenanya, dan turun pula [malaikat-malaikat] pada tiap-tiap langit, kemudian mereka berdiri dengan berbaris, baik satu baris yang mengelilingi semua makhluk (manusia), atau setiap satu langit mereka membentuk satu baris, lalu langit berikutnya satu baris. Dan demikianlah maksudnya, yaitu bahwa para malaikat dengan sebegitu banyak dan kuatnya turun seraya meliputi manusia, mereka tunduk kepada perintah Rabbnya, tidak seorangpun dari mereka yang berbicara kecuali dengan izin dari Allah. Lalu bagaimana menurutmu dengan seorang manusia yang sangat lemah, terutama yang telah melawan Allah Sang Pemilik dengan berbagai dosa besar dan telah lancang melakukan hal-hal yang mengundang murkaNya, lalu dia datang menghadapNya dengan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan dan belum sempat bertaubat?
Kemudian Sang Maha Raja lagi pencipta memberikan keputusan untuknya dengan keputusan yang di situ Dia tidak berbuat curang dan tidak pula zhalim sebesar biji sawi pun. Oleh karenanya, Dia berfirman ”dan hari itu adalah hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang yang kafir,” karena kesulitannya yang sangat dan susahnya segala urusan baginya. Berbeda halnya dengan orang Mukmin, Karena hari itu mudah baginya dan ringan ditanggung.
“(ingatlah) hati (ketika) kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada Yang Maha pemurah sebagai utusan yang terhormat,dan kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke Neraka jahanam dalam keadaan dahaga.” (Maryam:85-86).
Dan FirmanNya, ”dan kekuasaan pada hari itu.” yakni pada hari kiamat, “yang haq adalah milik yang Mahapemurah,” tidak ada kekuasaan bagi seorang manusia pun saat itu, dan tidak pula gambaran kekuasaan, sebagaimana adanya dahulu di dunia. Bahkan para raja dan rakyatnya, orang-orang yang merdeka dan budak-budak, orang-orang yang terhormat dan lain-lain pada hari itu menjadi sama.
Diantara hal yang melegakan hati dan menentramkan jiwa serta melapangkan dada adalah bahwa Dia menyadarkan “kekuasaan,” saat pada hari kiamat itu kepada namaNya,”ar-rahman” yang rahmatNya meliputi segala Sesutu, mencakup segala yang hidup, memenuhi alam semesta, dan dengannya dunia dan akhirat menjadi makmur, dan dengannya pula segala yang kurang menjadi sempurna,dan setiap kekurangan menjadi habis; dan nama-nama yang menunjukan kepadanya mengalahkan nama-nama yang menunjukkan kepada kemurkaan, dan rahmatNya mendahului dan mengalahkan murkaNya. Maka miliknya-lah keunggulan dan kemenangan. Dan Dia telah menciptakan manusia nan rapuh ini, lalu memuliakan dan menghormatinya untuk menyempurnakan nikmatNya terhadap manusia dan untuk meliputinya dengan rahmatNya. Mereka hadir dalam kondisi terhina, tunduk, dan tenang dihadapanNya. Mereka menunggu apa yang akan diputuskan dan apa yang akan dilakukan terhadap mereka. Sementara Dia lebih sayang kepada mereka daripada diri mereka sendiri dan kedua orang tua mereka. Lalu bagaimana menururtmu dengan perlakuanNya terhadap mereka? Tidak binasa di hadapan Allah selain orang yang binasa, dan tidak akan keluar dari rahamatNya kecuali orang yang telah dikuasai oleh kesengsaraan dan ketetapan azab sudah ditetapkan atasnya.
Pada saat itu semua kekuasaan yang mutlak hanya berada di tangan Allah. Kerajaan yang hak pada hari itu adalah hanya milik tuhan yang maha pengasih. Kekuasaan itu kini berada dalam genggaman-Nya. Dialah yang menentukan nasib setiap manusia dengan seadil-adilnya, karena dialah yang maha rahman. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir. Tidak lagi bermanfaat atas mereka harta benda, anak-anak dan lainnya. Mereka akan menghadapi satu pengadilan yang sebenar-benarnya. Mereka tidak lagi didampingi oleh penolong, pelindung, sebagaimana ketika di dunia. 27. Kekecewaan itu tergambarkan dalam sikap fisik dan gumaman mereka. Dan ingatlah pada hari ketika orang-orang zalim kepada diri sendiri, seperti melakukan kemusyrikan dan kekafiran, menggigit dua jarinya, sebagai tanda bahwa mereka menyesali perbuatannya seraya berkata, ‘wahai! sekiranya (dulu) ketika aku masih di dunia aku mengambil jalan bersama rasul, dengan mengimaninya, mengikuti semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya. ” namun penyesalan itu sudah tak bermanfaat lagi. Nasi sudah menjadi bubur.
Al-Furqan Ayat 26 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 26, Makna Al-Furqan Ayat 26, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 26, Al-Furqan Ayat 26 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 26
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)